Bulan
(Tidak) Pernah
Terbelah Dua
Salah satu keajaiban dunia Islam yang paling tersohor adalah ketika Muhammad membelah Bulan menjadi dua. Ini termaktub di surat Al Qamar (54):1,
Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan1435.
1435: Yang dimaksud dengan "saat" di sini ialah terjadinya hari kiamat atau saat kehancuran kaum musyrikin, dan "terbelahnya bulan" ialah suatu mu'jizat Muhammad.
Dunia Islam mengakui keajaiban ini.
Terdapat satu artikel yang disirkulasikan secara meluas dan terus menerus:
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ?
Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim..
Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjagkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya.
Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu.
Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah...Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar.
Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan??". Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati."
Daud Musa Pitkhok berkata, "..Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi diantara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, " Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna". Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, "Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.
Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar.
Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?" Mereka pun menjawab, "Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun. Maka presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya. Mereka menjawab, "Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!!
Presenter pun bertanya,"Bagaimana kalian bisa yakin akanhal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali".
Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... Maka aku pun berguman, "Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar, dan ... saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.
Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq [swaramuslim, Telah Dekat Qiamat; Bulan Telah Terbelah..., Sabtu, 22 Sya'ban1424H/18102003M]
Ternyata bahkan di blog-nya Dr. Zaghlul Al-Najar, sama sekali tidak ditemukan cerita di atas. Kemudian di blog yang ini anda akan temukan siapa itu Ibn Shadiq yang ternyata modusnya adalah:
1. menyamarkan artikel rekayasa sendiri dengan dalih menerjemahkan. Teknik ini dapat menipu pembaca, seakan-akan artikel tersebut berasal dari sumber terpercaya dari luar negeri,
2. menggunakan nama-nama palsu seperti Prof. Dr. Zaghlul al-Najar dan Samy Unqowy, Eng. untuk mengesankan keilmiahan artikel yang ia buat
Harun Yahya, ternyata juga pernah memuat keajaiban bulan terbelah ini yang dihubungkan dengan pendaratan Apolo 11 di Bulan:
Bila kita kembali menengok ke tahun 1969, kita akan melihat salah satu keajaiban al-Qur’an. Eksperimen yang dijalankan di permukaan bulan pada tanggal 20 Juli 1969, dapat mengisyaratkan terpenuhinya berita yang telah disampaikan 1.400 tahun yang lampau di dalam Surat al-Qamar. Pada tanggal itu, para astronot Amerika menjejakkan kaki mereka di bulan. Dengan menggali tanah bulan, mereka pun melakukan eksperimen-eksperimen ilmiah dan mengumpulkan contoh-contoh bebatuan dan tanah. Sungguh sangat menarik bahwa kemajuan-kemajuan ini sepenuhnya persis dengan pernyataan-pernyataan di dalam ayat tadi.
Sewaktu para astronot itu sedang bekerja di permukaan bulan, mereka mengumpulkan 15,4 kilogram contoh-contoh batu dan tanah. Contoh-contoh ini kelak menarik banyak perhatian. Menurut laporan NASA, minat yang diperlihatkan oleh orang-orang terhadap contoh-contoh ini barangkali melampaui minat mereka terhadap semua bentuk eksplorasi ruang angkasa lainnya pada abad ke-20.
CATATAN KRIMINAL HARUN YAHYA
Sedikit mengenai Harun Yahya (yg bernama asli Adnan Oktar itu), seorang cerdas yang fenomenal dan juga kerap didakwa bermacam-macam tuntutan hukum. Banyak situs islam secara sepihak memberitakan bahwa ia dihukum karena “menghancurkan Darwinisme” namun ternyata mereka keliru, dari banyak tuntutan diantaranya adalah Harun Yahya membuat seorang wanita dipaksa ngeseks melayani 16 orang, kejadian ini direkam dan wanita itu diperas jika melaporkan akan di publikasikan!
Ia juga pernah dituntut karena kepemilikan KOKAIN dan terakhir Harun Yahya dihukum 3 tahun penjara karena variasi kejahatan dalam pengelolaan ilegal organisasi untuk keuntungan pribadi.
