Jangan mengira bahwa bangunan Ka’bah yang sekarang ada di Mekah adalah bangunan yang sama yang ada di jaman Muhammad di abad ke 7 Masehi.
Ukuran dan pembangunan kembali Ka'bah:
Ukuran tinggi Ka’bah yang ada saat ini adalah 39 kaki 6 inci (kira-kira 11 meter;1 kaki = 12 inci = 30 cm), dan ukuran total adalah 627 kaki persegi. Ukuran dalam Ka’bah adalah 42,64x29,52 kaki (atau kira-kira 12,7x8,85 m). Tebal tembok adalah 3,26 kaki (kira2 97,8 cm). Lantai di bagian dalam lebih tinggi 7,22 kaki (kira2 2,1m) dari dasar tanah di mana orang-orang melakukan Tawaf.
Langit-langit dan atap terbuat dari kayu teak yang ditutup dengan baja stainless. Tembok terbuat dari batu. Batu-batu bagian dalam tidak dipoles, sedangkan bagian luar dipoles.
Para ahli sejarah berkata bahwa Ka’bah dibangun kembali berkali-kali sekitar lima sampai 12 kali. Ukuran pertama Ka’bah di jaman Muhammad adalah:
▪ tembok timur 48 kaki, 6 inci (berisi batu hitam)
▪ tembok Hateem berukuran 33 kaki
▪ sisi tembok antara batu hitam dan sudut Yemeni adalah 30 kaki
▪ tembok barat 46.5 kaki
INILAH DAFTAR BONGKAR PASANG KA’BAH
Pembangunan ulang Ka'bah oleh pagan Quraish:
Muhammad berpartisipasi dalam pembangunan kembali Ka’bah sebelum dia mengklaim dirinya sendiri sebagai nabi. Setelah banjir hebat --rumah auwloh kebanjiran-- Ka’bah jadi rusak dan temboknya retak. Harus dibangun lagi nih. Kewajiban membangun Ka’bah dibagi diantara 4 suku Quraish. Muhammad ikut dalam pembangunan ini. Ketika tembok-tembok sudah dibangun sebagian, maka dimasukkanlah Batu Hitam (al-Hajar al-Aswad) di bagian tembok sebelah timur Ka’bah.
Karena suku Quraish tidak punya cukup dana, mereka tidak membangun kembali seluruh Ka’bah. Karena itulah bentuknya jadi bujur sangkar dan tidak serupa dengan bentuk aslinya yang pesegi panjang. Daerah bagian dasar Ka’bah yang tidak dibangun kembali disebut Hatim.
Pembangunan Kembali Ka’bah oleh Abdullah ibn Zubair:
Tentara Syria pimpinan Yazid menghancurkan rumah auwloh Ka’bah di bulan Muharram 64 Hijrah, setahun setelah dia membantai keluarga Muhammad di Karbala. Akan tetapi, jangan khawatir, sebab Haj Abdullah ibn Zubair (saingan Kalifah Bani Umayyah) membangun kembali Ka’bah dari dasar.
Ibn Zubair ingin membangun Ka’bah persis seperti yang diinginkan Muhammad. Ibn Zubair berkata, “Aku mendengar Aisyah (bini muda kesayangan Muhammad) berkata, “Sang Nabi berkata:”Jika orang-orangmu tidak baru saja meninggalkan kepercayaan paganmu, dan jika aku punya cukup dana untuk membangun Ka’bah, aku akan tambahkan beberapa kaki di atasnya dari Hijr. Juga, aku akan pasang dua pintu; satu pintu agar orang-orang dapat masuk ke dalam dan pintu satunya lagi untuk ke luar.” (Bukhari). Ibn Zubair berkata, “Hari ini, aku punya dana untuk melakukan itu dan aku tidak takut akan orang-orang.”
Ibn Zubair membangun atap di tiga pilar dengan kayu Aoud (kayu wangi Arabia). Dia meletakkan dua pintu, satu menghadap timur dan satu lagi menghadap barat, sama seperti apa yang diinginkan Muhammad dulu.
Dia juga membangun daerah Hateem yang terletak di sekitar Ka’bah yang dikelilingi oleh tembok rendah separuh lingkaran.
Ibn Zubair juga meletakkan empat pilar di sekeliling Ka’bah dan menggantungkan kain di atasnya sampai seluruh bangunan selesai dibangun.
Pembangunan Kembali Ka’bah di Jaman Abdul Malik:
Di tahun 74H (693M) Al-Hajjaj bin Yusuf al-Thaqafi, atas persetujuan Kalifah Bani Umayyah bernama Abdul Malik menghancurkan apa yang dibangun Ibn Zubair. Dia mengembalikan struktur bangunan persis seperti yang ada di jaman pagan Quraish. Inilah perubahan yang dilakukannya:
1. Ka’bah diperkecil jadi sama ukurannya dengan yang ada saat ini
2. Membongkar Hatim
3. Menutup pintu barat dengan tembok
4. Meruntuhkan tembok di daerah Hatim
5. Membuang tangga kayu yang ditempatkan Ibn Zubair di dalam Ka’bah
6. Mengurangi ketinggian pintu sampai 7 kaki
Struktur ini tetap sama selama 966 tahun, dengan perubahan kecil di sana sini.
