ABSURDITAS HADIS
DAN SANGGAHAN MUSLIM
By: Ali Sina
Ada dua kategori Muslim:
- Mereka yg menerima otentisitas Hadis secara keseluruhan, dan
- Mereka yg menolak Hadis, secara sebagian ataupun keseluruhan, karena malu melihat tingkah-polah Muhamad dan mencoba menafsirkan Quran sedemikian rupa shg bertentangan arti dgn isi aslinya, hanya agar dapat diterima oleh otak waras.
Selama 1200 tahun, koleksi hadis Bukhari dianggap (dan masih tetap) diakui oleh mayoritas Muslim. Selain Quran, Muslim Sunni (khususnya), menganggap hadis sbg sumber pengarahan. Hadis adalah kumpulan riwayat atau cerita kehidupan Muhamad, yg dikumpulkan para pakar dlm abad kedua dan ketiga setelah Hijrah. Yg paling terkenal dan dijadikan pegangan adalah Bukhari dan siswanya yg bernama Muslim. Mereka disebut Sahih (sah, otentik, benar) karena mereka melalui proses yg disebut Ilmu Hadis. Namun, kini ada trend Muslim baru utk menolak otentisitas hadis. Malah mereka berani menyatakan para penyusun hadis ternama sbg pembohong besar (!) dan badut. Padahal, para penyusun hadis cuma menyusun hadis sebagaimana adanya (sesuai kejadian dan fakta sebenarnya) dan tidak patut diberi julukan menyedihkan semacam itu.
Para pakar muslim dini menerima hadis sbg Sahih hanya kalau otentisitasnya dibenarkan atas dasar Fann-i-Riwaayat (seni sekwensi narasi) dan Fann-i-Daraayat (seni konkordansi logis). Hadis juga tidak boleh mengkontradiksi Sunnah (biografi Nabi) dan Quran. Saya tidak interes dan kitapun tidak berkwalifikasi utk menentukan metodologi yg digunakan utk menerima atau menolak Hadis didasarkan Fann-i-Riwaayat. Ini semua cerita-cerita lama. Mereka yg melaporkan sudah mati 1000 tahun yg lalu dan kita tidak dapat mengecek mereka bohong atau tidak. Satu-satunya metode yg kita miliki utk menentukan kebenaran (sihhat) sebuah Hadis adalah Fann-i-Daraayat dan kompatibilitasnya dgn Quran.
Asif Iftikhar menulis :
“Oleh karena itu, sebuah hadis dapat dianggap sbg sumber arahan kepercayaan hanya ‘jika dasar hadis itu ada dalam Quran atau Sunnah atau prinsip-prinsip sifat dan intelek manusia. Juga, hadis tidak boleh meng-kontradiksi dasar-dasar ini” (dari The Authenticity of Hadith)
Ia juga mengatakan :
“Imam Ibni Ali Jauzee dilaporkan sbg mengatakan :
'Jika kau menemukan hadis yg melawan jalur logika atau prinsip universal, anggaplah hadis itu palsu; pembahasan ttg apakah para narator bisa dipercaya atau tidak adalah percuma saja. Ahadis macam itu harus dicurigai sbg tidak masuk akal karena tidak memiliki ruang bagi penjelasan. Juga, sebuah hadis dimana kompensasi kolosal dijanjikan bagi kelakuan minim dan sebuah sebuah hadis yg artinya tidak masuk akal (absurd) harus dicurigai.'”
Dgn menguji sejumlah hadis sesuai dgn “jalur logika” sesuai dgn yg dianjurkan Ibn Ali Jauzee, kami menemukan banyak hadis yg walau diakui sbg Sahih tetap harus ditolak. Contoh hadis berikut ini :
Sahih Bukhari Volume 3, Book 43, Number 652
Diriwayahkan Abu Huraira: Rasulullah mengatakan, "Saat seorang lelaki sedang dlm perjalanan, ia menemui cabang pohon yg berduri dan mencabutnya. Allah berterima kasih padanya dan mengampuninya."
Disini nampaknya, hadiahnya melebihi kelakuan, dan jika kita mau mengikuti nasehat Ibni Ali Jauzee, maka kita harus menganggap hadis ini palsu. Ini mungkin hal kecil, tapi dampaknya luar biasanya. Dgn menyatakan sebuah hadis sahih sbg TIDAK SAHIH, bgm dng hadis-hadis sahih lainnya? Ini membuktikan bahwa terlepas dari fakta bahwa 90% Muslim percaya pada hadis Bukhari dan muridnya, yaitu Muslim, dan terlepas dari fakta bahwa buku-buku ini dianggap sbg kitab sakral setelah Quran selama lebih dari 1200 tahun, ternyata buku-buku itu tidak dapat dipercaya.
Nah, mari ambil lagi contoh Hadis lain dan mengujinya dgn ‘jalur logika.’ Tapi kita harus tentukan dulu apa yg dimaksudkan dgn jalur logika. Karena ‘jalur logika’ orang yg sudah dijejali dgn dogma agama, kadang agak berbeda.
Contoh, adalah logis bahwa perempuan dan lelaki, secara umum, memiliki derajad kepandaian yg sama. Memang ada orang tolol dan ada orang pandai, tapi ini tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Tidak pernah ada studi yg mengatakan bahwa otak lelaki lebih pandai dari otak perempuan. Bahkan dlm jenis kelamin yg sama, tidak semua lelaki memiliki derajad intelektualitas yg sama. Dan terlepas dari tingkat intelektualitas anda, semua lelaki atau perempuan memiliki hak dan kewajiban yg sama didepan pengadilan hukum. Tapi logika Muslim lain. Mereka menganggap bahwa hijab memberikan mereka ‘kebebasan.’ Mereka berpikir bahwa ini akan meningkatkan status mereka dan sekali-sekali dipukuli suami juga sehat utk mereka. Mereka percaya bahwa mayoritas dari mereka akan ke neraka karena Muhamad yg bilang.
Jadi, yg saya maksud dgn ‘jalur logika’ adalah bukan logikanya pengikut agama islam yg fanatik, tapi logika yg bisa dibuktikan dgn sains.
1) HADIS TIDAK LOGIS, TAPI DIKUATKAN QURAN. SAHIH APA TIDAK?
Nah, marilah kita lihat apakah ada Hadis yg tidak memenuhi jalur logika.
Sahih Bukhari Volume 4, Book 54, Number 414
…" Ia (Muhamad) mengatakan, "Pada mulanya, tidak ada apapun kecuali Allah, dan lalu IA menciptakan TahtaNya. TahtaNya meliputi Lautan dan IA menulis semuanya dlm Buku (di Surga) dan menciptakan Langit dan Bumi.…”
Nah, bgm cerita ini masuk akal? Kalau pada mulanya ‘tidak ada apapun,’ bgm auwloh bisa menciptakan TahtaNya diatas Lautan? Lautan mana? Apa yg menopang Lautan itu? Bukankah bumi yg menopangnya? Nah, kalau begitu, bgm IA menciptakan Bumi setelah duduk-duduk di Lautan? Bgm ‘Langit dan Bumi’ diciptakan setelah Lautan? Dan bukankah Langit diperlukan utk menopang Bumi?
Jadi hadis diatas jelas tidak masuk akal. Jadi kita bisa mengatakan bahwa hadis itu palsu karena mengkontradiksi jalur logika dan bertentangan dgn prinsip-prinsip universal. Atau tidak?
Masalahnya adalah bahwa hadis yg tidak masuk akal itu SESUAI Quran! Dan spt yg dikatakan Asif Iftikhar “sebuah Hadis bisa dianggap sbg sumber arahan agama hanya jika `dasar Hadis itu eksis dlm Quran atau Sunnah”.
Nahh lhoo! Bgm kalau memang Quran menguatkan hadis yg tidak masuk akal itu? Lihatlah ayat-ayat Quran berikut ini :
[18.86] Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. ...
[18.89] Kemudian dia menempuh jalan (yang lain).
[18.90] Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,..
Ini membuktikan bahwa Muhamad benar-benar percaya bahwa bumi adalah ceper/flat/rata atau datar (bukan bulat) dan matahari bergerak dari satu tempat di langit dan terbenam di tempat lain. (Bagi yg mulai bingung: bukan matahari yg bergerak di langit mengitari bumi, tapi bumi yg bergerak di orbitnya, mengitari matahari).
