SWARA NON-MUSLIM

Blog ini di-dedikasikan bagi kalangan non-muslim Indonesia!

Hi guys, apa kabar? Gimana keadaan di Indonesia sekarang?

FYI:

Sementara blog ini sedang di maintenance silakan click blog ini

-------> nabimuhamad.wordpress

Semua artikel di blog itu bisa langsung di download (PDF file). Juga tersedia terjemahan buku-buku "subversif" dalam bhs Indonesia yg tidak mungkin boleh diterjemahkan & disebarkan secara 'legal' di negara-negara mayoritas islam, include Indonesia, karena akan bikin para muslimer penganut "agama damai" itu ngamuk bin kalap.

Buruan download ebook-nya mumpung belum disensor oleh muslim yg ketakutan islamnya dibongkar habis kepalsuannya.

Untuk info lainnya silahkan email aku: namasamaran@riseup.net atau follow twitterku:@islamexpose

Selamat datang dalam Terang Kebenaran. God bless you all


YES, PELAJARILAH QURAN!

SEBUAH JAWABAN UTK MR. DANIEL PIPES
By: Ali Sina



Dalam sebuah artikel berjudul “Belajar Quran?,” Mr Daniel Pipes, sejarawan dan direktur Forum Timur Tengah, mengatakan bahwa utk mengerti fenomena terorisme islam, seseorang tidak mesti membaca Quran. Daripada Quran," desak Mr. Pipes "siapa saja yg ingin mempelajari Islam militan dan kekerasan yg diilhaminya, utk mengerti fenomena demikian seperti gerakan Wahhabi, Revolusi Khomeini dan Al-Qaeda ... pelajarilah sejarah muslim, bukan teologi islam, yg bisa menjelaskan bagaimana kita sampai pd saat ini dan mengisyaratkan apa yg akan terjadi selanjutnya.”


Utk menolak anggapan bahwa Quran bertanggung jawab thd bangkitnya terorisme islam, Mr. Pipes bertanya: “Jika Quran menyebabkan terorisme, lalu bagaimana anda menjelaskan tahun 1960-an, waktu kekerasan Islam militan hampir tidak ada? Quran waktu itu masih berisi teks yg sama dg sekarang?”


Dia juga terus mengingatkan pembacanya bahwa Muslim telah membaca Quran secara berbeda dari waktu ke waktu. Teguran akan kesopanan perempuan berarti sesuatu bagi feminis Mesir tahun 20-an dan berarti lain lagi utk keturunannya sekarang. Saat itu, tudung perempuan dianggap penindasan dan pembatasan perempuan dari dunia luar. Tapi kini, koran-koran Inggris berisi berita, ‘Kerudung itu cantik.’


Dulu, jilbab menandakan bahwa perempuan bukanlah manusia utuh; sekarang, kata-kata editor majalah fashion, jilbab mengatakan bahwa kamu adalah perempuan. . . kamu harus diperlakukan sebagai orang dg pikiran merdeka. Membaca Quran terlepas dari konteks jamannya melupakan perubahan yg tidak dapat diprediksi.


Dengan segala hormat utk Mr. Pipes, saya tidak setuju dgnya. Benar bahwa 40 th lalu Islam militan belumlah biasa. Alasannya adalah bahwa waktu itu muslim belum terlalu religius. Orang bisa jadi muslim dalam nama saja tanpa mempraktekannya. Selama thn 60-an, kebanyakan muslim adalah muslim KTP saja. Sedikit yg pergi ke mesjid. Mereka lebih tertarik akan modernisasi. Jilbab dianggap terbelakang. Anak-anak muda tertarik pada budaya pop Barat. Dan walau kedengarannya tidak masuk akal, perempuan yg sama yg memakai cadar dan berteriak ikut-ikutan khomeini, dgn 'Death to America,' adalah perempuan yg beberapa tahun sebelumnya doyan pakai rok mini, sambil keganjringan the Beatles dan Elvis.


Kebebasan yg dialami perempuan Muslim sekarang ini bukan terjadi karena Quran ditafsirkan kembali, sesuai dgn jamannya. Ini terjadi karena sebelumnya, thn 20-an, dunia muslim melahirkan orang-orang seperti Kemal Atta Turk dan Reza Shah yg melarang kerudung (jilbab), memenjarakan Mullah bermasalah dan bergaris-keras dan memaksakan sekularisasi di negara mereka, (Turki dan Iran) menantang dan mengurangi pengaruh keji islam disemua bidang masyarakat dg resiko apapun.


Muncullah para pemikir-pemikir hebat dan secara terbuka menantang Syariah dan meniupkan nafas baru pada sekularisme dan modernisme pada tubuh sakit para umat Islam. Sheikh Ali Abdul Raziq, ilmuwan Mesir membatasi Islam pada fungsi-fungsi spiritual dan mencoba membebaskan masalah duniawi dari campur tangan agama atau genggaman imam. Dr. Taha Hussain, ilmuwan terkemuka Mesir, menolak teori bahwa sistem politik Islam jaman awal diucapkan oleh auwloh melalui wahyunya pada Muhammad. Maulana Abul Kalam Azad, ilmuwan muslim India terkenal, membantah bahwa Quran menuntut pengikut agama lain utk menerima agama baru. Melainkan bahwa Quran menuntut setiap orang beragama agar bertahan pada ajaran-ajaran agamanya.

Asaf Ali Fyzee, pemikir Muslim India, setuju dg Abul Kalam Azad bahwa objek agama adalah melayani kemanusiaan dan bahwa hukum statik tidak cocok diterapkan pada masyarakat progresif.


Di Iran, ilmuwan Ahmad Kasravi mencela Islam dan menyebutnya sumber utama kebodohan dan keterbelakangan masyarakat. Dia menginginkan modernisasi negara lewat sekularisasi. Pd waktu yg sama, Ali Dashti menerbitkan buku karir kenabian Muhammad yg menunjukkan fakta bahwa dia bukanlah nabi tapi orang biasa dg sedikit atau bahkan tanpa kebaikan dan pengetahuan yg pantas utk dicontoh.

Beberapa dekade sebelumnya, orang Iran bernama Mirza Agha Khan Kermani secara terbuka menyatakan bahwa Islam hanya baik utk orang Arab liar (barbar) yg telanjang kaki, penghuni gurun, gembala kambing, pemakan kadal dan bukan utk orang yg membangun peradaban besar seperti Iran.'


Jika diawal pertengahan abad 20 militan islam hampir tidak ada, itu karena Islam ditafsirkan utk menjadi toleran dan progresif. Ini karena Islam diserang dan diruntuhkan. Waktu itu para Muslim makmur dan negara-negara islam dimodernisasi karena Islam tidak masuk dalam percaturan bangsa-bangsa dunia.


Saya setuju bahwa orang harus baca sejarah utk mengerti kekejian Islam. Tapi bagaimanapun, saya tidak setuju dg Mr. Pipes bahwa 'hanya sejarah Muslim, bukan teologi Islami, yg menjelaskan bgm kita bisa sampai kesini.'


Kekerasan Islami adalah hasil langsung dari teologi Islam. Betapa naifnya utk percaya bahwa gerakan Wahabi, Revolusi Khomeini dan Al-Qaeda sama sekali tidak ada hubungannya dg ajaran kebencian dalam Quran. Sejarah juga memasukkan kisah Muhammad dan perang terornya.


Saya setuju dg Mr. Pipes bahwa Quran adalah kitab yg membingungkan, bahwa banyak ayatnya diganti-ganti dan seseorang harus punya pengetahuan tentang sha’ne nozool (konteks) utk mengerti buku ini. Tapi muslim terpelajar seperti para Mullah juga punya pengetahuan itu dan mereka tahu semua yg disebut pengajaran lembut dari Quran yg diungkapkan ketika Muhammad masih lemah telah diganti semuanya! Dan ajaran yg sah adalah ajaran yg diungkapkan kemudian, yang menyebut pembunuhan para kafir (9:123), jangan berteman dg Yahudi dan Kristen (5:51), tundukkan mereka sampai mereka bayar pajak Jizya (9:29), anggap mereka najis (kotoran, tidak boleh disentuh, tidak murni) (9:2), dll.


Singkatnya, Quran adalah buku kekerasan. Pesan dari Quran adalah pesan kebencian. Pesan ini sangat jelas dan keras. Sangat tidak mungkin utk mereka yg percaya dan mengikuti Quran utk menghindari kebencian pada mereka yg lain agama. Mustahil utk berpikir bahwa ajaran-ajaran yg mengilhami kebencian dalam Quran tidak ada sangkut pautnya dg kebangkitan militan Islam. Silahkan anda mendengar khotbah-khotbah di mesjid-mesjid utk melihat dan mendengar jenis kebencian yg diajarkan dan darimana sumber kebencian itu. Ya, pelajarilah Quran utk melihat darimana militan Islam mendapat ajarannya.


Bisa saja dunia Islam kembali dibelokkan kearah moderat. Tapi ini dapat terjadi HANYA jika Islam dibuat lemah. Quran tidak perlu ditafsirkan kembali, tapi harus ditolak, dihapus dan dibuang! Para siswa dan politisi di negara Islam harus bergabung dan menantang otoritas Quran, 'kesempurnaan' penulisnya dan keabsahan diri si Somad alias muhammad sbg 'nabi.' Mereka harus mendorong sekularisasi di negara islam dan berdiri kuat melawan para Islamis. Islam harus diserang dari arah politk dan ideologi.


Sungguh gila bahwa 1 milyar orang mengikuti 'nabi' sinting abad ke-7. Ini akan membawa dunia kita pada jurang kehancuran. Hanya saat kepercayaan pada Islam dibuat lemah, Muslim akan kembali pada aliran moderat dan modernisasi. Karena Islam dan Syariah menghalangi semua ini, satu-satunya masa depan yg menanti muslim adalah penambahan kefanatikan, kesengsaraan dan kekerasan. Dan satu-satunya masa depan bagi umat manusia adalah penambahan teror dan perang (akibat islam).


Sumber:
Indonesia-faith-freedom
http://www.infidels.org/library/modern/theism/islam/