Apakah Muhammad Nabi Terakhir
Oleh: M. A. Khan
Minggu, 26 Juli, 2009
* Penting untuk diketahui bersama, sebelum melanjutkan membaca artikel ini, bahwa Allah islam yg diperkenalkan oleh si Muhammad di dlm Quran itu adalah Allah atau Tuhan yg sama sekali berbeda dng yg dikenal dalam Taurat & Injil. – admin.
Baik Muhammad dan Allâhnya islam mengatakan bahwa Muhammad adalah Nabi terakhir yang diramalkan Taurat dan Injil. Ini merupakan kebohongan yang besar. Masyarakat Yahudi mengetahui benar dusta² Allâhnya islam itu. Karena merasa sangat malu ketahuan bohongNya, maka Allâh islam memerintahkan pemberantasan kaum Yahudi Medinah yang sudah mengetahui belangNya. Tidak hanya itu, Allâhnya islam juga harus merubah segala aturan kenabian yang telah diwahyukanNya sebelumnya untuk membenarkan kenabian Muhammad. Mari kita simak pembahasan berikut …
Muslim menyatakan bahwa Muhammad adalah Nabi, yang dinubuatkan dalam Injil Kristen dan Taurat Yahudi. Ahli Islam Suffi terkenal di dunia yakni Fethullah Gulen menyatakan:
Menurut Islam, hampir semua nabi² terdahulu menubuatkan Nabi Muhammad … Meskipun Taurat, Mazmur, dan Injil telah dirubah, kita masih dapat menemukan keterangan² tentang kedatangannya.
Memang Muhammad sendiri pun menyatakan begitu pula pada orang² Yahudi dan Kristen Arab. Begini perkataanya:
Aku adalah dia yang akan datang, yang didoakan oleh Abraham dan diberi salam oleh Yesus, dan aku mirip dengan moyangku terdahulu yakni Abraham, lebih mirip dari siapapun juga.
[Muttaqi al-Hindi, Kanz al-'Ummal, 11:384].
Ketika Muhammad gagal meyakinkan mereka dan mereka menolak dia dan Islam – Allâh, tuhannya Muhammad dan Islam, memerintahkan pembantaian dan pemberantasan mereka; kaum Yahudi menderita holocaust pertama di tangan Muhammad (Lihat link berikut; PEMBANTAIAN YAHUDI OLEH MUHAMMAD). Muhammad membantai massal kaum pria Yahudi Bani Qurayza, Bani Nadir (yang sudah terlebih dahulu diusir Muhammad dari Medina dan akhirnya berdiam di Khaybar) dan Bani Mustaliq, memperbudak kaum wanita dan anak² mereka (silakan baca bukuku: Jihad Islam: Warisan Pemaksaan Memeluk Islam, Imperialisme, dan Perbudakan, yang menjelaskan dengan lengkap penindasan yang dilakukan Muhammad atas Yahudi).
Pengakuan bahwa Muhammad adalah Nabi yang dinubuatkan bagi orang² Yahudi dan Kristen berasal dari pengakuan Allâh di Qur’an 7:157 yang berbunyi:
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Sehubungan dengan ayat tersebut, Muhammad juga mengaku sebagai Nabi penutup, yang terakhir diantara para Nabi di Q 33:40 yang berbunyi:
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Dengan kata lain, Muhammad bukan hanya Nabi satu²nya, tapi juga Nabi terakhir, yang dinubuatkan dalam Taurat dan Injil.
Apakah benar begitu? Tidak benar sama sekali dan hal ini dibuktikan dari firman Allâh sendiri!!
Sebelum melangkah lebih lanjut, kubahas beberapa masalah dari ayat Qur’an 7:157 dan Q 33:40. Injil atau Alkitab Perjanjian Baru menyatakan bahwa Yesus adalah Messiah yang terakhir. Dengan demikian pernyataan Allâh di Q 7:157 bahwa Injil menubuatkan kedatangan Nabi lain adalah dusta, dan dusta ini diulanginya lagi di Qur’an 61:6 yang berbunyi:
Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: "Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)" Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".