Ini bukti lagi bahwa Muhamad menyangka bumi ceper (bukan bulat).
Sahih Bukhari Volume 4, Book 54, Number 421
Narrated Abu Dhar:
Nabi bertanya pada saya saat matahari terbenam, "Tahukah kau kemana matahari pergi (pada saat terbenam)?" Saya menjawab, "Allah dan RasulNya lebih tahu." Ia mengatakan, "Matahari bergerak sampai menundukkan diri dibawah TahtaNya dan meminta ijin utk terbit kembali dan setelah diijinkan dan lalu (matahari) akan hendak menundukkan diri tetapi penundukkan dirinya itu tidak diterima dan matahari akan meminta pamit utk melanjutkan perjalanannya tapi tidak diijinkan, melainkan diperintah utk kembali ke tempat asalnya dan setelah itu matahari akan terbit di barat. Dan itulah interpretasi Pernyataan Allah: "Dan matahari berjalan pada jalan yg sudah ditetapkan. Itulah keputusan (Allah) sang Maha Kuasa dan Maha Tahu." (Q. 6: 3
OK! Jadi ini hadis yg dikonfirmasi oleh Quran dan juga disahkan oleh hadis lain, dan sekali lagi ditunjukkan dalam Quran. Tapi apakah hadis ini sesuai dgn sains? Dgn jalur logika? Jelas tidak! Tetapi hadis itu tidak bertentangan dgn Quran. Jadi, hadisnya ngaco, tetapi tetap Sahih.
Kalau kita meragukan pemikiran Muhamad ttg bentuk bumi, silahkan baca ayat dibawah ini.
[78.6] Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,
[78.7] dan gunung-gunung sebagai pasak?
“Hamparan” jelas menunjukkan sesuatu yg ceper. Kata Arab yg digunakan dlm Quran adalah Mehad, (tempat tidur). Dan sejauh yg saya pernah lihat, tempat tidur sepertinya selalu ceper. Belum ada tuh, tempat tidur yg bulat. Juga, gunung-gunung bukan PASAK yg mengcegah bumi bergetar, spt yg disangka nabi.
Jadi, apa yg harus dilakukan dgn hadis yg sudah disahihkan dan sesuai dgn ayat-ayat Quran, tapi tidak masuk akal?
2) HADIS TIDAK MASUK AKAL, BERTENTANGAN DGN QURAN, TAPI TETAP DIPERCAYA MUSLIM
Ada banyak hadis yg menyatakan Muhamad membuat mujizat. Padahal di Quran, Muhamad mengatakan tidak bisa membuat mujizat.
[13.7] Orang-orang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk
Jadi secara teori, hadis-hadis yg menyatakan ia membuat mujizat adalah PALSU, bukan? Kalau begitu, mengapa Muslim percaya bahwa Muhamad melakukan mukjizat, bisa jalan-jalan ke langit/surga dan bisa meramalkan temuan sains masa datang dsb dsb ?
Pakar ternama, Ali Dashti sendiri bertanya: "Kalau Muhamad memang benar bisa buat mujizat, membelah bulan, memperbanyak makanan, mengunjungi neraka dan surga pada malam hari dsb spt yg tertera dlm hadis, mengapa ia tidak melakukan mukjizat yg lebih berguna, spt mampu membaca dan menulis? Apakah masuk akal kalau orang yg bisa melihat dunia akhirat tetapi stelah diberiakn kertas dgn tulisan dlm bahasanya sendiri tidak bisa membacanya? Muslim percaya bahwa Muhamad bisa melihat mata orang dan membaca pikiran orang. Muhamad sendiri mengatakan bahwa kalau ia memimpin sholat, ia bisa melihat pengikut dibelakangnya tanpa perlu menoleh. Tapi utk baca tulis saja, ia tidak bisa? Diantara semua mujizat jelimet yg ia buat, bukankah bisa baca-tulis merupakan mukjizat yg paling sederhana dan paling berguna?"
Selain Quran, masih banyak lagi hadis yg menolak kekuatan supernatural Muhamad.
Sahih Bukhari Volume 3, Book 43, Number 638
... nabi mengatakan, "SAYA HANYA MANUSIA BELAKA... "
2) HADIS TIDAK MASUK AKAL SEKARANG , TETAPI MASUK AKAL BAGI ORANG JAMAN DULU
Sahih Bukhari Volume 1, Book 6, Number 315
Narrated Anas bin Malik: The Prophet said, "At every womb Allah appoints an angel who says, 'O Lord! A drop of semen, O Lord! A clot. O Lord! A little lump of flesh." Then if Allah wishes (to complete) its creation, the angel asks, (O Lord!) Will it be a male or female, a wretched or a blessed, and how much will his provision be? And what will his age be?' So all that is written while the child is still in the mother's womb."
Hadis ini sama saja dgn lelucon jorok. Bahwa malaikat harus menunggui dan berdiri didepan rahim, setiap saat seorang lelaki bersenggama dgn isterinya dan sang malaikat sambil menonton sepasang manusia senggama, meminta-minta pada auwloh agar disemprotkan setetes air mani diatas mukanya, sungguh menggelikan!
Apakah kita akan menganggap hadis ini palsu? Jelas hadis ini bertentangan dgn alur logika. Tapi tunggu dulu! Hadis ini TIDAK BERTENTANGAN dgn alur logika ORANG JAMAN DULU, 1200 tahun yg lalu. Jadi, menurut kita orang modern tidak masuk akal, tetapi menurut mereka yg hidup pada jaman itu, jelas masuk akal. So, alur logika siapa yg harus dipakai?
Jadi, kita tidak bisa meragukan otentisitas hadis karena tidak sesuai dng alur logika kita. Muslim yg menolak Hadis macam ini lupa bahwa Muhamad adalah rasulnya auwloh dan oleh karena itu ia tidak mungkin salah. Jadi mereka mulai mengevaluasi kembali hadis-hadis yg dlm anggapan mereka dianggap tidak logis. Ini metode yg sangat sepihak.
Namun karena mayoritas Hadis memang penuh dgn omong kosong, semakin banyak Muslim kini menyatakan bahwa mereka menolak semua hadis dan mengecam si Bukhari dan Muslim yg dihormati selama lebih dari satu millennium. Kasihan betul mereka! Bukan Bukhari dan Muslim yg menciptakan hadis-hadis ini. Mereka cuma merekam apa yg dikatakan kpd mereka. Bukan salah mereka kalau citra Muhamad jadi jelek karena hadis.
Memang pasti ada laporan yg palsu, tetapi (mudah-mudahan) kebanyakan adalah benar. Hanya hadis-hadis ini yg kita miliki sbg sumber cerita kehidupan Muhamad. Kalau bukan dari hadis, dari mana lagi? Jika kau menolak hadis, bgm kau bisa membuktikan bahwa Muhamad pernah eksis? Bgm menentukan jumlah dan cara solat/puasa/haji kalau tidak ada hadis? Jadi kalau semua cerita dlm hadis ini dipalsukan, bukankah tidak mungkin bahwa QURAN juga bisa dipalsukan dan ISLAM TIDAK LEBIH DARI CERITA OMONG KOSONG?
ABSURDITAS QURAN
Menyanggah otentisitas hadis karena tidak masuk akal mengantar kita pada problema baru: bgm kalau Quran palsu karena sama tidak masuk akalnya dgn hadis?
Muslim suka menafsirkan ayat-ayat Quran sesuai dgn keinginan dan keperluan mereka. Ini memang karena Quran tidak masuk akal dan tidak mengandung arti.
Sbg orang Iran, saya tahu bahwa kaum Shi’ah adalah yg pertama yg menyadari ketidaksempurnaan Quran. Sufisme juga secara keseluruhan didasarkan pada pemberian tafsiran esoterik (indah) pada Quran. Sufisme memang, par exultance, upaya utk meng-‘interiorize’ wahyu-wahyu Quran, utk memisahkan diri dari tafsiran yg legalistik dan menyaring darinya arti mistik dari pertemuan Muhamad dgn auwloh pada malam Mi’raj.
