yang Dipalsukan dan
Tipu Daya Islam Progresif
Oleh T. Omar Moros
Agustus 2009
Di beberapa tahun terakhir, para Islamis dan pembela Islam telah menyebarluaskan kebohongan sebagai usaha menampilkan Islam sebagai agama modern dan progresif (maju) pada orang² yang mudah tertipu. Hal ini dimulai dengan penerjemahan yang salah akan Khotbah Akhir Muhammad oleh Syed F.H. Faizi. Versi terjemahannya –banyak versi terjemahan yang beredar– digunakan sekarang untuk menunjukkan Islam sebagai agama yang universal, damai, dan bukannya --seperti yang dinyatakan para kritikus Islam– agama yang sarat kekerasan, tipu daya, ideologi yang berpusat di Arab, dikuasai oleh para imam dan mullah yang mengontrol umat Muslim dengan tangan besi.
Inilah terjemahan Inggris dari Faizi yang isinya menekankan progressive (kemajuan):
“All mankind is from Adam and Eve, an Arab has no superiority over a non-Arab nor a non-Arab has any superiority over an Arab; also a white has no superiority over a black nor a black has any superiority over white except by piety and good action. Learn that every Muslim is a brother to every Muslim and that the Muslims constitute one brotherhood. Nothing shall be legitimate to a Muslim which belongs to a fellow Muslim unless it was given freely and willingly. Do not, therefore, do injustice to yourselves.“
terjemahan:
“Semua umat manusia berasal dari Adam dan Hawa, seorang Arab tidak punya kekuasaan atas orang non-Arab, begitu pula orang non-Arab tidak punya kekuasaan atas orang Arab; juga orang kulit putih tak punya kekuasaan atas orang kulit hitam, begitu pula orang kulit hitam atas orang kulit putih kecuali dengan belas kasihan dan perbuatan baik. Ketahuilah bahwa setiap Muslim merupakan saudara dari Muslim yang lain dan umat Muslim merupakan satu kesatuan persaudaraan. Tiada sesuatu pun milik Muslim yang halal bagi Muslim lain, kecuali diberikan secara cuma² dan sukarela. Karena itu, jangan bertindak tak adil pada dirimu sendiri.”
Pesan khotbah ini terdengar sangat modern, bukan? Tapi apakah orang² Arab menggunakan istilah kulit hitam dan kulit putih? Apakah orang² Arab itu menyebut diri mereka sendiri sebagai orang Arab? Bukankah kata ‘Arab’ itu pertamakali digunakan oleh para orientalis Barat untuk menjabarkan orang² yang memiliki rumpun bahasa serupa?
Terjemahan Faizi ini dicantumkan di berbagai website² Islam di seluruh Internet. Tidak seperti kebanyakan artikel berbobot dan ilmiah, tiada referensi sumber literatur Islam apapun yang dicantumkan. Sungguh aneh, bukan. Khotbah Akhir Muhammad yang penting ini jika tidak ada di Qur’an, tentunya berasal dari hadis sahih atau Sira Rasul Allâh dari Ibn Ishaq. Jadi mengapa sumber literatur Islamnya tidak dicantumkan di berbagai website Islam tersebut?
Aku akhirnya bisa mendapatkan sumber literatur Islam tersebut. Dari penyelidikan melalui toko² buku internet, aku mengetahui bahwa S.F.H. Faizi ini dulunya adalah orang India yang lalu beralih jadi warga Pakistan. Dia adalah seorang Islamis yang menulis buku “Khotbah² Sang Nabi”, dan bukunya pertama kali diterbitkan di tahun 1991. Aku lalu membeli buku itu, dan terjemahan Khotbah Akhir Muhammad itu memang tercantum dalam bukunya di halaman 145 dan judulnya adalah “The Farewell Pilgrimage Address” (Pesan Selamat Tinggal di Ibadah Haji). Tapi di buku itu, Faizi bahkan tidak pula mencantumkan sumber referensi Islamiahnya, padahal tentunya buku itu sangat populer diantara umat Muslim modern.
Faizi menjelaskan secara sepintas sumber referensi di kalimat pendahuluan buku, di dalam penjelasan bagaimana dia menerjemahkan dan mempublikasikan kumpulan tulisan² Islam dalam bahasa Inggris. Ini yang ditulisnya:
“This book is a collection of some of the selected sermon s of the Holy Prophet which include long as well short ones as the situation demanded. They were not available in the form of Khutbas but have been derived from various books of Ahadith and history. It is only recently that some of these have appeared in book-forms along with original texts and translation in Urdu; but the authenticity of the texts thereof is still doubted by ulema. 0n English language, they are hardly available. So an attempt has been made not only to have them translated in English but also to find out circumstances under which they were delivered so that their delivery date could be ascertained and an elucidation made thereof. How far I have succeeded in my undertaking rests to be adjudged by the readers. Any suggestion or comment shall, however be welcomed to improve upon it.”
terjemahan:
“Buku ini merupakan koleksi sejumlah ucapan² pilihan dari Sang Nabi Suci yang panjang dan yang pendek, sesuai dengan situasi saat khotbah disampaikan. Ucapan² ini tidak tersedia dalam bentuk Khotbah tapi diambil dari berbagai buku hadis dan sejarah. Hanya akhir² ini saja beberapa ucapan tersebut muncul dalam bentuk buku, bersama dengan text aslinya dan terjemahan bahasa Urdu (bahasa Nasional Pakistan); tapi keaslian text ini masih diragukan oleh para ulama. Text ini hampir tak ada dalam bahasa Inggris. Karena itu dilakukan suatu usaha untuk tidak hanya menerjemahkan text tersebut dalam bahasa Inggris, tapi juga untuk memaparkan latar belakang keadaan di mana ucapan² disampaikan, agar bisa diketahui kapan saatnya ucapan² tersebut disampaikan sehingga semuanya menjadi jelas. Berhasil tidaknya aku melakukan hal ini terserah pada penilaian pembaca saja. Aku menerima semua usul dan komentar untuk membuat tulisan ini lebih baik.”
Dengan kata lain, Faizi telah “mengambil” ucapan² Nabi dari berbagai buku tak bernama, yang tak diterima kesahihannya oleh para ulama (para ahli Islam). Dia tidak tahu sumber literatur aslinya, tapi dia meminta bantuan para pembaca untuk menolongnya dalam pencarian sumber literatur. Sebagai pembaca buku Faizi, aku dengan senang hati menjawab permintaan tolongnya. Sama seperti Faizi, aku pun akan dinilai oleh para pembaca pula.
Ini penjelasanku:
Sudah diketahui dengan jelas bahwa selama berabad-abad, terutama dalam masyarakat Islam di India, sejumlah besar materi Islam palsu telah disebarluaskan. Bahkan Kalifah Islam sendiri juga terkenal menciptakan berbagai ahadis palsu untuk menghalalkan kebijaksaan politiknya. Selama lebih dari tiga abad saat Inggris berkuasa atas India, orang² India anti-penjajahan (termasuk Muslim) sangat tertarik untuk mencari sumber inspirasi untuk menentang sistem rasis, ethnik, dan kasta yang menindas mereka. Era ini juga menyaksikan perbedaan rasial kulit putih/hitam dan kata identitas Arab menjadi bagian dari bahasa masyarakat India. Karena itu, tidaklah heran jikalau seorang imam Muslim muda dalam usaha promosi Islam, menuliskan dongeng sejarah demi mencapai tujuan politisnya. Lagipula siapa yang tahu bahwa dia berbohong di jaman pra-internet, pra-listrik saat itu? Di jaman itu di India tidak tersedia koleksi lengkap ahadis sahih. Pemalsuan tulisan Islamiah ini pun tentunya bukan pertama kali dilakukan. Mungkin sang Imam itu berpikir, “Wah, jika aku harus jadi Muslim (jika murtad maka akan dibunuh), maka sebaiknya aku karang saja Islam agar sesuai dengan seleraku.” Strategi lama “mengubah Islam dari dalam” ini ternyata berhasil.
Karena tidak ada bukti nyata apapun, maka kemungkinan memang bisa saja terjadi. Versi Faizi akan Khotbah Nabi Terakhir ternyata tidak didukung oleh para ulama Sunni dan Syiah, yang masing² memiliki sumber “sahih” yang berbeda. Ulama Sunni selama beratus-ratus tahun memiliki berbagai ucapan Nabi dari ahadis, terutama Sahih Al-Bukhari dan Sahih Muslim. Akan tetapi di jaman modern saat ini, justru terjemahan Faizi yang tak ada referensinya itulah yang tersebar di berbagai website islam di Inggris. Bahkan ada dua versi lainnya yang juga digunakan, meskipun tidak mengungkapkan masalah ras sama sekali.
Satu versi Sunni berbunyi seperti ini:
“You know that every Muslim is the brother of another Muslim. You are all equal. Nobody has superiority over other except by piety and good action.”
terjemahan:
“Kau tahu bahwa setiap Muslim adalah saudara dari Muslim lainnya. Kalian semua adalah sama. Tiada yang lebih unggul daripada yang lain, kecuali oleh belas kasihan dan perbuatan baik.”
Versi lain diterjemahkan oleh mualaf Islam terkenal Nuh Ha Mim Keller yang berbunyi:
O people, your Lord is One, and your father is one: all of you are from Adam, and Adam was from the ground. The noblest of you in Allah’s sight is the most godfearing: Arab has no merit over non-Arab other than godfearingness. Have I given the message? — O Allah, be my witness.
terjemahan:
Wahai orang², Allâhmu itu Satu, dan ayahmu juga satu: kalian semua berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah. Yang paling terhormat dari kalian di mata Allâh adalah dia yang paling takut akan Allâh: Arab tidak lebih unggul daripada non-Arab, selain dari ketakutan akan Allâh. Sudah jelas pesanku? – Oh, Allâh, jadilah saksiku.
Anehnya, terjemahan si Keller ini diikuti dengan komentar dari orang Pakistan warga Canada bernama Syed Mumtaz Ali, yang mengutip dari terjemahan Faizi, yang tanpa referensi apapun itu, untuk menerjemahkan tulisan Keller! Kedua versi terjemahan Khotbah Akhir Nabi itu tampaknya dicontek dari surat Rasul Paulus bagi umat Kristen 600 tahun yang lalu:
Galatia 3:28
Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
Tampaknya Muhammad yang terlahir sebagai penganut paganisme mengutip ucapan Paulus, mengingat begitu kentalnya pengaruh Yudaisme dan Kristen pada Islam.
Terjemahan bahasa Inggris atas Khotbah Akhir Nabi dari Muslim Syiah juga mengandung istilah kulit hitam, putih, dan Arab. Etimologi (asal-usul kata) ras hitam/putih baru muncul di abad 16 M, dan tiada suku manapun yang disebut sebagai suku Arab di jaman Muhammad. Kata dalam Qur’an yang paling dekat maknanya dengan kata Arab sebagai suku bangsa dikatakan Muhammad sebagai berikut:
“al’a’rabu asaddu kufran wa nifaqan”
Artinya adalah: “Masyarakat Baduy adalah masyarakat tak beriman dan munafik yang paling jelek.”
Text Syiah tentang Khotbah Akhir Nabi berbunyi:
“Oh people! Know that Allah has assigned him (Ali) as a guardian and a leader for you, whose obedience is obligatory for the immigrants, the helpers, and those who follow them in goodness, and for everyone, whether nomad or city resident, Arab or non-Arab, free or slave, young or old, white or black, and for every monotheist. His (Ali’s) decree is to be carried out, his saying is sanctioned as law, and his command is effective.”
terjemahan:
Wahai masyarakat! Ketahuilah bahwa Allâh telah menetapkan dia (Ali) sebagai wali dan pemimpinmu, di mana ketaatan diwajibkan bagi Muslim hijrah (pendatang dari Mekah), Muslim ansar (pembokat- Muslim Medinah), dan semua yang mengikuti mereka dalam kebaikan, dan bagi siapapun, tidak peduli orang itu orang nomad atau penduduk kota, Arab atau non-Arab, tua atau muda, hitam atau putih, dan bagi setiap umat monotheis. Perintah Ali harus dilaksanakan, perkataannya merupakan hukum yang ditetapkan, dan perintahnya berlaku.
Versi Syiah Khotbah Akhir Nabi ini tidak seprogresif terjemahan Faizi, karena menerima tanpa protes perbedaan kelas masyarakat Muslim di jaman Muhammad. Sumber² hadis Syiah akan Khotbah Akhir Nabi juga berbeda dengan Sunni.
Berdasarkan catatan sejarah, pesan utama khotbah versi Sunni dan Syiah bukanlah tentang masalah persamaan kedudukan ras sama sekali. Pesan utama terletak pada dua hal penting yang disampaikan Muhammad pada umat Muslim. Sunni menyatakan bahwa [1] Muhammad mewariskan Qur’an dan [2] Sunnah bagi mereka. Syiah menyatakan [1] Muhammad mewariskan Qur’an dan keluarga Muhammad (ahl al-bayt) dan [2] semua Kalifah yang berkuasa harus berasal dari keluarga Muhammad.
Perbedaan ini mengakibatkan pecahnya Islam setelah Muhammad wafat di tahun 632 M. Untuk menyatukan Islam kembali, para Moderat Islam modern mengesampingkan ahadis yang berbeda-beda tersebut, dan hanya menerima kebenaran Qur’an saja. Tapi para Muslim yang “hanya-percaya-Qur’an-saja” juga masih harus menghadapi begitu banyak ayat ganas dalam Qur’an, sambil juga harus memenuhi kebutuhan keterangan yang hanya tersedia dari ahadis saja. Qur’an sendiri juga sangat membingungkan isinya, dan bukan merupakan dasar pengetahuan agama yang lengkap tanpa ahadis. Apakah lalu para ulama Islam harus memberi ijin pada diri mereka sendiri untuk mengganti ahadis lama dengan ahadis baru? Apakah para ulama Islam ini bisa mengubah peranan Qur’an sama seperti para Rabi Yahudi menetapkan peranan Talmud dalam Taurat?
Kita tentunya ingin tahu bagaimana sih Faizi menyampaikan khotbah²nya pada umat Muslim? Apakah dia menciptakan istilah² baru? Mana sumber literaturnya dalam bahasa Urdu? Karena Faizi adalah orang Pakistan, apakah mungkin dia menggunakan literatur Islam Ahmadiyah (yang berasal dari Pakistan)? Jika hal ini dia lakukan, maka tentunya keterangan yang dipakainya tak berlaku dalam dunia Islam. Sebagian besar Muslim dunia, termasuk Muslim Pakistan, menuduh Muslim Ahmadiyah sebagai Muslim sesat dan ini seringkali dijadikan alasan pembunuhan thd para pengikut islam Ahmadiyah (termasuk berbagai tuntutan pembubaran aliran Ahmadiyah di Indonesia).
Sudah jelas bahwa terjemahan Faizi disenangi oleh orang² penganut multikultural yang idealis tapi tidak tahu apa² akan Islam, dan juga bahkan tak tahu ucapan Rasul Paulus dalam khotbahnya tentang “tiada perbedaan antara Yahudi dan Yunani.” Meskipun khotbah Rasul Paulus tidak benar² universal karena tetap mengajak orang untuk menerima Yesus, tapi setidaknya dalam agama Kristen Tuhan hanya menghakimi nasib manusia di akherat; sedangkan di bumi sih, setiap manusia bebas menentukan pilihan sendiri.
Ini sangat berbeda dengan Islam yang menuntut penerapan Syariah Islam sebagai hukum utama Pemerintahan Islam yang menetapkan dan menjamin kedudukan Muslim di atas kedudukan kafir. Islam merupakan agama wajib bagi anak² Muslim dan siapapun yang mengucapkan syahadah mengaku Allâh sebagai satu²nya Tuhan dan Muhammad sebagai RasulNya.
Pemaksaan aturan ini jelas mengubah makna sebenarnya dari iman dan agama – iman adalah perasaan hakiki dan hubungan pribadi antara manusia dan penciptanya, dan bukan atas paksaan apapun. Karena adanya unsur pemaksaan dalam Islam itulah maka Islam tidak bisa digolongkan sebagai agama, tapi lebih tepatnya Islam adalah sebuah ideologi. Agar Islam bisa berhasil berkembang, Muslim tidak perlu memiliki pengalaman spiritual atau rohani apapun karena yang terpenting adalah sikap tunduk saja.