Taurat memang menubuatkan kedatangan seorang nabi, tapi Injil dengan tegas menyatakan bahwa Yesus adalah penyelamat terakhir bagi kaum Yahudi dan non-Yahudi. Para Yahudi yang menerima Yesus nantinya akan masuk ke dalam Kerajaan Illahi dan disebut sebagai Anak² Israel; karena Israel yang dulu telah lenyap bersamaan dengan kedatangan Yesus. Mereka yang menolak Yesus akan dikeluarkan dari Kerajaan Illahi, sebagaimana yang dikatakan Yesus kepada orang² Yahudi:
Matius 21:43
Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.
Pesan keseluruhan Alkitab Perjanjian Baru adalah:
Yesus adalah Nabi yang dijanjikan;
Dengan kedatangan Yesus, hukum Yudaisme dan Taurat telah digenapi sehingga tak berlaku lagi bagi kedatangan siapapun manusia yg mengaku-ngaku sbg nabi setelah Yesus;
Mereka yang menerima Yesus akan termasuk sebagai warga Israel yang sejati, dan Israel yang lama telah tak berfungsi lagi;
Mereka yang menerima Yesus akan mendapat jaminan keselamatan hidup yang kekal dengan beriman dan taat pada Yesus, tanpa harus melaksanakan hukum apapun di luar perintah Yesus.
Dengan demikian, dalam agama Kristen, Yesus adalah Nabi Tuhan yang terakhir; tiada Nabi lain yang akan datang. (Ingat, Yesus justru telah menubuatkan kedatangan nabi palsu yg muncul setelah Yesus naik ke surga). Dengan demikian Allâh SWT salah dan ngawur dengan mengatakan bahwa Injil menyatakan kedatangan Nabi yang baru.
Umat Muslim juga menyatakan bahwa Yesus adalah Nabi dari Allâh SWT. Jika memang benar begitu, maka:
(1) pernyataan Islam bahwa ada Nabi lain yang akan datang tentunya tidak berdasar; atau
(2) perngakuan mereka bahwa Yesus adalah Nabi dalam Islam adalah tidak benar.
Taurat pun bahkan tidak pernah menubuatkan nabi terakhir. Hal ini menjadi masalah lain terhadap pernyataan Muhammad bahwa dialah Nabi terakhir. Dalam Taurat, Musa bernubuat tentang datangnya seorang nabi di Ulangan 18:15 yang berbunyi:
Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.
Ayat ini tidak menyatakan tentang Nabi terakhir sama sekali; nabi² akan terus berdatangan di sepanjang jaman keberadaan Israel, dan ayat ini tidak menyatakan akhir kenabian apapun.
Apakah Muhammad memenuhi syarat untuk jadi nabi yang dinubuatkan dalam Taurat?
Apakah pernyataan kenabian Muhammad adalah benar? Tidak sama sekali, dan ini akan kita ketahui.
Yesus juga menyatakan pengakuan yang sama, dan Rasul Paulus mengutip Ulangan 18:15 di Alkitab Perjanjian Baru, Kisah Para Rasul 3:22 bahwa Yesus datang sebagai Juru Selamat bagi kaum Yahudi. Maleakhi 3:1 juga menyatakan nubuatan yang serupa:
Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
Injil Markus 1:2 juga menyatakan nubuatan kedatangan utusan Illahi seperti yang dinyatakan kitab Yesaya. Akan tetapi, Muhammad sang nabi gadungan buta huruf, sama sekali bukan Nabi yang diramalkan Taurat. Allâhnya islam mencoba menolong hal ini demi Muhammad, tapi hasilnya tidak memuaskan.
Mari baca Qur’an 2:129 yang berbunyi:
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Allâh SWT menyatakan Ibrahim yang menubuatkan kedatangan seorang Nabi, padahal Taurat menerangkan bahwa Musa-lah yang menubuatkan hal itu.