Imam Ja’far Sadiq dilaporkan telah mengatakan: “Tujuan kami adalah sebuah rahasia (siir) didalam rahasia lain. Rahasia sesuatu yg masih tersembunyi; sebuah rahasia yg hanya bisa diungkapkan oleh rahasia lain. Ini sebuah rahasia ttg sebuah rahasia yg didasarkan pada sebuah rahasia. [Henri Corbin, Historia de la Filosofia Siglo XXI editores. V.3 p.253] (maksudnya apa’an seh nih orang? Mbulet amat... –adm)
Selain kalimat diatas itu tidak masuk akal, pengertian Sufi ini sendiri mengkontradiksi Quran yg berulang-ulang menyatakan diri sbg "buku jelas" (5:15) "mudah dimengerti” (44:58 , 54:22 , 54:32, 54:40) "dijelaskan secara detil" (6:114), "disampaikan secara jelas", (5:16, 10:15) dan tanpa “keraguan” didalamnya (2:1).
Jadi, tentu Ja’far perlu alasannya (raison d'ĂȘtre) sbg Imam. Tentu ia harus meyakinkan orang-orang Shi’ah bahwa Quran adalah sebuah rahasia (siir) yg perlu ditafsirkan. Dan tidak ada yg bisa melakukannya kecuali mereka yg diberi otoritas dan Ismat (tidak mungkin salah). Oleh karena itu institusi Imamat diperlukan oleh kaum Shi’ah. Pertanyaannya adalah, apa yg harus dilakukan kalau tidak ada imam lagi? Siapa yg akan menafsirkan rahasia-rahasia Quran dan Shariah? Nah, diciptakanlah institusi baru yg dinamakan velayat. Vali (wali? -RiD) adalah sang penjaga Agama. Ia adalah penengah antara Imam Qayeb (Imam yg tersembunyi) dan Umatnya. Tapi siapa yg memberi otoritas kpd para Imam dan para vali? Tidak siapapun! Institusi-institusi ini tidak mendapat backing pembenaran dari Quran. Hadis yg mendukungpun sangat meragukan dan sudah pasti DIPALSUKAN OLEH SHI’AH SENDIRI UTK MENGABSAHKAN VERSI MEREKA.
Aneh bukan bahwa Tuhan mengirimkan arahan kpd manusia dlm bentuk rahasia? Lelucon macam apa itu? Mengapa Tuhan ingin mempermainkan kita?
OK. Marilah kita kembali kepada kedua KATEGORI MUSLIM.
Yg pertama adalah mereka yg membela Muhamad, APAPUN yg ia lakukan! Biar bertentangan dgn kepantasan, keadilan atau kebenaran. Pokoknya Muhamad benar!!! Titik. Sebodo kalau Muhamad yg pada usia setua kakek saya (53 tahun), masih juga menikahi bocah yg belum akil balik, membunuhi para pengritiknya, membunuh masal 900 tawanan perang, melakukan genocide terhdp kaum Yahudi di semenanjung Arab (daerah asal mereka), memperkosa tawanan perang dan meniduri para pembantu isteri-isterinya. Paling tidak kelompok yg satu ini JUJUR dan tidak membantah terjadinya peristiwa-peristiwa diatas.
Kelompok kedua adalah mereka yg membantah semua fakta negatif ttg muhammad dan mencoba memutar balikkan bukti agar membuat nabi yg sudah ketahuan bengis dan cabul ini diterima oleh moralitas dan nilai-nilai kemanusiaan masa kini. Ini yg disebut dgn Muslim ‘moderat.’
Ini dia Muslims yg menyembunyikan brutalitas yg terkandung dlm Quran. Mereka rajin mengutip ayat-ayat Mekah yg dini saat Muhamad masih lemah, dan menunjukkan ayat-ayat ‘manis:’ “Tidak ada paksaan dalam agama, membunuh satu orang sama saja dgn membunuh seluruh dunia” dsb. Dan mereka akan menyembunyikan atau mengubah arti ayat-ayat Medinah yg kejam (yg membatalkan ayat-ayat Mekah yg ‘manis’) itu dan memolesnya agar bisa diterima. (poles teruuusss..! -RiD)
Mayoritas Muslim memang spt Muslim ‘moderat’ ini dan lebih suka menutup mata mereka (in denial). Penolakan terhdp hadis memang mudah, tetapi penolakan terhdp Quran, agak sulit. Jadi mau tidak mau, satu-satunya jalan bagi mereka adalah: ‘penafsiran kembali.’