Meskipun masyarakat sekuler kiri (liberal) dan masyarakat Muslim tidak punya banyak kesamaan pandangan, tapi di negara Barat, keduanya sama² mengaku sebagai wakil minoritas yang tertekan dan miskin. Membela pihak yang lemah tentunya merupakan perbuatan baik, tapi ini bukan tujuan utama Islam. Kenyataannya, Muhammad sendiri tidak pernah miskin atau lahir dari suku minoritas tertindas. Dia berasal dari suku utama Arab yakni suku Quraish. Saat dia mati, para sahabatnya sudah jelas kaya raya (mungkin kecuali si Ali), kantong mereka penuh padat berisi segala harta jarahan kalifah kafir. Para Islamis harus bersusah payah memelintir Islam sedemikian rupa untuk membuat Islam tampak baik.
Di jaman dulu, tujuan perjuangan kaum kafir kiri Barat (liberal) adalah untuk mengakhiri supremasi Islam. Tapi sekarang mereka bertujuan untuk mengakhiri rasisme Barat. Dengan menggunakan terjemahan Faizi, para Islamis mengelabui kafir² kiri Barat, tentunya juga tak lupa sambil bergandengan tangan di belakang dengan organisasi² teroris Islam seperti Hezbollah dan Hamas untuk menusuk dari belakang pungung Barat. Tujuan utama kafir kiri Barat adalah menghapuskan rasisme, tapi hal ini bukanlah hal penting dalam Islam yang bertujuan utama Islamisasi seluruh kafir Barat. Dalam Islam, semua harta benda, kelas masyarakat (budak dan gundik), hak para kafir dhimmi (Yahudi dan Kristen), dan kedudukan wanita sudah diatur dalam Syariah Islam yang tak boleh diganggu gugat. Tapi karena Syariah Islam belum berhasil diterapkan di negara² kafir Barat, maka sekarang para Islamis pura² bekerja sama dengan kaum kafir kiri Barat untuk pura² berjuang melawan rasisme.
Islamis –yang tak lain adalah para ahli manipulasi– tidak punya angan² progresif memperjuangkan persamaan hak bagi kaum homoseks dan lesbian, persamaan hak bagi kaum wanita, menjaga kelestarian binatang, memperbaiki lingkungan hidup, dll. Tujuan² seperti itu tidak ada sama sekali dalam Qur’an, ahadis, dan Sira – dengan demikian Muslim tidak boleh melakukannya. Lagipula segala impian Muslim progresif akan persamaan hak antara Muslim dan non-Muslim ternyata ditentang segala aliran Islam. Jangan menyangka bahwa baru kali ini saja sekelompok Muslim mencoba memodernkan Islam. Hal itu telah lama berusaha dilakukan berbagai kalangan Muslim. Tapi pintu² inovasi (ijtihad) telah berabad-abad yang lalu ditutup rapat² oleh ketetapan (ijma) dari segala badan resmi Islam (madhhabs). Dengan demikian Islam tidak mengijinkan penafsiran baru. Usaha² menafsir ulang Islam dalam usaha lebih memerdekakan Muslim merupakan hal yang tidak pernah dilakukan Muhammad dan terang²an ditentang para penguasa Islam. Para ulama Islam bisa memberangus segala usaha memodernkan Islam karena mereka punya kekuasaan politis untuk menegakkan perintah Muhammad yang asli.
Faizi mungkin sangat yakin akan terjemahannya sendiri, meskipun tanpa bukti literatur Islam apapun. Para Islamis di negeri kafir Barat seringkali mengutip tulisan Faizi agar mereka bisa menarik minat para kafir Barat untuk memeluk Islam. Tindakan ini serupa dengan penulisan Injil palsu Barnabas oleh Muslim Tunisia di abad ke 16 Masehi tentang Yesus Islam, dengan tujuan membuktikan pada orang² Kristen Eropa bahwa Injil telah diubah. Tujuan lain mengutip terjemahan Faizi adalah untuk menangkal tuduhan sejarah panjang penindasan rasisme yang dilakukan Muslim Arab dan Islam pada kaum kafir. Dengan demikian, terjemahan Faizi yang mengelabui ini sama seperti tulisan harian Hitler palsu yang “ditemukan” di tahun 1983, untuk membuktikan bahwa sebenarnya Hitler tidak tahu tentang Holocaust.