Pembangunan Kembali Ka’bah di Jaman Sultan Murad:
Di tahun 1039H (1629 Masehi), lagi-lagi rumah auwloh kebanjiran, melanda sehingga dua tembok bagian timur dan barat Ka’bah rubuh. Kejadian ini terjadi di 19 Sha’ban tahun 1039H. Banjir mencapai ketinggian 10 kaki (3m) dari tanah.
Setelah usai banjir, maka Ka’bah dibangun kembali di bawah pengawasan Sultan Murad. Bentuknya persis sama dengan Ka’bah di jaman Quraish sebelum Muhammad mengklaim dirinya sendiri sebagai nabi.
Pembangunan Kembali Ka’bah di tahun 1996:
Bongkar pasang besar-besaran dilakukan terhadap Ka’bah dari bulan Mei 1996 sampai Oktober 1996. Ini dilakukan setelah 400 tahun Ka’bah dibangun kembali oleh Sultan Murad.
Dalam pembangunan kembali kali ini, bagian yang masih asli hanyalah batu-batu Ka’bah saja. Semua bagian lainnya diganti, termasuk bagian langit-langit dan atapnya yang terbuat dari kayu.
Apa sih isi dalam Ka’bah?
Ketua Islamic Society of North America (ISNA = Masyarakat Islam Amerika Utara) punya kesempatan masuk ke dalam Ka’bah di tahun 1998. Inilah keterangannya:
▪ di dalamnya terdapat dua pilar (orang lain menyebut 3 pilar).
▪ ada meja untuk meletakkan parfum.
▪ terdapat dua lampu lentera yang digantungkan dari langit-langit.
▪ ruangan cukup untuk menampung 50 orang.
▪ tidak ada lampu listrik di bagian dalam.
▪ tembok dan lantai terbuat dari marmer.
▪ tidak ada jendela di bagian dalam.
▪ hanya ada satu pintu.
▪ bagian atas tembok-tembok di bagian dalam ditutupi gorden.
Jangan pula mengira bangunan kotak keramat itu adalah asli dari budaya Islam. Lihatlah batu kotak yang dibangun untuk makam keramat para Kaisar Persia di abad ke 5 sebelum Masehi ini:
Mirip, bukan?
Budaya Persia merupakan budaya terunggul di Timur Tengah sampai pertengahan abad Masehi. Jadi tidak heran jika pengaruh budayanya menyebar ke mana-mana dan bentuk makam keramat ini lalu ditiru oleh masyarakat Timur Tengah, termasuk masyarakat pagan Quraish.
Masih ada lagi nih kotak-kotak batu Jin yang banyak terdapat di kota kuno Petra di Yordania:
Kotak batu ini melambangkan Dewa Dushara yang disembah masyarakat kuno Nabasia.
Kemudian ini lagi bangunan masyarakat kuno Nabasia penyembah dewi Al Uzza di Timur Tengah:
Kotak tempat dewa nih. Sama seperti Ka'bah tempat dewa bulan Allah ta-alla.
Belum lagi dewa-dewa kotak yang ini:
Penyembahan terhadap dewa bulan merupakan hal biasa dalam masyarakat kuno Timur Tengah dan hal ini sudah berlangsung sejak jaman Abraham (kira-kira 4.000 tahun sebelum Masehi).
Yang ini kuil Dewa Bulan dari Mesir:
Yang ini kuil Dewa Bulan dari Yemen:
Menurut Ensiklopedia Britannica and Ensiklopedia Islamia, masyarakat Arab tidak mencatat sejarah mereka sendiri sebelum jaman Islam. Anehnya, mereka bahkan menyebut jaman itu sebagai jaman jahiliyah yang penuh nista dan kegelapan. Mungkin tiada satu pun negara di dunia yang terang-terangan menghapus sejarahnya sendiri selama 2.500 tahun dengan secara sistematis menghancurkan segala yang berhubungan dengan masa lalu. Mereka telah menghapus segala kenangan era sebelum Islam dalam benak mereka. Jika mereka memilih untuk jadi bodoh dan tidak tahu apa-apa tentang masa lalu mereka, maka sungguh ironis bahwasanya mereka menuduh jaman sebelum Islam sebagai jaman bodoh dan tidak tahu apa-apa.
Untungnya, kita masih bisa menelusuri jaman sebelum Islam di Arabia. Pepatah terkanal mengatakan bahwa tidak mungkin bisa menghilangkan segala bukti. Sejarah Arab pra-Islam ternyata penuh dengan sejarah pagan yang juga merupakan asal-usul terbentuknya Islam. Sekarang kau tahu dari mana tuh asal lambang bulan sabit dan mengapa bulan sedemikian pentingnya dalam budaya Islam.
Jangan lagi mengira bangunan Ka'bah dan lambang bulan sabit merupakan lambang asli Islam, ya? Malu dong kalau sampai sebodoh badui Arab sehingga dapat dikadalin Muhammad.
By Adadeh (www.indonesia.faithfreedom.org)
Ka'bah History and Who Built it