SWARA NON-MUSLIM

Blog ini di-dedikasikan bagi kalangan non-muslim Indonesia!

Hi guys, apa kabar? Gimana keadaan di Indonesia sekarang?

FYI:

Sementara blog ini sedang di maintenance silakan click blog ini

-------> nabimuhamad.wordpress

Semua artikel di blog itu bisa langsung di download (PDF file). Juga tersedia terjemahan buku-buku "subversif" dalam bhs Indonesia yg tidak mungkin boleh diterjemahkan & disebarkan secara 'legal' di negara-negara mayoritas islam, include Indonesia, karena akan bikin para muslimer penganut "agama damai" itu ngamuk bin kalap.

Buruan download ebook-nya mumpung belum disensor oleh muslim yg ketakutan islamnya dibongkar habis kepalsuannya.

Untuk info lainnya silahkan email aku: namasamaran@riseup.net atau follow twitterku:@islamexpose

Selamat datang dalam Terang Kebenaran. God bless you all

The Jerusalem Post:
Wawancara dengan Ali Sina


Nalar Muslim:

Sumber Kebencian Ada

Pada Muhammad Sendiri

Muslim Mindset:
'The Hatred Is In Muhammad Himself'

oleh SAM SER
Jun 19, 2008 9:07 | Updated Jun 22, 2008 7:25


Bagi orang-orang Barat dan Muslim moderat yang terkejut akan Islam radikal yang seringkali jadi berita utama berbagai media, usaha-usaha yang dilakukan oleh Muslim liberal seperti Tawfik Hamid, Sheikh dari Italia bernama Abdul Hadi Palazzi, dll tampaknya adalah jalan keluar yang baik. Tapi tidak begitu dengan Ali Sina yang punya gagasan lain, yakni: hancurkan Islam.

Sina yang mendirikan Faith Freedom International –yakni forum internet yang bertujuan untuk membongkar Islam– menyebut dirinya sebagai “mungkin orang yang paling Anti-Islam yang pernah hidup di dunia.” Bukunya yang baru terbit yang berjudul
Understanding Muhammad: A Psychobiography of Allah's Prophet tampaknya membenarkan julukan tersebut. Di dalam bukunya, Sina menjelaskan bahwa tokoh utama Islam, Muhammad, menderita berbagai kelainan jiwa, termasuk sakit jiwa narsistik, epilepsi temporal lobe dan gangguan jiwa perilaku (obsessive compulsive disorder).

“Penyakit-penyakit jiwa ini,” katanya lewat telpon, “dapat menjelaskan fenomena (kecenderungan) yang sekarang dikenal sebagai Islam …yang tidak lain adalah sebuah perwujudan penyakit jiwa.”

Sina tumbuh sebagai Muslim yang tak melakukan ibadah Islam. Dia dibesarkan di Iran, berpendidikan di Pakistan dan Italia, dan sekarang hidup di Kanada. Dia mulai memisahkan diri dari umat Muslim di tahun 1990-an. Yang menggugahnya, kata Ali Sina pada The Jerusalem Post, bukanlah kesukaan akan Jihad dan sikap tak toleran yang ditunjukkan para Muslim fanatik, tapi pada akar kesintingan ini yang terdapat dalam Qur’an dan literatur-literatur utama Islam.

(Melalui website
www.FaithFreedom.org, Sina mengungkapkan referensi tentang perbuatan-perbuatan kriminal Muhammad dan menawarkan $50.000 bagi siapapun yang bisa membantah tuduhannya bahwa sang Nabi Islam adalah “orang yang narsistik, pembenci perempuan (misogyni), pemerkosa, pedofil, seks maniak, penyiksa, pembantai massal, pemimpin aliran sesat, pembunuh, teroris, sinting dan perampok.” Banyak orang yang terus-menerus menyerang motif Ali Sina, tapi belum seorangpun hingga kini yang menang debat dengannya.

Dengan perebutan wilayah secara agresif dan rasa benci mendalam terhdp non-Muslim sebagai ajaran utama iman Islam, Sina menjelaskan, usaha-usaha untuk mengubah Islam menjadi moderat merupakan usaha yang sia-sia.

“Pendapat bahwa Islam dapat diubah adalah salah pengertian,” tolaknya. “Ini bagaikan mengatakan kita bisa mengubah Nazisme dan partai Nazi akan menjadi partai yang bagus.”

Tidak, kata Sina, “Satu-satunya jalan mengubah Islam adalah membuang Qur’an; 90% isi Qur’an harus dibuang. Kau juga harus membuang sejarah Islam, dan menyangkal mutlak isi Sirat” –Sirat adalah istilah Arab bagi kumpulan biografi Muhammad, yang merupakan sumber sejarah tentang kehidupan Muhammad dan masa awal Islam.

Sangkaan pihak Barat bahwa ekstrimisme Islam dapat dihapus dengan cuma menyingkirkan beberapa imam ekstrim atau jika Muslim dibujuk untuk mengikuti elemen-elemen universal Islam --TANPA mengindahkan pesan-pesan ekstrim dalam literatur Islam-- didasari oleh perbandingan salah antara Islam dan Kristen.

“Di dunia Barat, orang bertanya apakah Islam bisa mengalami reformasi seperti yang dialami Kristen. Ini sungguh perbandingan yang salah,” katanya. “Dalam Kristen, bukan agamanya yang harus diubah, tapi gerejanya; hal ini karena ajaran Yesus itu sendiri adalah baik.”

Di pihak lain, lanjut Sina, “Dalam Islam, bukannya masyarakat Muslimnya yang jelek, tapi justru AGAMA-nya. Islam tidak didasarkan pada prinsip (spt Kristen); 'Biarlah dia yang tanpa dosa melemparkan batu pertama.’ Islam itu penuh kebencian, dan kebencian itu berasal dari Muhammad sendiri. Dlm buku saya ditunjukkan bahwa Muhammad itu sinting – dan bahwa Muslim, dengan meniru dirinya dan cara hidupnya, mewariskan kesintingannya pula.

Sekarang di Barat sudah mulai banyak bermunculan para pengritik Islam. Banyak Muslim mulai murtad dan beralih ke agama Kristen, sambil mengatakan bahwa perbedaan yang jelas adalah bahwa Islam berpusat pada kebencian dan agama baru mereka berpusat pada cinta kasih, pemulihan dan pengampunan. Tapi seperti Wafa Sultan, Ibn Warraq, Ayaan Hirsi Ali dll yg menuntut agar Muslim meninggalkan aspek-aspek negatif Islam, kritik-kritik Ali Sina jauh lebih problematis.

“Orang-orang berusaha menyingkirkanku dengan menghinaku melalui berbagai cara. Mereka tuduh aku Yahudi, Kristen, Hindu, Budha, dll. Orang mencoba berbagai cara utk mendiskreditkan diriku,” kata Sina, yang menjaga rahasia dirinya dengan ketat karena ancaman-ancaman pembunuhan yang diterimanya. “Tapi mereka tidak bisa mengacuhkan pertanyaan-pertanyaanku.”


Sina tidak bersikap sabar pada mereka yang percaya bahwa amarah Islam bisa diredakan dengan akal dan rasa hormat, atau mereka yang bersikap takut terhadap ancaman massa Muslim di seluruh dunia.

“Islam itu sebuah kebohongan, dusta yang terbesar,” katanya. “Memang benar bahwa ada satu milyar orang yg percaya pada Islam. Tapi kebenaran tetap kebenaran. Orang-orang bisa melihat hal itu. Percayalah, tidak ada jawaban lain. Kita akan membayar harga yang sangat mahal kecuali kita menyadari bahwa jalan keluarnya adalah menyingkirkan Islam, menunjukkan pada Muslim bahwa agama mereka bukan berasal dari Tuhan, tapi dari Muhammad --seorang penipu dan pendusta.”

Sina tahu bahwa ucapannya yang keras ini dapat menimbulkan banyak masalah. Tapi dia yakin bahwa kebenaran pendapatnya akhirnya akan unggul.

“Aku yakin bahwa dengan berjalannya waktu, aku akan meyakinkan jutaan dan jutaan Muslim, dan dengan begitu dasar fondasi Islam akan runtuh,” katanya.

Dia menerangkan bahwa situs Faith Freedom telah menarik perhatian yang sangat besar. “Di Iran, forumku ini dilarang. Juga di Pakistan, di Timur Tengah dan berbagai negara-negara islam. Daftarnya panjang,” katanya. “Meskipun demikian, aku punya lebih dari 10 juta pembaca hanya dalam waktu 2 ½ tahun saja. Aku telah menerima surat-surat dari Muslim di seluruh pelosok dunia. Di mana-mana, Muslim memusatkan perhatian. Aku yakin bahwa Muslim dimanapun mulai menyadari bahwa memang ada sesuatu yang salah.

“Jika aku tidak sukses seperti ini dalam meyakinkan orang, maka tentunya aku tidak akan seyakin ini. Tapi aku lihat bahwa kebenaran memang nyata. Sekarang banyak sekali orang yang menulis padaku dan membuat film di YouTube. Tujuh atau delapan tahun yang lalu, Muslim berdebat sangat sengit denganku. Tapi sekarang mereka malah jadi sekutuku yang paling setia. Banyak orang yang jadi sadar setelah membaca FFI dan banyak dari mereka yang sekarang berada di pihakku untuk menolong Muslim lainnya melihat kebenaran.

“Beginilah cara memerangi kejahatan. Aku tidak mau membunuh musuh. Aku ingin memenangkan hati mereka sehingga mereka menjadi teman dan sekutuku. Inilah kemenangan sejati. Dengan cara begini, kita menang karena kita memusnahkan musuh kita yakni ketidaktahuan dan rasa benci dalam diri Muslim. Inilah sebabnya aku percaya pada perjuanganku. Inilah sebabnya aku yakin bahwa diriku adalah alat perdamaian.”



sumber:

http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=26123


ENGLISH VERSION