[...] Controversial Turkish Islamic author Adnan Oktar (Harun Yahya) was sentenced to three years in prison on Friday for creating an illegal organization for personal gain, state-run Anatolian news agency said. [...]
O ya.. ada cara lainnya dalam menafsirkan surat 54:1, yaitu dengan menggunakan persamaan angka ajaib dunia Islam yaitu angka 19! Berikut penjelasan Dr Rashad Khalifa bagaimana angka ajaib ini bekerja di surat 54:1 yang dihubungankannya dengan pendaratan apolo 11 di bulan:
This prophecy has come to pass on July 21 1969.
Let us write those numbers down in the format used by almost all countries : 21 / 07 /1969.
We get 21071969 and 21071969 = 19 x 1109051
It is interesting to note that the american date of landing is coded. The lunar module landed on July 20 : 7 / 20 1969. Indeed : 7201969 = 379051 X 19.
The moment of the fulfillment is confirmed by the hour of departure. The Lunar Module left the lunar surface at 17: 54: 1 (Universal Time) or 1: 54: 1 (EDT) and as you have seen it above, verse [54:1] is the verse that deals with the prophesy.
So, the prophecy described in verse [54:1] was fulfilled on 21 July 1969 at 17: 54: 1 (Universal Time) (1: 54: 1 EDT) when the lunar module left the moon carrying 21 kilograms of lunar rocks.
Let us add the Sura number (54), the verse number (1), the day (21), the month (07) and the year (1969); we get:
54+1+21+7+1969 = 2052 or 19 x 108.
There are 4845 verses, from the beginning of the Qu’ran to verse [54:1] and 4845 = 19 x 255.
So, nobody can deny that verse [54:1] refers to the fact that Neil Armstrong and Aldrin left the moon with parts of the moon.
Wow! Hebat kan.. hehehehe.. Berikut data-data dari Apolo 11:
Launcing: July 16, 1969 13:32:00 UT (09:32 a.m. EDT)
Kennedy Space Center Launch Complex 39A
Landed on Moon: July 20, 1969 20:17:40 UT (4:17:40 p.m. EDT)
First step: 02:56:15 UT July 21, 1969 (10:56:15 p.m. EDT July 20, 1969)
Moon Rocks Collected: 21.7 kilograms [menurut Harun yahya 15.4kg]
LM Departed Moon: July 21, 1969 17:54:01 UT (1:54:01 p.m. EDT)
Returned to Earth: July 24, 1969 16:50:35 UT (12:50:35 p.m. EDT)
Koq yang dipake dasar untuk corat-coret adalah saat keberangkatan dari bulan ya? Mengapa bukan saat berangkat dari bumi misalnya atau kalau mau lebih relevan lagi adalah saat landing di bulan atau saat melangkahkan kaki untuk pertama kalinya di bulan, ternyata dijawab seperti ini:
To answer that, one must keep the prophecy in mind: “The moon has split.” This is a metaphor. Parts of the moon have left its surface. They no longer are part of the moon.
So, the prophecy does not refer to the landing on the moon or to the first step made by Neil Armstrong but to the fact that Armstrong and Aldrin collected 21 kilograms of lunar rocks to bring them back to earth. The prophecy was fulfilled at the very moment the Astronauts left the moon in the lunar module containing 21 kilograms of rocks that had belonged to the moon." [When did the first prophecy come to pass?]
Alasan serta hitungan angka 19 di atas jelas sudah di buat-buat dan hanya mencocok-cocokan agar masuk pada hitungan dan surat 54. Yang lebih parah lagi, Mukjijat Bulan terbelah sama sekali bukanlah Metaphora karena menurut semua hadis sahih, peristiwa itu benar-benar Terjadi. Real!
Kenapa Dr Rashad begitu maksa untuk masalah ini?
Untuk mendapatkan jawaban ini, maka ada baiknya kita mengenal lebih jauh Muslim yg satu ini yaitu Dr. Rashad Khalifa. Di situs tsb, Dr Rashad Khalifa ternyata mengaku mendapat wahyu dari jibril sebagai mesias setelah Muhammad dan menyatakan bahwa surat At taubah 9:128-129 merupakan sisipan karena nggak cocok dengan teori ajaib angka 19-nya. Bukan cuma itu, Ia-pun pernah dituntut untuk kasus perkosaan anak dibawah umur, memang sih nggak terbukti dan masih banyak lagi kejanggalan-kejanggalan doktor satu ini.
Bagaimana? sudah semakin lebih jelas bukan?!
Surat Al Qur’an no. 54:1-5 ini termasuk golongan Al makkiyah [surat yang turun sebelum hjrah di tahun 622M]. Surat no 54 ini, dikatakan diturunkan 5 tahun setelah Muhammad menjadi Nabi [615 M].
Di hadis Bukhari, Muslim dan Tirmidhi, kejadian mengenai bulan terbelah ini diriwayatkan lebih dari 4 saksi, yaitu Anas, Ibn Abbas, Abdullah bin Masud, Abdullah bin Umar dan Abu Mamar. Dari riwayat, kita ketahui bahwa kejadian ini terjadi di Mekkah di masa hidupnya Muhammad tepatnya sebelum Hijrah. Jadi ini sudah sangat menjelaskan bahwa AQ 54:1-5, bukanlah Methapora. Berikut dibawah ini bukti rekaman hadis sahih dan juga para perawi dimaksud:
· Hadis Sahih Bukhari: Volume 4, Book 56, Number 831 & 832
Anas meriwayatkan: "Bahwa penduduk Mekkah meminta Rasullullah untuk menunjukan mereka suatu keajaiban, dan ia menunjukan mereka membelah bulan"
Ibn 'Abbas meriwayatkan: "Bulan pernah terbelah menjadi dua ketika Nabi masih hidup”
Anas bin Malik meriwayatkan: "Masyarakat Mekkah meminta nabi untuk menunjukan mereka suatu mukjijat. Kemudian Ia tunjukan pada mereka bulan terbelah menjadi dua terlihat yang terlihat mereka diantara gunung Hiram” [Translation of Sahih Bukhari, Merits of the Helpers in Madinah (Ansaar)]
Vol 5, book 56, number 830
Abdullah bin Masud meriwayatkan, "Ketika Nabi hidup Bulan terbelah menjadi dua bagian dan atas hal tersebut Nab berkata, “menjadi saksilah"
Volume 5, Book 58, Number 208, 210, 211
'Abdullah meriwayatkan: "Bulan terbelah (menjadi dua) ketika kami dan Nabi di Mina. Ia berkata “Menjadi saksilah” dan satu potongan itu menuju kearah gunung
'Abdullah bin 'Abbas meriwayatkan: "Saat Rasullullah masih hidup Bulan terbelah (menjadi dua).
'Abdullah meriwayatkan: "Bulan pernah terbelah (menjadi dua bagian). [Translation of Sahih Bukhari, Merits of the Helpers in Madinah (Ansaar]
· Hadis sahih Muslim, Chapter 8: THE SPLITTING UP OF THE MOON (A GREAT MIRACLE), Book 039, Number 6724, 6725, 6726, 6727, 6728, 6729, 6730, saksi-saksi:
Abu Ma'mar melaporkan dari Abdullah bahwa bulan pernah terbelah saat Rasulullah hidup menjadi dua bagian dan Rasullulah berkata: bersaksilah untuk ini.
Hadis dari Abdullah b. Mas'ud: “Kami bersama Rasullullah di Mina, bahwa bulan terbelah menjadi dua. Satu belahan ada dibelakang gunung dan yang lainnya didepannya. Rasullullah berkata pada kami: bersaksilah untuk ini.
'Abdullah b. Mas'ud melaporkan bahwa bulan pernah terbelah menjadi dua saat Rasul masih hidup. Gunung menutupi satu bagiannya dan satu bagian lainnya ada di atas gunung dan Rasullullah berkata: bersaksilah untuk ini.
Hadis ini disampaikan Shu'ba dengan sedikit variasi perkataan.
Anas melaporkan bahwa penduduk Mekkah menuntut Rasull allah untuk menunjukan suatu tanda [keajaiaban] dan Ia menunjukan pada mereka membelah bulan.
Anas melaporkan bahwa bulan pernah terpelah menjadi dua bagian dan dalam hadis yang di rekam Abu Dawud, kalimatnya adalah, “ Bulan pernah terbelah dua sewaktu Rasullullah hidup"
Ibn 'Abbas melaporkan bahwa bulan pernah terbelah sewaktu Nabi masih hidup.
· Narasi dari `Abdullah bin `Umar Al-Hafiz Abu Bakr [salah satu dari tafsir Ibn Kathir surat 54:1-5]
Al-Bayhaqi merekam bahwa `Abdullah bin `Umar berkomentar pada Kalimat Allah:
(Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan) "Ini terjadi di masa hidup Rasullullah; Bulan terbelah menjadi dua bagian. Satu bagian di depan gunung dan satu bagian dibagian lainnya. Nabi berkata,
(Ya Allah! Menjadi bersaksi.)'' Ini riwayatnya yang Muslim dan At-Tirmidhi kumpulkan. At-Tirmidhi berkata, "Hasan Sahih.''
Dari sumber islam, bahkan dinyatakan juga ada saksi dari orang luar Arab, yaitu raja Malabar, Chakrawati: Fenomena konon teramati juga di Malabar (India Barat Daya) oleh raja Chakrawati Farmas. Islam sampai ke Malabar adalah berkat Malik Ibn Dinar yang bersama 12 orang pedagang mendarat di kerala pada tahun 644 M dan berbincang-bincang dengan raja Chakrawati (Cheraman Perumal) serta menyebutkan peristiwa Bulan terbelah. Phenomena itu kebetulan dilihat juga oleh raja.
Ia kemudian ke tanah Arab, bertemu dengan Nabi pada 617 M, kemudian masuk Islam disaksikan sahabat Nabi Abu Bakar, Nama berubah menjadi Tajuddin, dikatakan Ia-pun mengikuti Haji terakhir bersama Nabi disana [632 M]. Ketika pulang Haji, Ia terkena Topan, kapalnya tenggelam dan jasadnya diketemukan terdampar.
Kisah ini, di sirkulasikan berulang-ulang tanpa pembuktian dan re-chek sama sekali! Kisah ini ternyata mempunyai masalah besar:
Menurut situs ini raja Chakrawati itu hidup di Akhir abad ke 8! Bukan di sekitar 615 M- 632M, yaitu kisaran tahun saat dimana turunnya surat Al Qamar!
Chakrawati, yang seorang raja itu, bukanlah orang biasa sehingga catatan mengenai dia haruslah ada, namun berdasarkan sumber dibawah ini, catatan Raja tersebut tidak sesuai dengan tahunnya: Legenda Cheraman Perumal muncul di buku abad ke 16 Tuhafat Ul Mujahideen oleh Shaikh Zainuddin Makhdoom sebuah catatan ahi sejarah Kerala, Namun tampaknya ia tidak mempercayai ke-autentik-an sejarahnya. Namun belakangan dikatakan bahwa beberapa ahli sejarah lupa untuk menambah pengakuan ini.
Sreedhara Menon, sejarahwan, menyatakan bahwa Kerala nggak pernah punya raja bernama Cheraman Perumal dan mengutip Dr. Herman Gundert, seorang Jerman penyusun kamus pertama Malayalam-Inggris (dan juga Kakek dari Herman Hesse). Namun kelihatannya pernah ada seorang Cheraman Perumal, yang sejarahnya terselimutkan legenda. Menurut tradisi Saiva [salah satu sekte Hindu], Ia ada hubungannya dengan Sundaramurti, Pemuja terakhir dari Tiga pemuja/penyair Devaram. Ini adalah Cheraman Perumal yang berbeda yang diperkirakan meninggal di tahun 825 A.D.
Juga ada catatan dari Kookel Keloo Nair dalam suatu paparan menarik yang ditulis di abad ke 19, Madras Quarterly Journal of Literature and Science. Merujuk pada subyek ini, penulis mengamati bahwa penganut Jainisme dan Buddhisme, “Penduduk yang menetap di Arabia dan banyak mengunjungi Malabar; Penamaan aslinya adalah Mahajain dan seiring waktu terpolusi menjadi Magain atau Magan. Para Hindu disana secara serampangan menyebut Musselman (muslim) sebagai Buddhist, dan dari ini menguak idea bahwa Perumal yang terakhir pindah menjadi kaum Muhammadian”. Ini dinyatakan di "The Land of the Permauls. Cochin, Its Past and Its Present." 1863. Ch 2. P. 44, “The Last "Permaul." Dr. Francis Day.
Tulisan yang juga runut dan jelas yang mengungkapkan permasalahan dari dua sisi dapat anda lihat di The myth of Cheraman Perumal’s conversion dan perumal and the pickel.
Baiklah, sekarang sudah saatnya kita lihat penjelasan dari dunia modern!
Salah satu penjelasan yang baik bahwa BULAN [tidak] PERNAH TERBELAH adalah berdasarkan sisi sains dan astronomi [lengkapnya lihat di Blog ini, Bulan pernah terbelah?]
Kutipan 1:
T. Djamaluddin (Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika, LAPAN Bandung)
....
Sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukungnya. Mekanisme fisisnya pun sulit dijelaskan, karena kalau pun benda langit bisa saja terbelah atau pecah akibat efek pasang surut planet atau bintang induknya, tetapi tidak mungkin bersatu kembali. Ahli matematika Perancis Edouard Roche menyatakan ada suatu jarak minimum dari planet atau bintang induk yang bila dilampaui akan menyebabkan benda yang mengorbitnya akan pecah.
Batas minimum itu dikenal sebagai Limit Roche yang tergantung ukuran dan kekuatan benda langit menahan gaya gravitasi planet. Bulan yang kelihatan kokoh pun akan hancur berantakan bila (karena suatu sebab) melewati Limit Roche-nya, masuk dalam orbit yang jaraknya kurang dari 18.000 km dari bumi. Saat ini (termasuk pada zaman Muhammad) bulan masih berada pada jarak yang aman 384.000 km.
....
Kutipan 2:
Ma'rufin Sudibyo yang eks. Teknik Nuklir UGM:
...
Jika Bulan benar-benar terbelah secara fisik maka jelas ada bekas patahannya sehingga bulan - yang saat itu kemungkinan berfase setengah lingkaran - benar-benar terbelah, bidang pembelahan itu kemungkinan besar sejajar dengan ekuator maupun bujur nol-nya. Belahan Utara dan Selatan Bulan (atau Barat dan Timur, jika bidang pembelahannya sejajar bujur nol) akan terpisah sejenak hingga berjarak minimal 120 km, untuk kemudian menyatu kembali.
Jika ini terjadi, tentu bidang pemisahan itu masih ada jejak-jejaknya yakni sebagai patahan panjang yang membentang sejajar ekuator Bulan maupun bujur nol. Jika suatu blok batuan mendadak terpatahkan (apalagi terpisah) untuk kemudian merekat kembali, dibutuhkan 'lem' teramat kuat agar patahan itu tidak bergeser lagi. Secara geologis 'lem' itu adalah magma yang terekstrusi keluar lewat erupsi rekahan, tentunya dengan volume sangat gigantik untuk kemudian membeku dan mengikat kedua sisi yang terpatahkan tadi. Dan karena batuan setempat mengalami kontak dengan magma Bulan, tentu terjadi proses metamorfosa kontak yang menghasilkan batuan metamorf kontak nan khas.
Sejauh ini - merujuk NASA - vulkanisme Bulan terakhir kali terjadi jutaan tahun silam dan tak ada yang berumur Holosen (kurang dari 10.000 tahun), apalagi Resen (kurang dari 1.000 tahun). Citra-citra (penampakan) permukaan Bulan juga tidak menunjukkan jejak patahan sangat panjang yang sejajar ekuator. Demikian pula, citra-citra Bulan pun tidak menunjukkan adanya sisa-sisa erupsi rekahan memanjang yang sejajar ekuator maupun bujur nol. Magma Bulan bersifat basaltik - mirip magma dari mantel Bumi - sehingga bila muncul ke permukaan tentunya menghasilkan endapan-endapan kegelapan yang mudah diidentifikasi. Misi Apollo 11, 12 dan 14 memang mendarat di dekat ekuator Bulan, namun di lokasi-lokasi pendaratannya tidak dijumpai endapan lava basaltik "segar" produk erupsi masa Resen.
...
Untuk mendapatkan arti dari guratan-guratan di Photo tersebut, maka silakan baca di website ini, setelah membaca anda akan mengetahui bahwa itu bukanlah bekas bulan yang terbelah!
Kesimpulan:
BULAN MEMANG [TIDAK] PERNAH TERBELAH.
Penutup
Jika terdapat keramaian di Jum’at petang.. topeng monyet datang. Kemudian ada atraksi "Sarimin pergi ke pasar” maka dunia Islam kemungkinan akan berada pada satu kesimpulan bahwa itu adalah Kebesaran Allah! Dengan merujuk ayat AQ:
“Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu[59], lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera[60] yang hina".
[Al Baqarah 2:65; juga di Al A’raaf 7:165 dan Al Maidah 5:60]
[59] Hari Sabtu ialah hari yang khusus untuk beribadat bagi orang-orang yahudi.
[60] Sebagian ahli tafsir memandang bahwa ini sebagai suatu perumpamaan , artinya hati mereka menyerupai hati kera, karena sama-sama tidak menerima nasehat dan peringatan. Pendapat Jumhur mufassir ialah mereka betul-betul berubah menjadi kera, hanya tidak beranak, tidak makan dan minum, dan hidup tidak lebih dari tiga hari.
Sumber:
http://wirajhana-eka.blogspot.com/2009/08/bulan-tidak-pernah-terbelah-dua.html
Reuters:
HARUN YAHYA DIPENJARA
Turkish Islamic Author Given 3-Year Jail Sentence
(Reuters) - Controversial Turkish Islamic author Adnan Oktar was sentenced to three years in prison on Friday for creating an illegal organization for personal gain, state-run Anatolian news agency said. A spokeswoman for his Science Research Foundation (BAV) confirmed to Reuters that Oktar had been sentenced but said the judge was influenced by political and religious pressure groups.Oktar had been tried with 17 other defendants in an Istanbul court. The verdict and sentence came after a previous trial that began in 2000 after Oktar, along with 50 members of his foundation, was arrested in 1999.
In that court case, Oktar had been charged with using threats for personal benefit and creating an organization with the intent to commit a crime. The charges were dropped but another court picked them up resulting in the latest case. Oktar planned to appeal the sentence, a BAV spokeswoman said. No further details were immediately available.
Oktar, born in 1956, is the driving force behind a richly funded movement based in Turkey that champions creationism, the belief that God literally created the world in six days as told in the Bible and the Koran. Istanbul-based Oktar, who writes under the pen name Harun Yahya, has created waves in the past few years by sending out thousands of unsolicited texts advocating Islamic creationism to schools in several European countries.
TENSIONS HIGH
The court decision comes at a time when political tensions in officially secular but predominantly Muslim Turkey are high as the ruling AK Party faces a court case that seeks its closure for alleged Islamist activities, a claim the party denies. Oktar's teachings echo those of Christian fundamentalists in the United States. He has publicly denounced Darwinism and Freemasonry in high-profile attacks.
Charles Darwin came up with the widely adopted evolutionary theory of natural selection in the 19th century. Oktar's publishing house has published dozens of books that have been distributed in more than 150 countries and been translated into more than 50 languages. He has a wide following in the Muslim world. But Turkish commentators say the group's books, numbering more than 200, are probably written by a pool of writers, a charge the author denies.