THE SUBMITTERS
Pada tahun 70an, Muslim Mesir mendapatkan solusi brilyan yg bisa membujuk para Muslims yg terdidik agar tetap jadi Muslim. Namanya adalah Rashed Khalifa. Pada mulanya ia menyatakan telah menemukan mukjizat matematik dlm Quran. Ini telah dibantah berkali-kali (bahkan oleh muslim sendiri) sbg penipuan terang-terangan.
Tapi ia kemudian dianggap selebriti oleh Muslim, sampai suatu saat ia menyatakan diri sbg rasul. Keputusan ini membuat marah para petinggi agama dan ia akhirnya tewas terbunuh! Tapi sumbangannya penting bagi pembantahan total terhdp hadis dan upanya utk menerjemahkan Quran, menafsirkannya kembali shg dpt menjinakkan pesan-pesan yg intoleran dan biadab dlm Quran, menciptakan gerakan baru diantara para Muslim pseudo-intellectual yg suka berpura-pura bahwa Islam tidak menyerukan pembunuhan kafir yg doyan menumpahkan darah kafir demi jihad.
Pembantahan mereka atas hadis sama saja dgn membantah sejarah Muhammad. Mereka membantah semua perang, semua pembunhannya, genocide terhdp Yahudi Medinah, penjarahannya dsb dsb. Serangan-serangannya disebut bela diri. Umur Aisha (yg baru berusia 9 thn ketika muhammad berusia 53 thn menidurinya) mereka ubah dan mereka membantah gaya hidup seksual, hedonis dan amoral muhamad yg tercatat dlm ratusan cerita yg diriwayahkan pengikutnya dan disimpan selama lebih dari seribu tahun. Para muslims penipu ini bertujuan utk menampilkan Quran sbg buku modern penuh dgn mukjizat membuat mereka lupa akan segala alur logika sampai dgn sengaja mengubah segala isi Quran dan menafsirkannya dgn cara yg paling absurd demi me-rasionalisasikan absurditasnya.
Salah seorang malah sampai mencoba meyakinkan saya bahwa kesalahan dlm penghitungan bagian-bagian warisan, sebenarnya bukan sebuah kesalahan, tapi kesalahpengertian. Katanya: bagian 1/3 utk orang tua + 2/3 bagi anak-anak perempuan + 1/8 bagi isteri yg diperintahkan Quran, jumlahnya sebenarnya sama dgn SATU (bukan 1 1/. Kok bisa? Dijelaskannya bahwa 1/8 bagian isteri harus datang dari bagian yg 2/3 yg diperuntukkan bagi para puteri. Quran sama sekali tidak menyebutkannya, tapi upayanya dan entusiasmenya utk membenarkan kesalahan-kesalahan dalam Quran benar-benar tidak masuk akal.
Mereka yg membantah hadis menggunakan surah-surah Quran berikut ini utk membela pendapat mereka.
[12.111] Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Dan
[31.6] Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.
Spt dikatakan ayat-ayat diatas, Muhamad dicemooh oleh orang-orang sejamannya dan Qurannya dianggap cerita-cerita tidak masuk akal. Kata ‘cerita’ dlm Arab adalah ‘HADIS.’ Jadi, dlm ayat-ayat ini ia membela wahunya dng mengatakan bahwa ini bukan cerita (Hadis) yg dibuat-buat olehnya.
Ketika Muhamad melontarkan kata-kata ini, Bukhari, Muslim dan para kolektor hadis lainnya BELUM LAHIR dan tidak ada cerita atau hadis ttg dirinya. Dlm ayat diatas, ‘nabi’ menolak cerita-ceriat atau hadis-hadis PARA KAFIR. Bukan cerita-cerita ttg hidupnya yg belum diceritakan. Tetapi karena ia menggunakan kata “Hadis”, para Muslim pembantah hadis ini menganggapnya sbg bukti bahwa Muhamad menentang Hadis. Betapa membingungkan!