ISLAM:
AGAMA PALSU
By *Amil Imani
K |
ata Hitler, jika kau berbohong besar-besaran dan terus menerus mengulangi kebohongan itu, lama-lama orang akan percaya. Memang Islam secara umum melarang berbohong. Qur’an mengatakan, “Sesungguhnya auwloh tidak menunjukkan orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (Q40:2 . Dalam Hadis, Muhammad juga dikutip telah berkata, “Berbuatlah jujur karena kejujuran mengarah ke kebaikan, dan kebaikan mengarah ke surga. Hati2lah terhadap kepalsuan karena kepalsuan mengarah kpd bejad moral, dan bejad moral mengarah ke neraka.” Namun justru sebaliknya terjadi dalam Islam. Islam didasarkan pada kebohongan penyimpangan-penyimpangan besar-besaran.
Penipuan terbesar dalam Islam, khususnya Shi’a Islam, barangkali adalah apa yang disebut “TAQQIYEH”, taktik bejad untuk berbohong demi hasil yang baik (bagi agama islam). Ini prinsip menghalalkan segala cara untuk mendapat hasil yang diinginkan. Islam adalah tentang siasat jahat, perang dan keganasan.
Muhamad adalah seseorang yang ganas, manusia yang suka perang. Menurut sejarah, Yesus memberi contoh tentang cinta kasih, begitu juga Musa. Muhamad justru sebaliknya. Karena itulah ada banyak peledak bom bunuh diri di zaman kita sekarang ini. Mereka hanya mengikuti apa yang sudah dirancang si “nabi” bagi mereka. Islam menghadiahkan mereka (para jihadis) dengan 72 perawan di surga. Jadi demi seks-lah muslim-muslim suicide bombers itu mati. Semuanya adalah tentang SEKS, SEKS, dan SEKS. Lihat saja nafsu seks si nabi itu sendiri. Dia tidak melewatkan siapa saja, bahkan anak perempuan umur 9 tahun-pun ditidurinya untuk memenuhi nafsu seksnya. Memuja seks maniak dan penganiaya seksual anak kecil? Nggak usah ya!!!
Muslim adalah korban Islam yang sebenarnya. Namun, mereka tidak menyadari bahwa Islam itu sekte sesat dan nabi mereka itu setan yang punya nafsu seks menggebu-gebu. Muslim yang sejati benar-benar percaya bahwa mereka yang mati membunuh orang kafir (Kristen, Yahudi dan orang yang tidak memilih Islam) pasti masuk surga.
Dunia tampaknya disandera oleh Islam fanatik. Semakin banyak politikus mengalah dan menyatakan bahwa Islam itu agama damai, semakin banyak Muslim fanatik terdorong untuk mengacau dan meng-ancam warga negara tempat mereka menumpang, di mana mereka telah diberi tempat berteduh dan hidup.
Galileo berkata, “Aku pikir tidaklah perlu untuk percaya bahwa Tuhan yang telah memberi kita perasaan, akal dan kepintaran (otak) adalah sama dengan Tuhan yang menginginkan kita tidak menggunakan pemberianNya itu, hingga kita perlu mencari jalan lain untuk mendapatkan pengetahuan yang dapat kita peroleh dengan menggunakan pemberianNya itu.”
Pernyataan di atas masih berlaku hingga sekarang. Tuhan telah mengaruniakan manusia bermacam-macam indra perasa, termasuk akal yang dapat kita gunakan untuk mencapai hidup yang lebih baik. Indra yang diberikanNya itu seharusnya membawa kita kepada kesadaran dan kemakmuran, bukan sebaliknya. Apakah mungkin Tuhan memberi karunia itu hanya kepada segelintir manusia dan membiarkan lainnya dalam kebingungan?
Kecerdasan (rasio) adalah kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah, yang nyata dan bayangan belaka. Definisi Islam tentang kecerdasan (intelligence) adalah kemampuan untuk menyadari kemutlakan auwloh dan kerelatifan segala sesuatu selain dia.
Qur’an mengecam orang-orang yang telah meninggalkan agama itu sebagai orang-orang yang tidak dapat berpikir, 'la ya'quilun', orang-orang yang tidak dapat menggunakan kecerdasan mereka secara benar.
