Dari Docklands di London, sampai ke bukit-bukit Tuscany,
dari Austria Selatan sampai Amsterdam dan Cologne,
EROPA MULAI BERANI MENGATAKAN
HENTIKAN PEMBANGUNAN MESJID !!
''BENTROKAN BUDAYA'' ATAS TUNTUTAN MUSLIM
BAGI MESJID MULAI PECAH DI SWISS,
ITALIA, AUSTRIA, JERMAN & BELANDA
by Ian Traynor in Wangen, Switzerland
Sebelah utara Berne, bukit-bukit Alpine dipenuhi dgn bunyi-bunyi bel sapi, menara-menara gereja, dan bunga-bunga geranium. Dari dulu sampai sekarang, begitulah keadaannya.
Namun penduduk mulai resah. "Bayangkan! Setiap Jumat malam, selalu ribut dan penuh dng mobil," keluh Roland Kissling, seorang penjual parfum, mengenai kesibukan ratusan imigran Turki yg menghadiri solat Jumat.
Belum lagi kasus yg sampai ke Mahkaman Agung dimana kaum Turki di Wangen memenangkan kasus utk membangung minaret setinggi 6 meter.
Namun Ulrich Schlüer, anggota partai sayap kanan Swiss (SVP) yg paling kuat, sedang melancarkan kampanye luas utk membatalkan pembangunan minaret tsb.
"Berbeda dgn agama-agama lain," katanya, "Islam bukan hanya sebuah agama. Islam adalah sebuah ideologi yg bertujuan utk menciptakan sebuah sistem hukum tersendiri. Itulah Shariah. Ini akan menjadi problema besar bagi sebuah demokrasi dan harus diatasi. Kalau politisi enggan, maka rakyat sendiri yg akan turun tangan."
Schlüer melancarkan petisi yg sudah mendapatkan 40.000 tanda tangan. Kalau tanda tangan mencapai 100.000, ini dapat menjadi alasan menuntut referendum.
"Kami tidak keberatan dgn ruang-ruang ibadah atau mesjid, tapi kalau MINARET, ini lain lagi. Ini tidak ada hubungannya dgn agama. Ini adalah lambang kekuasaan ideologi politik."
Bentrokan-bentrokan ini juga terjadi di Italia, Austria, Jerman, UK dan Belanda. Arsitektur Islam membawa dampak pada pusat-pusat 'budaya barat' dan semakin panas.
Pemimpin sayap kanan Austria, Jörg Haider, menyerukan larangan dibangunnya mesjid di provinsinya, Carinthia. "Carinthia," katanya, "akan menjadi pionir dlm perjuangan melawan Islam radikal dan bagi perlindungan budaya Barat yg dominan."
Di Italia, walikota Bologna dan walikota Genoa bulan lalu membatalkan pembangunan mesjid setelah kampanye keras oleh Liga Utara sayap kanan, yg mengancam akan mengadakan 'HARI BABI' utk menghina muslim dan mengotori tempat yg direncanakan bagi pembangunan mesjid di Bologna.
Kardinal Joachim Meisner dari Cologne menyatakan keresahannya akan rencana pembangunan mesjid besar utk menampung ke 120.000 Muslim di benteng agama Katolik tsb. Rencana mesjid di Munich juga ditentang keras.
Uskup Graz di Austria juga blak-blakan. "Muslim tidak pantas membangun mesjid yg mendominasi kota-kota di negara-negara spt kami," kata Bishop Egon Kapellari.
Muslim di LONDON juga semakin seenak udel dgn rencana pembangunan mesjid paling besar di UK, yg bisa menampung 40.000 orang. Rencana ini juga ditentang bahkan oleh muslim sendiri yg merasa semakin tidak enak dgn pamer kekuatan oleh saudara-saudara se-ukuwah mereka. Muslim di Eropa memang ngelunjak dan tidak tahu diri.
Bulan lalu di Amsterdam, menteri yg mengijinkan pembangunan mesjid paling besar di Belanda kini terlibat kontroversi dan kemungkinan besar tidak akan berlangsung.
Di Berne, ibukota Swiss, penguasa baru menolak ijin pembangunan sebuah pusat budaya Islam terbesar di Eropa senilai £40juta dgn mesjid, museum ttg Islam, sebuah hotel, perkantoran dan ruang-ruang konferensi halls.
Kata Mr Kissling di Wangen, pesan 'damai & Integrasi' Muslim hanya omong kosong! "Pertama, mereka ingin pusat budaya, lalu ruang ibadah, lalu sekarang minaret," kata Kissling. "Ini taktik islami. Nanti mereka kepingin TOA dan lalu mereka ingin agar sholat dikumandangkan keseluruh negeri. Anak-anak kami nanti akan bertanya-tanya 'apa yg dilakukan ayah kami', dan jawabnya adalah - mereka tidak melakukan apa-apa."
Sumber: