SWARA NON-MUSLIM

Blog ini di-dedikasikan bagi kalangan non-muslim Indonesia!

Hi guys, apa kabar? Gimana keadaan di Indonesia sekarang?

FYI:

Sementara blog ini sedang di maintenance silakan click blog ini

-------> nabimuhamad.wordpress

Semua artikel di blog itu bisa langsung di download (PDF file). Juga tersedia terjemahan buku-buku "subversif" dalam bhs Indonesia yg tidak mungkin boleh diterjemahkan & disebarkan secara 'legal' di negara-negara mayoritas islam, include Indonesia, karena akan bikin para muslimer penganut "agama damai" itu ngamuk bin kalap.

Buruan download ebook-nya mumpung belum disensor oleh muslim yg ketakutan islamnya dibongkar habis kepalsuannya.

Untuk info lainnya silahkan email aku: namasamaran@riseup.net atau follow twitterku:@islamexpose

Selamat datang dalam Terang Kebenaran. God bless you all


SEBUAH JAWABAN

UTK DR. ALIREZA ASSAR

Scholastics vs. Scouts

by Ali Sina

Quote:
Dear Mr. Sina;
Akhir-akhir ini saya lihat propaganda anti-islam anda di Internet. Anda mengklaim hidup anda diancam karena anda berpaling dari Islam. Saya tidak percaya begitu saja pengakuan anda; mungkin karena anda berusaha semampu anda melawan islam hingga hidup anda terancam dan bukan hanya karena anda bukan muslim lagi, yg saya pikir tidak akan ada yg mau mengancammu karena itu.

Dear Dr. Alireza Assar:
Ya, saya tahu, banyak Muslim di Barat meninggalkan Islam dan sepanjang mereka melakukannya diam-diam tidak akan ada yg melukai mereka. Tapi, seperti anda lihat, saya tidak diam-diam. Jadi jelas mereka pikir membunuh saya tidak apa-apa.

Terlebih lagi, saya tidak minta orang utk percaya atau mengikuti saya. Dg begitu kredibilitas saya tidak relevan. Anda bisa saja berpikir saya agen yg dibayar utk melakukan semua ini demi uang, seperti banyak yg dituduhkan muslim. Adalah apa yg saya katakan yg harus anda sanggah bukan orangnya. Jika satu saat saya minta orang jadi pengikut saya, percaya pada saya dan lakukan apa yg saya suruh dg membuta, maka anda punya hak utk memeriksa dan menguji kejujuran saya. Saya lihat sangat munafik para muslim terus menerus mempertanyakan motivasi saya padahal saya tidak pernah minta mereka utk percaya apa yg saya katakan tanpa mengujinya dg akal dan fakta tapi mereka percaya pada Muhammad tanpa syarat ketika tidak satupun pengakuannya dapat diuji dan dia pribadi telah mendapat kekayaan yg begitu banyak dg pengakuan palsunya itu. Boleh saya tanya, kenapa diberlakukan standar ganda ini? Apa anda pernah bertanya-tanya bagaimana kalau Muhammad sebenarnya bohong? Apa anda punya satu bukti bahwa dia benar-benar nabi Tuhan yg sejati dan bukan seorang tukang tipu? Jika anda begitu ahli dalam hal menjadi skeptis, kenapa anda tidak gunakan ke-skeptisan anda jika itu menyangkut Muhammad dan kenapa anda percaya akan pengakuan aneh menggelikannya dg begitu gampang percaya?

Quote:

Saya saudara dari Dr. Farhad Assar, dan meski saya sepenuhnya tidak mendukung pandangan-pandangannya yg cukup keras, saya akui bahwa saya tidak mengerti anda sama sekali. Kenapa ada orang yg menghabiskan begitu banyak waktu dan usaha utk melawan sebuah agama?