Memang semua agama didasarkan pada rasa takut. Takut akan hal yang tidak diketahui. Takut akan kematian. Namun, dengan berlalunya waktu, agama-agama lain banyak yang bisa mencari jalan untuk mengubah diri. Tapi Islam lain daripada yg lain. Islam membanggakan diri sebagai agama yang tidak pernah berubah. Revolusi Islam di Iran adalah contoh yang jelas. Kita tidak perlu kembali ke 1400 tahun yang lalu untuk melihat apa yang dilakukan oleh nabi Islam. Kita bisa lihat jiplakannya yang persis di dalam kata-kata pengikutnya, Ayatollah Khomeini dan presiden Iran, Ahmadinejad. Begitulah cara Islam berkembang cepat di seluruh dunia. Melalui penyebaran TERROR dan rasa takut.
KATA KHOMEINI:
“Qur’an berkata; bunuhlah, tawanlah! Mengapa kamu terus bergantung pada belas kasih? Belas kasih itu melawan Tuhan! Mehrab berarti tempat perang, tempat berkelahi. Di luar mehrab peperangan mesti terus berlangsung, sama seperti perang-perang Islam dulunya juga berlangsung terus di luar mehrab. Nabi mempunyai pedang untuk membunuh orang. Imam-imam suci kita adalah orang-orang militer. Mereka semua prajurit. Mereka menyambar perang, mereka sudah biasa membunuh orang. Kita perlu seorang Khalifa yang akan memotong tangan, memenggal kepala dan merajam orang.”
“Seperti yang dilakukan oleh Rasul auwloh dalam memotong tangan, memenggal kepala dan merajam orang; seperti yang dia lakukan dalam membantai orang-orang Yahudi dari Bani Qurayza karena mereka adalah orang-orang yang tidak puas. Jika Nabi memerintahkan membakar rumah atau memusnahkan satu suku, itu adalah adil.”
Banyak cendekiawan Islam yang bersumpah bahwa Islam adalah agama yang logis (masuk akal), bijaksana, moderat dan damai. Mereka bersumpah bahwa Islam mengundang orang menuju pengertian yang dalam dan pengetahuan dan menaikkan derajat perempuan dalam masyarakat. Ini sangat jauh dari kebenaran. Islam tidak tahan terhadap apa yang namanya logika dan tidak mengundang manusia kepada pemahaman yang mendalam, tetapi malah menjebak manusia dengan racun yang mematikan. Begitu seseorang menjadi Muslim, tidak ada lagi jalan keluar. No way out!
Islam memaksa perempuan memakai ‘hijab’ (jilbab), lambang keterbelakangan, kebodohan dan kefanatikan. Perempuan adalah warga negara kelas dua di dunia Muslim. Muhammad mengawini & meniduri Aisyah yang baru berumur 9 tahun. Manusia macam apakah itu, apalagi seorang nabi, yang bisa melakukan tindakan pedophilia begitu? Qur’an mengatakan bahwa perempuan boleh dipukul suami mereka, tapi perempuan Muslim kelihatannya mau menerima saja kebengisan ini, atau mungkin mereka tidak tahan lagi dan mau lari meninggalkan Islam. Qur’an memperbolehkan empat istri, tetapi Muhammad mempunyai paling sedikit 20, atau mungkin lebih. Tradisi mereka bilang di surga perempuan di rantai di mana-mana buat memuaskan nafsu lelaki.
Islam jelas-jelas tidak sesuai dengan logika dan demokrasi. Malah sebenarnya, Islam itu anti kebebasan dan kemerdekaan. Masalahnya dengan cendekiawan Islam adalah: mereka masih tidak mau mengakui bahwa jin-nya telah keluar dan sudah terlambat untuk dimasukkan kembali ke dalam botol.
Khoshroo Gholamali, wakil menteri luar negeri dan hukum republik Islam Iran, berkata dalam konferensi kebijaksanaan keamanan di Munich berkata, “Tujuan utama Islam adalah mencapai keseimbangan antara hukum Islam dan mekanisasi demokrasi. Kaum ekstrimis telah memanipulasi, menyalahartikan dan membajak hukum Islam.”
Apa yang dikatakan Mr. Gholamali itu menyesatkan dan tidak benar. Apa yang tidak dikatakan oleh Mr. Gholamali adalah apa yang telah dicapai oleh Republik Iran selama 27 tahun terakhir ini sebagai model (contoh) negara di dunia Islam. Dia tidak menyebutkan hukum mati, pencambukan, perajaman dan pemenggalan kaki tangan di depan umum yang terjadi sejak “agama damai” ini menyerbu Iran.
Dia tidak membicarakan pendukungan terhadap terorisme internasional dan domestik melalui jihad Islam, pembentukan Hezbollah yang telah melakukan serangan teror terhadap orang-orang tidak berdosa dan dukungan terhadap Islam fundamentalis. Dia tidak mengatakan bahwa agama yang moderat ini menekan pemeluk agama minoritas di Iran dan membuat mereka melarikan diri ke luar negeri. Dia tidak menyebut bagaimana bengisnya orang Islam memperkosa gadis-gadis sebelum mereka dihukum mati. Karena Islam melarang menghukum mati gadis perawan, memperkosa mereka adalah sangat Islamis. Benar, Islam sangat demokratik, tetapi hanya untuk teroris Islam.
Javid Amir dalam artikelnya “Views of a Muslim-American (Pandangan seorang Muslim Amerika)” berkata “haruslah dimengerti bahwa sangatlah salah memandang Islam sebagai agama yang pada dasarnya ganas dan fanatik. Islam adalah agama dunia dan tidak ada sesuatu yang ekstrim, monolithic dan anti-barat dalam Islam. Berdasarkan ajarannya, Islam itu tidak dapat disalahkan (blameless) seperti halnya agama-agama besar dunia lainnya.”
Tapi, Mr. Amin, Islam ADALAH agama yang dasarnya ganas dan fanatik. Semuanya telah ditulis dalam buku suci al Qur’an. Berhentilah menipu orang, dan hadapilah fakta. Masalah dalam Islam bukan hanya dalam buku sucinya, tetapi juga dalam hidup nabinya sendiri. Muslim tidak henti-hentinya mengatakan bahwa orang menyalah-artikan Quran, tetapi mereka tidak mengakui bahwa rasul auwloh sendiri hidup secara nista dan pengikut-pengikutnya hanya mengikuti contohnya.
Karena cara hidup Muhamad-lah Muslim berkelakuan biadab, menimbulkan huru-hara dan membakar mobil dan kedutaan besar setiap kali seseorang menggambar kartun nabi suci itu. Tingkah laku rasul auwloh itu adalah cap sekte sesat. Dengan kata lain, kita tidak dapat membandingkan Islam dengan agama-agama lain. Karena tingkah laku narcissistik nabi itu, Islam telah jatuh dalam kategori sekte sesat, bukan agama.
Benar, Islam adalah sekte sesat yang dimulai seorang Arab dari Mekah di Arabia, yang bernama Muhamad (panggil saja, “Si Mamad”), yang hidup antara tahun 570-632 A.D. Problem yang besar sekarang adalah sangat susah memaksa pengikut sekte sesat ini menggunakan akal mereka. Brainwashing (pencucian otak) yang terjadi sudah sangat mendalam dan merasuk.
Menurut Muslim, nabi Islam ini adalah Khataman Nabiyyeen (nabi terakhir) dan auwloh tidak akan mengutus nabi-nabi lagi. Jika Tuhan memilih orang seperti Muhammad, yang membantai, memperkosa, menteror, membunuh banyak orang tidak berdosa dengan pedang Islam, tuhan yang kita hadapi itu pasti tuhan teroris.
Sebelum kita sanggup mengerti hal ini dan sebelum kita menghentikan penyebaran penyakit menular ini, banyak orang tidak berdosa yang akan terus mati. Keselamatan masyarakat dunia tergantung pada seberapa cepat manusia akan mengerti bahwa Islam adalah musuh terbesar umat manusia.
*Amil Imani is an Iranian-born-American citizen and pro-democracy activist who is residing in the United States of America. He maintains a website at AmilImani. (Amil Imani seorang Iran kelahiran Amerika).
bahwa allahnya islam adalah setan!