Hanya setelah keterangan² palsu Islam ini bisa mengelabui para kafir dan Muslim KTP, mulailah para ulama menunjukkan wajah Islam sebenarnya. Islam itu tidak sama dengan kebudayaan Islam kuno yang terbelakang – yang awalnya merupakan masyarakat kafir yang ditundukkan penjajah Islam dan kemudian mengalami Islamisasi. Doktrin Islam itu sudah tertulis di atas kertas, dan Islam bukanlah budaya. Doktrin Islam sudah mapan sekitar dua abad setelah Muhammad mati, dan saat itu ahadis sahih sudah dibukukan. Para ulama tidak akan memasukkan propaganda manis Islam ke dalam Islam yang asli untuk menipu para Muslim awam.
Para Islamis yang giat bermanipulasi dengan menyatakan segala penemuan diciptakan oleh Muslim, termasuk pesawat terbang dan golf, memasarkan Khotbah Akhir Nabi palsu pada kafir kiri Barat bagaikan khotbah itu adalah Hukum Keadilan Sosial yang pertama yang diciptakan di dunia. Usaha promosi Islam melalui Khotbah Nabi ini dimulai di tahun 1991. Pada akhirnya, tidaklah penting lagi apabila keterangan itu asli atau palsu, karena yang penting adalah mendapat dukungan kafir kiri Barat di negara² kafir.
Hari ini organisasi militan Islam Hamas membunuh ketua kelompok Jihad Islam tandingannya yakni Jund Ansar Allâh; seorang Muslim di Ohio, AS, mengancam bunuh putrinya yang murtad; Taliban menyatakan bertanggungjawab atas pemboman terhadap kantor NATO di Kabul; dan Syariah Islam sudah gagal menciptakan persamaan kedudukan dan hak sesama manusia di bagian utara Nigeria. Hari ini sangat melelahkan – apakah Ramadhan sudah tiba?
=========================================
PENJALASAN TAMBAHAN DARI PENERJEMAH (Adadeh):
Kelompok politik negara² Barat umumnya terbagi dua golongan: konservatif (kanan) dan liberal (kiri). Kelompok konservatif cenderung mempertahankan nilai² budaya, agama, cara hidup tradisional; sedangkan kelompok liberal berusaha membebaskan diri dari ikatan² tradisi dan cenderung membuka diri terhadap perubahan. Di AS, dua partai utama yang saling bertentangan adalah partai Republik (konservatif) vs. partai Democrat (liberal). Presiden Obama, Bill dan Hillary Clinton, Jimmy Carter semuanya berasal dari Partai Demokrat. Presiden George Bush (senior dan junior), Presiden Ronald Reagan berasal dari Partai Republik.
Kelompok kiri liberal inilah yang membuka pintu² negara Barat lebar² bagi membanjirnya imigran Muslim dari negara² Islam. Alasan mereka macem²: untuk memajukan ekonomi, menghapus rasisme dunia Barat, menganut paham idealisme multikultural, kebebasan beragama, dll. Selain itu, dunia Barat pun tergantung kebutuhan minyak dari negara² Islam Timur Tengah dan Afrika Utara. Ketergantungan ini membuat mereka bersikap lunak atas permintaan Saudi Arabia untuk mendirikan begitu banyak mesjid di negara² Barat.
Kelompok konservatif kanan dari dunia Baratlah yang lebih menyadari bahaya ancaman Islam bagi masyarakat dan budaya negeri mereka. Kelompok ini tidak senaif kelompok liberal kiri tentang Islam. Dari kelompok kanan inilah muncul tokoh² yg kritis thd Islam seperti Ali Sina, Robert Spencer, David Horowitz, M.A. Khan. Presiden Sarkozy dari Perancis yang kritis terhadap Islam berasal dari kelompok kanan Eropa. Geert Wilders dan partainya dari Belanda juga berasal dari kelompok garis keras kanan Eropa. Demikian juga partai yang sekarang berkuasa di Italia.
Pertentangan kaum kanan dan kaum kiri Barat ini berlangsung secara sehat dan saling menghormati, tidak seperti Syiah vs Sunni, Hamas vs. Fatah yang sarat dengan banjir darah. Juga perbedaan kaum kanan dan kiri Barat tidak ada hubungannya dengan perbedaan agama, tidak seperti pertentangan di dunia Muslim yang semuanya bersumber dari Islam. Baik pihak kanan maupun kiri Barat tentu mengutamakan kesejahteraan dunia Barat, tapi dengan sudut pandang yang berbeda.
Sumber:
http://indonesia.faithfreedom.org/forum/khotbah-akhir-nabi-dan-tipu-daya-islam-progresif-t34416/