Kenapa tidak? Islam adalah kutukan & bencana bagi kemanusiaan. Setiap hari orang diledakkan berkeping-keping karenanya. Satu milyar orang tertangkap tangan kediktatoran, kemiskinan, kebodohan dan perang serta penderitaan berkepanjangan karenanya. Setengah dari hak-hak hidup manusia diinjak-injak dan karena ‘kesalahan gender’ (baca; berjenis kelamin perempuan) mereka disiksa. Seluruh dunia ada dalam bahaya kehancuran dalam bencana nuklir karena islam. Apa yg lebih penting dari menyelamatkan umat manusia dari kehancuran yg sungguh pasti ini? Usaha apa yg lebih mulia dari ini?

Quote:

Apa anda mengaku sebagai nabi baru?


Ya betul, saya memilih utk menjadi seorang “nabi.” Saya menemukan kenabian saya sendiri waktu mengerti kemuliaan dari manusia dan mengerti potensinya. Saya seorang “nabi” bagi diri saya sendiri dan bukan bagi orang lain. Kita manusia dilahirkan dg mulia dan bebas. Mengikuti orang lain tidak akan meningkatkan martabat kita, apalagi jika pengakuan orang yg kita ikuti itu begitu mustahil dan karakternya jahat seperti muhammad. Kita harus mencari jalan sendiri, dg ‘reason’ dan akal sehat. Kita punya alat ukur utk mengujinya. Semua orang --kecuali bila mentalnya tidak normal-- punya petunjuk (nurani & akal sehat) dalam diri yg olehnya orang dapat menemukan jalannya sendiri. Bukan ‘takdir’ hidup kita manusia utk mengikuti seseorang secara membuta. Bagaimana jika orang yg kita ikuti ini seorang dukun cabul atau tukang bohong? Bagaimana jika orang ini adalah seorang psikopat narsisis seperti Muhammad, Hitler atau para diktator dan para pemimpin cult atau sekte lain yg membujuk banyak orang dan membawa kematian dan penderitaan bagi begitu banyak orang? Bodoh dan berbahaya sekali jadi pengikut (true believers) dr orang seperti ini. Semua perang disebabkan karena manusia tidak memakai pikiran rasionalnya dan dg membuta mengikuti seorang gila. Dari semua perang yg terjadi pada sejarah manusia, tidak pernah terjadi diantar dua negara demokratik. Dari semua peperangan itu, paling tidak satu pihak adalah rezim kediktatoran. Dalam rezim kediktatoran orang tidak bebas, mereka seperti para pengikut sekte pemujaan. Kemuliaan dari manusia adalah kebebasannya. Jika kebebasan itu diambil anda mengambil juga kemuliaannya. Perbudakan terburuk adalah perbudakan jiwa. Secara fisik, anda bisa dibelenggu - dirantai tapi jika anda adalah tuan atas pemikiran anda sendiri, setidaknya anda masih orang merdeka. Muhammad merampas kemuliaan itu. Dia bilang manusia adalah budak-budak. Saya ingin mengembalikan kemuliaan itu dan menunjukkan bahwa dia berbohong; patahkan belenggu rantai pikiran yg dia pasang pada pikiran para pengikutnya dan bebaskan mereka. Ya saya seorang “nabi” dan pesan-pesan saya adalah JANGAN PERCAYA, RAGUKAN SEGALANYA, JANGAN JADI PENGIKUT (TRUE BELIEVER) TAPI JADILAH DIRI ANDA SENDIRI.

Quote:

Apa anda mengusulkan hal-hal baru yg layak utk didengarkan atau anda cuma ingin dianggap oleh (mencari perhatian) orang lain saja?


Mereka yg mengunjungi situs ini dan membaca artikel saya memutuskan bahwa apa yg saya tulis layak utk dibaca. Pesan-pesan kami adalah obat utk penyakit sebagian umat manusia. Apa yg lebih layak dibanding membuat manusia menemukan kembali kemuliaan dan kemerdekaan pikiran mereka? Inilah yg membuat kita manusia berbeda dg binatang. Ini kekuatan yg kita perlukan utk menyingkirkan kediktatoran dan tidak jatuh jadi korban jaring kebohongan para dukun dan nabi palsu. Ini pesan sederhana tapi amat dalam. Kita dapat mengubah dunia, kita dapat menyingkirkan semua rezim kediktatoran, peperangan dan semua penderitaan jika kita menemukan kemuliaan kita, menjadi nabi bagi diri kita sendiri dan tidak mengikuti nabi palsu secara membuta. Dalam pesan sederhana ini bergantung kunci utk kebebasan manusia, kemakmuran dan kebahagiaan. Pesan apa yg lebih besar dari ini? Hal apa yg lebih layak utk diperjuangkan dari ini?

Tidak, saya tidak melakukan semua ini karena ingin dianggap atau diperhatikan orang, tidak juga karena ‘trauma masa kecil’ atau alasan-alasan menggelikan lain, kalian para muslim selalu mencari-cari dan mengeluarkan alasan utk menentramkan nurani kalian, menghindar dari pesan-pesan saya, dan horor dari segala horor, BERPIKIRLAH. Ini semua adalah AD HOMINEM, serang pembawa pesan dan bukannya menjawab. Saya ingin kalian menemukan kemuliaan kalian sendiri dan menjadi manusia merdeka. Jangan hiraukan saya, cari dan hiraukanlah diri kalian sendiri.

Karena para muslim tidak merdeka, karena mereka bertindak termotivasi oleh kepercayaan dan bukan ‘reason,’ dan karena mereka mengikuti seorang psikopat, mereka menjadi zombi. Mereka menjadi ancaman bagi orang lain dan bagi kedamaian dunia. Mereka membunuhi manusia lain dan mengancam utk meledakkan dunia dg bom atom.

Cuma ada beberapa pilihan utk kita:
1. Bergabung dg mereka (muslims) dan menjadi barbar seperti mereka, yg berarti akan terjadi peperangan terus menerus dan pertumpahan darah, artinya akhir dari dunia beradab dan kebudayaan dan berarti dunia akan menjadi seperti rezim kediktatoran Iran, Saudi Arabia atau negara-negara islam lain dimana para bajingan dan penjahat memerintah.

2. Diam saja dan biarkan mereka membunuhi kita atau menaklukkan kita dan jadi budak mereka.

3. Bunuh mereka sebelum mereka membunuh kita. Ini bukan pilihan enak.

4. Ada alternatif ke-4, yaitu membebaskan mereka (muslims) dari mantera si nabi cabul Muhammad, usir hantu dari hati dan pikiran mereka dan bangunkan kemanusiaan mereka agar kita semua dapat menjadi sahabat dan melihat satu sama lain sebagai anggota keluarga umat manusia. Kami, yg membawa pesan FaithFreedom utk anda, memilih jalan terakhir (ke-4), Tapi jika kami gagal, ketiga pilihan lainnya tersebut tidak bisa tidak, harus kami ambil.

Para muslim harus sadar bahwa kegilaan mereka tidak akan menghasilkan buah yg baik. Kebohongan Muhammad, seperti juga kebohongan Hitler, hanyalah kebohongan belaka. Mereka tidak akan berhasil tapi akan gagal dan mereka akan membunuh jutaan orang. Monomania (keasyikan obsesif akan satu macam hal saja) para muslim membawa dunia kedalam kehancuran. Islam adalah kegilaan dan tidak memikirkan hal lain selain kematian – bunuh sesama dan syahid utk mereka sendiri. Ini ‘agama’ yg mengerikan (jika bisa disebut agama) waktu presiden Islamic Republic of Iran bilang “Israel harus dihapus dari peta dunia,”

dan dia menggapai rencana setannya utk mendapatkan bom nuklir, hanya orang bodoh yg tidak dapat melihat bahwa dunia ada dalam ambang bahaya. Tentu saja Israel dan negara bebas lain tidak akan menunggu hingga orang gila ini sadar akan keinginan setannya. Tapi orang-orang yg tertekan di Iranlah yg akan membayar kegilaan ini dan jutaan orang tak bersalah akan mati. Kebodohan ini harus berakhir dan situs ini punya rencana utk mengakhiri hal itu.

Quote:

Dear fellow. Saya tidak menemukan hal-hal yg patut dalam tulisan anda yg menentang islam. Saya sudah menjadi fisikawan dan matematikawan selama bertahun-tahun, saya mengajar dibanyak Universitas dan institut diseluruh dunia termasuk negara saya sendiri Iran selama 1984-1990. Saya punya sendiri pemikiran filosofi dan sains mengenai agama dan kepercayaan. Saya percaya anda harusnya belajar lebih banyak dan kurangi berbicara, karena saya sungguh-sungguh percaya bahwa argumen-argumen anda tidak layak sama sekali utk dianggap serius oleh para akademisi.

Merry Christmas and happy new year;
Dr.Alireza Assar


Sebagai seorang profesor dan seorang yg punya pemikiran sains dan filosofi anda tidak mengatakan hal yg berdasarkan fakta-fakta disini. Semua yg anda katakan adalah bahwa saya tidak tahu apa-apa. Itu bukan sebuah argumen logis tapi hanya sebuah opini yg didukung oleh dendam bukan oleh akal. Apa maksud anda bilang tulisan-tulisan saya yg menentang islam tidak layak? Apa maksudnya tulisan-tulisan itu tidak logis? Apa saya kurang memberi bukti? Apa bukti-bukti saya salah? Jika begitu anda punya kesempatan utk membuktikan saya salah dan menyangkal apapun yg anda pikir tidak berharga. Apa anda menerima tantangan ini? Dapatkah anda menunjukkan kesalahan saya? Waktu saya bilang Muhammad adalah seorang penipu dan seorang penjahat kelamin saya beri bukti-buktinya. Bukti apa yg anda punya utk menunjukkan bahwa tulisan-tulisan saya salah?

Kelayakan itu subjektif. Apa yg bagi anda kelihatan tidak layak, bagi yg lain berharga. Tapi fakta adalah konklusif, meyakinkan. Fakta menguasai semua. Saya telah membuktikan berdasarkan fakta-fakta bahwa Muhammad seorang pembohong. Dapatkah anda buktikan berdasarkan fakta-fakta bahwa saya salah?

Anda berlagak dg memamerkan gelar-gelar akademis anda tapi gagal memberi satu saja argumen logis utk menyangkal saya. Ini disebut ‘argumentum ad verecundiam’, termasuk salah satu dari banyak fallacy logis (fallacy = buah pikiran yang keliru). Anda ingin kita percaya hanya pada kata-kata anda karena anda mengaku sebagai otoritas. Kebenaran harus berdiri sendiri bukan karena seseorang yg punya otoritas mengatakannya. Banyak para profesor sains dan filosofi yg punya pikiran utk tidak percaya Islam. Apa kita mesti memeriksa diploma mereka yg membela dan melawan islam hanya utk melihat apa islam itu benar atau salah? Ini argumen absurd bagi seorang profesor universitas. Jika sebuah dalil itu benar, orang harus mampu utk membuktikannya tidak peduli siapapun yg mendukungnya dan siapapun yg menentangnya.

Terima kasih atas saran basi anda utk ‘belajar lagi’. Saya belajar tiap hari. Setiap hari saya mempelajari hal-hal baru. Saya mempertanyakan pengertian saya dan menantang kepercayaan konvensional. Saya tidak menerima apapun kecuali telah dibuktikan sebagai fakta. Ini bukan berarti saya akan menolak apapun yg belum dibuktikan, tapi cuma saya ragukan sampai itu telah dibuktikan.

Bagaimana dg anda? Dasar logika apa yg membuat anda percaya pada Islam? Dapatkah anda membuktikan bahwa Muhammad seorang nabi tuhan dan bukan seorang pembohong? Saya telah buktikan bahwa dia seorang psikopat narsisis. Dapatkah anda membuktikan saya salah? Klaim anda bahwa argumen saya terhadap islam tidak layak utk disangkal adalah cuma sebuah fallacy logis jenis lain. Sebuah situs yg punya banyak pembaca adalah layak utk disangkal. Fakta bahwa anda tidak suka situs ini tidak menjadi argumen yg kokoh utk menolak tuduhan-tuduhan kami terhadap Islam. Saya menganggap Muhammad seorang yg hina dan saya tidak ragu utk menunjukkan bahwa dia seorang pembohong. Bukan utk si setan muhammad itu saya melakukannya. Bangsat itu sudah mati, mayat busuknya sudah musnah dan jiwanya sedang dibakar di neraka. Saya melakukannya utk mereka yg masih hidup dan terperangkap dijaring kebohongannya. Jika anda punya bukti bahwa yg saya katakan salah, buktikan saya salah. Lakukan utk jutaan orang yg datang kesini membaca apa yg kita katakan dan mungkin percaya pada ‘kebohongan’ kita. Tidak my friend, jelas alasan bahwa kenapa anda bahkan tidak berusaha menyangkal klaim kita adalah karena anda tahu anda tidak bisa. Jadi lebih mudah utk melempar batu dan lari daripada menggulung lengan baju dan masuk ring utk melawan berdebat satu lawan satu. Argumen apapun, betapapun kelirunya, pantas utk disangkal khususnya jika argumen itu dipercaya benar oleh banyak orang.

Ada dua jenis akademisi: scholastic dan scout. Kelompok pertama membaca apa yg ditulis kelompok lain dan memuntahkannya kembali. Mereka mirip tape recorder. Mereka bersungguh-sungguh menghafal buku-buku dan lalu mengolahnya dalam bentuk baru. Kelompok kedua melakukan pemikiran, mempertanyakan dan meragukan segalanya. Mereka tidak puas dg kebijaksanaan-kebijaksanaan konvensional malah menantangnya pada tiap belokan. Mereka tidak percaya begitu saja apa yg mereka baca atau yg diberikan pada mereka. Mereka menggali lebih dalam dari yg kelihatannya dan berusaha mencapai inti dari masalah. Mereka tidak menerima apapun dg mudah. Mereka mempertanyakan pernyataan bahwa tuhan itu ada, dan lalu mereka mempertanyakan pernyataan bahwa tuhan tidak ada. Mereka pemikir, inovator, penemu, filsuf dan nabi yg sejati. Mereka tidak mencoba menemukan kembali penemuan yg sudah ada tapi mereka terus menerus mencoba menemukan hal baru utk membuatnya lebih baik
.
Kita dapat menyimpan satu perpustakaan dalam beberapa CD dan dg mesin pencari mengakses apapun yg kita inginkan dg satu klik mouse. Tidak peduli berapa banyak informasi yg anda kumpulkan, anda tidak akan dapat menyaingi informasi yg disimpan dalam CD yg cuma berharga 2 dollar saja. Itulah nilai harga para scholastik saat ini. Telah hilang saat-saat dimana kita menghormati manusia yg dijuluki ‘ensiklopedi berjalan’. Sekarang tiap anak dapat mengakses ke semua pengetahuan manusia dg mengetik beberapa huruf kunci pada keyboardnya.

Saya kasih contoh dg apa yg saya maksud scholastic. Beberapa hari lalu seorang pembaca situs ini meminta saya berdebat dg seorang perempuan Canada yg telah masuk islam dan sangat kasar pada saya tanpa pernah membaca artikel-artikel saya. Biasanya saya minta orang utk membaca dulu dan membiasakan mereka dg cara berpikir saya sebelum masuk kedalam debat. Jika mereka ingin menyangkal saya mereka setidaknya tahu apa yg saya bicarakan. Meskipun demikian, saya menerima undangannya dan membaca kisah masuknya perempuan itu kedalam islam di situs MSM, bersama dg beberapa essay yg dia tulis sebagai persiapan. Perempuan ini, yg memakai nama Celine Leduc, tidak pernah menyebut saya langsung dalam korespondensinya. Dia mengirim email ketemannya yg juga saya kenal lewat internet dan meneruskan surat itu pada saya. Tapi, dari awal dia sudah menghina saya dg senangnya dan temannya ini menulis: “dia merasa kata-kata anda tidak dapat dipercaya, itu satu diantara hal-hal lain yg tidak akan saya ucapkan pada anda”. Ms. Leduc pertamanya menolak berdebat, dan katanya:

Quote:

“Saya punya gelar Master dalam sejarah Religion & Filosofi, …saya mau dia juga punya latar belakang akademis yg sama dg saya atau lebih tinggi. Tahun depan saya mendaftar utk program doktorat jadi saya punya hak dan keistimewaan utk berdebat dg orang-orang yg satu level dg saya, kalau tidak yg terjadi hanyalah kebebasan tidak logis dan saya tidak akan menurunkan standar saya utk siapapun… Setelah membaca emailnya dia cuma menguatkan perkiraan saya bahwa dia (Ali Sina) seorang pengecut yg sembunyi karena saya tidak tahu nama aslinya ataupun tidak tahu dimana dia tinggal, atau pandangannya akan agama secara umumnya.


Karena desakan sang teman ini Ms. Leduc menetapkan empat ‘aturan’

Quote: Saya tetap berpegang pada senjata saya, nama lengkap dia, kota tempat tinggalnya, kualifikasi (akademik) dia - bukan jumlah situs yg dia kutip, dan pendiriannya akan agama. Saya tidak tertarik pada seseorang yg secara pengecut memberi nama dan dimana dia tinggal…- (Celine).

Dia tinggal Googling nama saya atau situs saya, dan baca artikel-artikel saya yg manapun yg bertebaran diseluruh internet. Itu yg saya lakukan. Saya cari nama dia, cuma menemukan tidak lebih dari tiga artikel yg ditulis oleh dia dan saya baca utk mengetahui tentang perempuan ini.

Tentang identitas saya, saya tidak pernah membuat pernyataan bahwa identitas saya itu asli atau palsu (semakin sedikit musuh tahu, semakin baik). Utk alamat saya, saya tidak tahu dg cara apa alamat saya dapat menolong membantu debat ini. Saya lihat tuntutan itu tidak relevan. Jawaban Ms. Celine Leduc adalah:

Quote:

“...dan yg bisa saya bilang adalah bahwa ketika ada dihadapan seorang yg bodoh, saya pergi. Saya telah banyak membuang waktu saya dg kebodohan sepanjang hidup saya… Dia tidak ingin menjawab pertanyaan saya, sayang, kualifikasi saya telah berbicara sendiri… Saya harap dia mendapat pendidikan dibidang religion lalu kita dapat berdebat selain itu sepertinya hanya bicara dg seorang bodoh…”


Tak perlu dikatakan lagi, diskusinya berakhir disini, sebelum dimulai. Sekarang, perempuan ini mendapat gelar masternya. (Ms Leduc mendapat gelar master diumur 57 th. Baik sekali utknya, lebih baik terlambat daripada tidak samasekali.) Dia bukan orang yg jahat. Dia terlibat dalam bidang feminis dan dia juga menentang anti semit. Gimana bisa orang yg berpandangan seperti itu terlibat dalam Islam? Islam adalah kelompok sekte pemujaan yg paling membenci perempuan dan paling anti Yahudi dibanding kelompok-kelompok pemujaan lainnya. Ms. Leduc adalah contoh khas seorang scholastic yg saya katakan. Dia punya pengetahuan tapi tidak punya pengertian, dia punya gelar tapi tidak punya penilaian yg baik. Dia cinta Yahudi dan dia aktivis perempuan tapi sekaligus dia memeluk islam dan menyatakan “Tuhan membimbing saya kembali keakar spiritual saya.”

..Apa benar-benar tuhan? …jika anda baca ceritanya anda akan lihat bahwa perubahan atau proses konversi dia adalah oleh impulse (dorongan hati yg sesaat). Dia tidak melakukan studi mendalam tentang islam sebelum konversi. Dimana dia berdiri saat ini tidak jelas juga. Dia kelihatannya kritis thd islam dan berkata “Saya tinggalkan dunia muslim yg penuh paradox (pertentangan) dan penuh permainan kata-kata”, tapi dia menampar saya karena “kebodohan saya akan Allah” dan utk alasan yg tidak dia katakan dia sangat kasar dan bersikap bermusuhan pada saya – jenis kebencian yg hanya mampu dikeluarkan oleh muslim. Apa kebencian ini adalah sisa-sia indoktrinasi islamnya?

Kesaksian dia sekarang muncul di beberapa situs islam terus melakukan perusakan. Para perempuan muslim bodoh di negara islam membaca kisah-kisah konversi dari perempuan Barat ini dan bejana kefanatikan mereka mulai mendidih, mengesampingkan tirai moderat dan mereka menjadi fanatik dan teroris. Saya tidak mengarang-ngarang. Baca saja kisah Asiyah Andrabi, perempuan kashmir lahir dan dibesarkan keluarga dokter medis yg moderat yg membaca sebuah buku mengenai konversinya perempuan Barat ke islam dan begitu terbakar hingga dia menjadi seorang teroris. Kesaksian Ms Leduc juga sama saja dg mereka.

Ms Leduc membandingkan saya dg teroris:

Quote: "Orang ini Ali Sina tidak akurat sama seperti para teroris juga, seperti dua titik berlawanan dari benang panjang yg ditarik utk melihat siapa yg jatuh lebih dulu.”


Ngga heran dia masuk islam. Jelas sekali dia biasa membuat penilaian sebelum mendapat pengetahuan akan fakta-faktanya. Lebih lanjut dia tulis:

Quote: "Sina saya pikir adalah seorang atheis dan sangat mungkin lebih kekiri-kiran yg tidak menginginkan agama, dg demikian juga menjadi ancaman bagi Israel karena dia akan mencoba menghancurkan negara dan agamanya… Saya tidak suka ekstremis dipihak manapun dalam debat…”


Di Persia kita katakan seekor keledai dapat memuat banyak buku-buku tapi tak mengerti, namun saya tidak akan menggunakan perumpamaan itu disini. Perumpamaan yg saya pakai adalah sebuah CD diisi ber-giga bytes data. Meski ia punya semua informasi, tetap saja ia cuma sepotong plastik, sebuah plastik polycarbonat. Tidak dapat berpikir. Tidak cukup dg hanya diisi informasi. Anda harus mampu utk berpikir dan mengerti. Celine Leduc menggambarkan kekhasan orang yg masuk islam. Jika anda membaca kisahnya, anda akan melihat bahwa dia sebenarnya telah menjadi seperti kupu-kupu religius (maksudnya berpindah-pindah agama seperti kupu yg berpindah-pindah bunga) sepanjang hidupnya. Dia pernah masuk banyak kelompok sekte pemujaan dan agama lalu keluar dan jelas setiap dia menemukan agama baru dia mengulang-ulang pernyataannya dng berkata “tuhan menuntun saya kembali keakar spiritual saya.”

Gimana bisa tuhan salah menuntun sampai berkali-kali? Atau dia sendiri yg membuat keputusan dg lemah, dituntun oleh emosi bukannya dg akal sehat? Pernyataan dia mengenai saya, tanpa pernah membaca satupun artikel saya, menggambarkan banyak tentang komitmen dia akan kebenaran. Ini adalah orang-orang yg malas utk berpikir. Malah sekali anda baca kisahnya, anda tidak bisa tidak akan merasa kasihan padanya. Dia seorang perempuan yg linglung dan terluka. Tapi dia cuma bisa menyalahkan dirinya sendiri. Dia terluka dan jika perlakuan dia pada saya adalah sebuah indikasi, dia mungkin melukai orang-orang sekitar dia juga utk alasan-alasan yg cuma dia yg tau. Kenapa? Karena pendekatan dia akan hidup begitu dangkal. Dia yakin tahu segalanya. Karena dia punya gelar, dia pikir dia bagian dari orang elite, bersarang dilangit dimana kita kaum mortal tidak layak utk menyentuh sendalnya pun. Sedikit yg dia tahu bahwa hal-hal manis yg diajarkan di universitas dan sekolah mengenai islam sudah diperlunak dan menjadi omong kosong yg secara politis telah dibenarkan (politicaly correct). Jadi gelar master yg Ms Leduc punya adalah kebohongan. Tapi dia bukan jenis orang yg mau melihat keluar. Dia percaya apa saja segala yg diceritakan oleh pihak yg dianggapnya sbg yg berwenang. Dia seorang scholastic tapi bukan seorang scout.

Saat ini, Ms. Leduc sadar “saya telah membuat banyak kesalahan dan saya jadi nggak enak pada mereka”. Tapi dia tidak mencoba mencari sebab-sebab kesalahannya dan terus mengulanginya. “Dunia muslim itu keras, penuh peraturan kaku dan saya harus menutupi spiritualitas saya dan sisanya hanya sebuah ruang kecil utk kebebasan berpikir”, dia tidak puas. Kenapa dia tidak menyelidiki dulu sebelumnya? Yang harus dia lakukan cukup hanya masuk kebawah permukaan, ragukan kepercayaan konvensional dan selidiki kebenaran seperti seorang scout. Pada saat-saat dalam hidupnya, dia diyakinkan benar dan memandang orang lain sebagai si bodoh. Dia jenis orang yg akan belajar dari pengalaman lewat cara yg keras. Dia seorang scholastic tapi bukan seorang scout. Dia seorang yg percaya tapi bukan seorang pencari. Dia bertindak berdasarkan impulse dan bukan dg logika dan akal.

Jadi, Dr. Alireza Assar, anda seorang doktor dan profesor di sebuah universitas! Selamat! Tapi seberapa banyak anda telah berpikir teman? Anda menolak situs saya dan bilang tidak berharga. Tapi berapa banyak yg telah anda baca dan dapatkah anda buktikan itu salah juga? Apa bedanya antara anda dan Ms. Leduc?

Dunia tidak perlu scholastic lagi. Lebih perlu scout. Kita perlu orang yg bisa mendapat informasi, memprosesnya dan datang dg pemikirannya sendiri. Perbedaan antara scholastic dan scout bukan pada intelegensia atau pengetahuan mereka, tapi pada cara mereka memproses data. Scholastic memilih utk tidak berpikir. Mereka memilih menerima kepercayaan yg berlaku dan puas dg jawaban-jawaban yg orang lain berikan pada mereka. Mereka tidak berani menantang vox populi (pendapat yg paling populer) dan menelan umpan ‘kebijaksanaan’ konvensional, terkait kail dan mati. Mereka adalah para pengikut (follower). Scout dilain pihak, memilih utk tidak begitu saja menerima penjelasan yg populer. Mereka tidak puas dg jawaban-jawaban yg diberikan pada mereka cuma karena jawaban itu datang dari sumber yg dianggap berotoritas. Mereka mencoba mencari jawaban-jawaban mereka sendiri dan bahkan mempertanyakan otoritas dari sumber itu sendiri.

Mereka adalah para pemimpin. Merekalah yg membentuk dunia ini, membuat dunia beradab jadi lebih maju dan pengetahuan manusia berkembang. Kita berhutang segalanya pada mereka.

Bukannya para muslim tidak punya inteligensia atau tidak ada yg berpendidikan diantara mereka. Tapi mereka menderita kemandegan (stagnasi) intelektual. Mereka terus menerus mengabadikan dan menghidupkan kebohongan dan dongeng-dongeng yg diceritakan pada mereka sejak masa kecil. Mereka malas (dan takut) berpikir kritis.

Happy holidays and a good year utk anda juga dan utk Ms Leduc juga. Setidaknya sekarang (melalui tulisan ini) Ms Leduc punya alasan utk membenci saya.


Sumber:
http://www.faithfreedom.org/oped/sina51226.htm