Risk Management:
Islam, The West's Unmanageable Liability
BEBAN BARAT YG
TIDAK DAPAT DIKELOLA
Oleh DC Watson
Realita dan cara berpikir kaum dhimmi (kaum non-muslim yg dijajah Islam): Peringatan sudah dibunyikan puluhan tahun lalu. Ancaman teror islam di barat, yang tadinya dianggap ancaman kosong, sekarang benar-benar dirasakan siapapun yang tinggal di dunia beradab.
Walaupun penting dan pantas bagi Barat untuk menunjukkan toleransi bagi imigran muslim, tidak semua -- tapi cukup banyak dari mereka -- dibarengi dgn perasaan kewajiban untuk merealisasikan fantasi Muhamad menciptakan planet bumi islam. Percuma mencoba mendekati atau mengubah cara berpikir budaya macam itu. Mereka punya dorongan kuat. Dorongan yang dipacu oleh ideologi terbelakang, rasis, seksis yang dituntut Qur'an -- dgn network teror, organisasi-organisasi funding Muslim, imam dan jenggot-jenggot Islam lainnya yang setiap kali memperingatkan Muslim yang doyan kebebasan bahwa tujuan sentral mereka sbg muslim adalah kepada auwloh dan auwloh doang.
Islamophobia, paranoia dan intoleransi memang tuduhan bagi mereka yang protes. Padahal kenyataannya jelas didepan mata. Bgm dgn Iraq, Afghanistan, Iraq, Palestina, Philippina, Sudan, Nigeria, Bali (Indonesia), Paris dsb, dsb? Ini hanyalah alasan-alasan lemah yang mereka gunakan untuk terus memajukan rencana Muhamad. Tidak semua Muslim memang mematuhi ajakan Muhamad, tetapi para Muslim macam ini cuma duduk ongkang kaki dan diam seribu bahasa.
Memang kita semua harus sopan, tetapi mengapa kita masih juga perlu “inggih-inggih” gaya Jawa kraton kepada mereka yang pada akhirnya akan menggorok leher kita sesuai dgn perintah Qur'an?
Memang toleransi baik, tapi TOLERANSI TERHADAP INTOLERANSI SAMA SAJA DNG BUNUH DIRI. Sudah waktunya kita mengenal ancaman yang, kalau tidak dihancurkan terlebih dahulu, bisa mengakhiri eksistensi kita. Sekarang juga kita harus sadar. Jangan biarkan wakil Muslim semanis dan sesopan apapun mengelabuimu dan membuatmu percaya bahwa Shari'ah memang cocok dengan demokrasi. Ini bohong besar. Biar Muslim tersenyum selebar apapun jangan sampai kau termakan tipuannya bahwa islam mengajarkan toleransi kpd semua mahluk hidup (rahmatan lil alamin, begitu bunyi kibul mereka). Itu jelas bohong.
Kelompok Muslim, khususnya mereka yang dicurigai, bukan saja tidak berhak mempromosikan kpd para siswa AS polos ttg islam. Sistim pendidikan AS (dan Barat umumnya) menghadapi tugas sulit. Mereka kadang berlagak tidak tahu bahwa para tamu yang mereka undang utk menjelaskan ttg islam adalah mereka-mereka juga yang ingin menerapkan Syariah di AS.
Sementara kita sibuk berdebat diantara kita, para fundamentalis Islam itu siap-siap untuk menerjang. Sudah saatnya kita melupakan perbedaan pandangan politik kita. Kalau tidak kita dapat menghancurkan peradaban yang didapatkan lewat perjuangan sengit dan darah. Wakil rakyat hanya peduli dengan jumlah perolehan suara. Bahkan mereka begitu sibuk sampai nampak lebih senang mengorbankan keamanan negara ketimbang menghadapi risiko tudingan Islamofobi. Mereka ini, orang kita sendiri, yang menempatkan kita dalam posisi bahaya.
Hanya karena islam -- bukan Kristen, atau yahudi, atau Hindu, atau Budha atau Atheisme --- tapi hanya gara-gara islam negara Barat dibuat terus waspada. Antrean panjang di bandara udara, stasiun bis, kereta, stadion sepak bola dsb, semuanya harus ditingkatkan keamanannya. Siapa yg harus bayar ini semua? Tahukah anda bahwa ongkosnya sampai milyaran dolar per tahun, hanya utk mencegah para islamer itu merampas keselamatan kita.
Ini memang sangat disayangkan, karena milyaran dolar untuk "baby sitting" muslim-muslim berjenggot dan isteri-istri ber-burqa mereka itu sesungguhnya dimaksudkan bagi kesejahteraan rakyat. Ini bukan masalah yang terbatas pada satu golongan atau ras saja. Ini bukan Partai Republik vs Demokrat atau kelompok Kiri vs Kanan. Ini masalah AS (masalah dunia). Kaum kiri maupun kanan tidak relevan. Syariah akan membumi-hanguskan kita semua, yang kiri maupun kanan.
Dgn diijinkannya imigrasi Muslim dan kenyataan bahwa milyaran dolar harus dihabiskan bagi pemonitoran mereka, kita menjadi Taman Kanak-kanak (Kindergarden) paling besar didunia. Kita juga sulit mendapatkan jawaban tegas dari organisasi-organisasi yang menganggap diri mewakili Muslim di Barat. Sementara mereka jelas mengatakan ingin membuat AS menjadi Islam, kita malah sibuk melatih polisi agar jangan meyinggung "sensitivitas Muslim". Setiap kali ada peristiwa ditemukannya Quran di lantai atau Muslim ditangkap, wah... ramai deh media mengumumkan penderitaan Muslim.
Sementara itu, 4 tahun setelah 9/11, fanatik-fanataik Islam masih juga berkeliaran dimanapun didunia: setan di segala penjuru planet kita. Pertanyaan bagi kita sekarang adalah: APA SIH YANG DISUMBANGKAN ISLAM KEPADA BARAT (ATAU DUNIA) SELAIN MENINGKATNYA ONGKOS KEAMANAN? DAN APAKAH MEREKA MEMANG "WORTH IT"?