Untuk mencoba memenuhi nubuatan kedatangan Nabi ini, banyak orang² Israel yang mengaku sebagai Nabi kepada masyarakat Yahudi di sepanjang sejarah – baik sebelum atau sesudah jaman Yesus – sampai di jaman modern sekarang ini. Bahkan Yohanes Pembaptis yang membaptis Yesus juga dianggap Nabi dalam Injil. Kebanyakan dari mereka yang mengaku Nabi sebelum jamanYesus diterima masyarakat Yahudi; sedangkan yang mengaku Nabi setelah jaman Yesus dan setelah bangsa Israel tercerai-berai ke berbagai penjuru dunia hanya memiliki sedikit pengikut saja.
Mari kita lihat siapakah yang memenuhi syarat untuk menjadi Nabi yang dinubuatkan di Ulangan 18:15. Tuhan berkali-kali mengatakan di Perjanjian Lama bahwa Dialah Tuhan Abraham, Ishak, Yakub atau Israel (lihat Keluaran 3:15-16, 6:3, dll).
Keluaran 2:24
Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.
Keturunan Yakub (Tuhan menamakan dia sebagai Israel) akhirnya hidup di Mesir, dan menderita di bawah penindasan Firaun. Musa diperintahkan Tuhan untuk memimpin bani Israel keluar dari penindasan Mesir. Tuhan membuat perjanjian dengan bani Israel (keturunan Yakub/Israel) yang baru saja keluar dari tanah Mesir. Tuhan berkata dalam perjanjianNya:
Keluaran 3:17
Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Sekali lagi Tuhan dengan tegas menyatakan perjanjiannya dengan keturunan Yakub ketika Dia memberitahu Musa:
Keluaran 19:3-5
Lalu naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya: "Beginilah kaukatakan kepada keturunan Yakub dan kauberitakan kepada orang Israel:
Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.
Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
Ulangan 18:15 dengan jelas menubuatkan bahwa Tuhan akan memilih seorang Nabi “dari antara saudara-saudaramu” – dan ini berarti bani Israel yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa, yakni keturunan Yakub. Dengan kata lain, Tuhan akan memilih nabi² dari antara mereka, yang mengandung benih keturunan Yakub, juga ayah Yakub yakni Ishak, dan juga kakek Yakub yakni Abraham. Keturunan anak Abraham dan Ishak yang lain (Ismail) tidak diikutkan dalam perjanjian dengan Tuhan.
Akan tetapi Muhammad dan bangsa Arab mengaku sebagai keturunan Ismail, putra Abraham. Ismail merupakan putra Abraham melalui budak wanitanya yang bernama Hagar, dan bukan melalui Sarai, wanita merdeka yang merupakan istri sah Muhammad. Terlebih lagi, Hagar adalah wanita Mesir, dan bukan wanita Semit. Dengan demikian, Ismail adalah separuh Semit. Kemurnian darah Semit merupakan hal yang mutlak dalam perjanjian dengan Tuhan. Karenanya Ismail dan keturunannya tidak termasuk dalam perjanjian dengan Tuhan. Lagipula Tuhan dengan tegas menekankan hal itu ketika dia berkata pada Abraham di Kejadian 21:12-13 yang berbunyi:
Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.
Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu."
Dengan kata lain, keturunan Ishak akan menerima warisan sejati Abraham; sedangkan keturunan Ismail yang separuh Semit dan berasal dari budak wanita, juga akan menjadi bangsa yang besar, tapi tidak punya hak untuk menerima warisan sejati Abraham.
Dengan demikian, Muhammad – keturunan Ismail, tidak mengandung benih dari Ishak dan Yakub – sehingga tentunya tidak memenuhi syarat untuk jadi Nabi yang dijanjikan dalam Taurat.
Meskipun begitu, tampaknya Muhammad dan Allâh SWT cukup banyak tahu tentang Taurat. Mereka berdua tahu akan persyaratan utama – yakni mengandung benih Ishak dan Yakub, selain dari benih Abraham – untuk jadi Nabi yang dinubuatkan Taurat. Awalnya Allâh SWT juga berkata begitu di Qur’an 45:16 yang berbunyi:
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israel Al Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezeki-rezeki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya).
Di ayat ini, Allâh SWT dengan tegas setuju dan membenarkan dua fakta utama perjanjian Tuhan di Taurat, yakni:
(1) bani Israel – yakni keturunan Yakub – diberkati hak² kenabian;
(2) perjanjian Tuhan hanya dengan bani Israel diantara segala bangsa.
Dalam Qur’an 29:27, Allâh SWT menyatakan standard utama Taurat dengan sangat jelas:
Dan Kami anugrahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.
Hal ini berarti bahwa hanya mereka yang memiliki benih ketiga tokoh Abraham, Ishak, dan Yakub saja yang berhak memenuhi persyaratan kenabian.
Allâh SWT telah mewahyukan ayat² ini untuk membentuk ayat² berikutnya (5:19, 61:6 dll), yang menyatakan bahwa kenabian Muhammad dinubuatkan dalam Taurat dan Injil. Qur’an 45:16 dan 29:27 dengan tegas membenarkan fakta² Taurat tentang persyarakatan keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub untuk dapat diterima sebagai nabi.
Qur’an 45:16
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israel Al Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezeki-rezeki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya).
Qur’an 29:27
Dan Kami anugrahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.
Ayat² ini rupanya dinyatakan agar kaum Yahudi dan Kristen jadi senang dan ramah terhadap Muhammad, sehingga diharapkan mereka nantinya menerima pernyataan Allâh bahwa Muhammad adalah Nabi yang dinubuatkan bagi mereka.
Akan tetapi, masyarakat Yahudi & Kristen pada waktu itu tahu betul kitab suci mereka tidak bisa dibohongi oleh Muhammad yang mengaku Nabi, karena Muhammad jelas adalah orang Arab dan keturunan Ishmael yang tidak memenuhi persyaratan kenabian. Mereka tampaknya tahu pernyataan Muhammad dalam Qur’an. Kemungkinan mereka bisa menunjukkan dengan jelas kesalahan nubuat Muhammad karena Allâh SWT sendiri menyatakan bahwa hanya keturunan Yakub saja yang bisa jadi Nabi.
Allâh SWT tampaknya tidak sadar bahwa kaum Yahudi sangat paham akan kitab sucinya, sehingga pernyataan jujur Allâh SWT tentang persyaratan kenabian malah akhirnya mengakibatkan Muhammad tidak mungkin jadi Nabi. Masyarakat Yahudi mendapatkan Allâh SWT berdusta melalui firmannya sendiri. Rupanya Allâh SWT tidak mampu menjawab apapun dan hanya bisa merasa sangat malu. Yang bisa dilakukannya untuk menyelamatkan kehormatannya adalah memberantas kaum Yahudi melalui Muhammad, dengan menggunakan pedangnya.
Untuk mensahkan perngakuan Muhammad sebagai Nabi, yang lalu Allâh SWT lakukan adalah mengeluarkan firman² baru yang mengganti semua aturan yang dinyatakan dalam ayat²nya yang terdahulu. Pertama-tama, Allâh SWT menyerang balik kaum Yahudi, menuduh mereka mengganti Taurat, padahal tadinya Allâh SWT sendiri mengakui Taurat sebagai “pembimbing yang benar”:
Qur’an 2:79
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan.
Setelah itu, dia menciptakan persyaratan silsilah keturunan kenabian yang baru, agar pengakuan Muhammad sebagai nabi jadi sah. Allâh SWT membuat Abraham jadi Muslim, dan bukan Yahudi atau Kristen, sehingga Muhammad dan umat Muslimnya jadi penerima warisan Abraham yang sejati, dan dengan demikian memenuhi pernyataan Muhammad sebagai penerus kenabian Abraham. Maka Allâh SWT berfirman:
Qur’an 3:67
Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik."
Selama ini Muhammad mengikuti tatacara ibadah Yahudi di Medina dengan berkiblat ke Yerusalem saat sholat, menghadap ke Bait Tuhan di Yerusalem. Tapi sekarang dia memindahkan arah kiblat dari tempat Tuhan di Yerusalem ke kuil dewa pagan Ka’bah di Mekah (kota asalnya sendiri), yang sekarang malah diakuinya dibangun oleh Abraham dan Ishmael. Dengan demikian, dia menyatakan Ka’bah-lah tempat tuhan yang asli, bukan Yerusalem.
Q 2:127
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Setelah itu, Allâhnya islam lalu mengikutsertakan Ishmael sebagai penerima warisan Abraham (yang sekarang sudah beragama Islam) sejati, yang tidak hanya mewariskan pada Ishak saja, tapi bahkan seluruh putra²nya juga:
Qur’an 2:132
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
Setelah itu, Allâhnya islam mengikutsertakan nama Ishmael (Isma’il), dengan menyebut namanya, dalam perjanjian dengan Tuhan Islam:
Q 2:136
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
Di sini, Allâh SWT menyatakan bahwa Ishmael adalah diantara mereka yang diberinya agamanya, yang juga diterima Muhammad dan umat Muslim.
Dalam melakukan usaha akhir memelintir fakta demi mensahkan pengakuan Muhammad sebagai Nabi dan Islam sebagai agama sejati, maka Allâh SWT mengubah seluruh fondasi kepercayaan Abraham menjadi Islam. Dengan demikian, Muhammad sang Nabi Islam, jadi penerima sejati warisan Abraham. Maka Allâh SWT berfirman:
Q 2:140
ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani? Katakanlah: "Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allâh, dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allâh yang ada padanya?" Dan Allâh sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.
Di sini Allâh SWT mempertanyakan penyebutan semua keturunan bani Israel sebagai penganut Yahudi atau Kristen. Allâh SWT yang “maha tahu” menyatakan bahwa mereka semua adalah umat Allâh dan pengikut agama yang sejati, yakni Islam. Dengan demikian menurut Allâh SWT mereka adalah Muslim dan bukan Yahudi atau Kristen.
Yang menarik adalah setelah Muhammad dan Allâh SWT gagal mensahkan pengakuan Muhammad sebagai Nabi berdasarkan persyaratan Taurat, maka mereka berdua berbalik menuduh Taurat telah dipalsukan, bahkan sebelum mereka berdua membuat persyaratan ulang yang baru dalam Qur’an untuk mensahkan kenabian Muhammad. Ahli Islam dari Kanada yakni Jamal Badawi, mencoba melebihi usaha Muhammad dan Allâh mensahkan kenabian Muhammad berdasarkan Taurat melalui berbagai plintiran dan pemutarbalikkan.
Kesimpulan
Islam menyatakan bahwa kitab suci Yahudi dan Kristen menubuatkan kedatangan Muhammad sebagai Nabi terakhir, padahal Injil menegaskan Yesus adalah Nabi terakhir dan tiada Nabi lain yang akan datang setelah Yesus. Nubuat² Taurat menyatakan kedatangan seorang Nabi, dari keturunan Yakub atau Israel saja. Muhammad, yang mengaku sebagai keturunan Israel, tidak termasuk keturunan Yakub, sehingga sama sekali tidak memenuhi persyaratan sebagai Nabi. Tuhan Islam Allâh SWT akhirnya harus menerima kenyataan menyesakkan ini. Ketika Allâh SWT berusaha memaksakan Muhammad sebagai Nabi bagi kaum Yahudi dan Kristen, mereka mendapatkannya berbohong berdasarkan firmannya sendiri dan dia jadi sangat malu. Dari malu lalu jadi sangat marah, sehingga Allâh SWT malah berbalik menuduh kaum Yahudi merubah Taurat. Dia lalu merubah firmannya terdahulu yang sesuai dengan Taurat demi menciptakan persyaratan baru untuk mensahkan pengakuan Muhammad sebagai Nabi.
Silakan pembaca sendiri menilai apakah Muhammad adalah Nabi yang dijanjikan bagi kaum Yahudi dan Kristen.
Sumber: