SWARA NON-MUSLIM

Blog ini di-dedikasikan bagi kalangan non-muslim Indonesia!

Hi guys, apa kabar? Gimana keadaan di Indonesia sekarang?

FYI:

Sementara blog ini sedang di maintenance silakan click blog ini

-------> nabimuhamad.wordpress

Semua artikel di blog itu bisa langsung di download (PDF file). Juga tersedia terjemahan buku-buku "subversif" dalam bhs Indonesia yg tidak mungkin boleh diterjemahkan & disebarkan secara 'legal' di negara-negara mayoritas islam, include Indonesia, karena akan bikin para muslimer penganut "agama damai" itu ngamuk bin kalap.

Buruan download ebook-nya mumpung belum disensor oleh muslim yg ketakutan islamnya dibongkar habis kepalsuannya.

Untuk info lainnya silahkan email aku: namasamaran@riseup.net atau follow twitterku:@islamexpose

Selamat datang dalam Terang Kebenaran. God bless you all

Ulasan buku V.S. Naipaul

Beyond Belief:
Islamic Excursions Among
the Converted Peoples


PERJALANAN KE NEGARA-NEGARA ISLAM

DIANTARA PARA MUALAF

by Ram Swarup

MUSTAFA KEMAL ATATÜRK

(Dari Wikiquote Indonesia, koleksi kutipan bebas berbahasa Indonesia). Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai:

Mustafa Kemal Atatürk: "Saya tidak percaya dengan federasi negara-negara Islam maupun liga bangsa Turki di bawah kekuasaan Uni Soviet. Tujuan saya satu-satunya adalah melindungi kemerdekaan Turki dalam batas-batas alaminya, bukan membangkitkan kekhilafhan Utsmaniyah atau kekhilafahan lain. Jauh dari segala mimpi dan bayangan-bayangan! Mereka (kekhilafahan) telah banyak merugikan kita di masa yang lalu." ucapnya di depan politisi Arab.

"Tidak ada penindas atau yang tertindas. Yang ada hanyalah mereka yang membiarkan diri mereka ditindas. Bangsa Turki bukan termasuk bangsa seperti itu. Bangsa Turki dapat mengurus dirinya sendiri. Biarkan bangsa lain mengurus diri mereka sebdiri. Kami punya 1 prinsip, yaitu melihat segala permasalahan dari kacamata bangsa Turki dan melindungi kepentingan nasional Turki." ujarnya di depan delegasi sosialis yang meminta dukungannya.

"Saya adalah Turki. Menghancurkan saya sama artinya dengan menghancurkan Turki!"

"Selama hampir 500 tahun, hukum dan teori-teori ulama Arab serta tafsir para pemalas dan tiada guna telah menentukan hukum perdata dan pidana Turki. Mereka menetapkan konstitusi, rincian aturan hidup orang Turki, makanannya, waktu-waktu bangun dan tidurnya, bentuk busananya, rutinitas istri yang melahirkan anak-anak mereka, apa yang dipelajari di sekolahnya, adat istiadatnya, pemikiran-pemikirannya, bahkan sampai perilaku mereka yang paling pribadi. Islam-teologi Arab yang immoral itu-adalah benda mati. Bisa saja Islam cocok untuk suku-suku di padang pasir. Tetapi Islam tidak bermanfaat untuk negeri yang modern dan maju. Wahyu Tuhan, katanya! Tidak ada itu wahyu Tuhan! Islam hanyalah rantai yang digunakan para ulama dan penguasa tiran untuk membelenggu rakyat. Penguasa yang membutuhkan agama --untuk mempertahankan status-quo-- adalah orang yang lemah. Orang yang lemah tidak boleh berkuasa!"

Kholifah tidak memiliki kekuasaan atau kedudukan apapun, kecuali sebagai figur seremonial saja." katanya memotong saat Dewan menemuinya karena Mustafa Kemal menolak melakukan tradisi saat pengangkatan Sultan Abdul Mejid II.

"Kholifah, kantor Anda tidak lebih adalah peninggalan sejarah. Tidak ada dasar hukum yang melandasinya. Sungguh tidak sopan Anda berani menulis surat kepada sekretaris saya!" tandasnya saat Sultan Abdul Mejid II menulis petisi untuk meminta kenaikan biaya operasionalnya."

"Apapun konsekuensinya, negara republik harus ditegakkan... Khilafah Utsmaniyah adalah bentuk negara yang tidak masuk akal atas dasar pondasi agama yang rusak. Kholifah dan keluarga Utsmani lainnya harus diusir. Peradilan dan hukum-hukum agama yang kolot harus diganti dengan hukum sipil modern. Sekolah agama harus dijadikan sekolah negeri yang sekular. Negara dan agama harus dipisahkan. Republik Turki harus menjadi negara yang sekuler."

Quote:

It is claimed that religious unity is also a factor in the formation of nations. Whereas, we see the contrary in the Turkish nation. Turks were a great nation even before they adopted Islam. This religion did not help the Arabs, Iranians, Egyptians and others to unite with Turks to form a nation. Conversely, it weakened the Turks’ national relations; it numbed Turkish national feelings and enthusiasm. This was natural, because Mohammedanism was based on Arab nationalism above all nationalities.


TERJEMAHAN :

Kesatuan religius juga merupakan sebuah faktor dlm pembentukan bangsa-bangsa. Namun kami melihat hal yg bertentangan dlm bangsa Turki. Turki adalah sebuah bangsa besar bahkan SEBELUM mereka memeluk Islam. Agama ini tidak membantu Arab, Iran, Mesir dll utk bersatu dgn Turki utk membentuk sebuah bangsa. Malah, [Islam] melemahkan hubungan nasional Turki; Islam membuntukan perasaan nasional dan entusiasme Turki. Ini sangat alami, karena Muhamadanisme didasarkan pada nasionalisme Arab diatas bangsa lain manapun.

Juga ini; Quote:

I am not leaving a spiritual legacy of dogmas, unchangeable petrified directives. My spiritual legacy is science and reason.... What I wanted to do and what I tried to achieve for the Turkish nation is quite evident. If those people who wish to follow me after I am gone take the reason and science as their guides they will be my true spiritual heirs.

TERJEMAHAN :

Saya tidak meninggalkan warisan spiritual berbentuk dogma dan perintah-perintah menakutkan dan kaku [tidak dapat berubah]. Warisan spiritual saya adalah sains dan logika....

Apa yg ingin saya lakukan dan yg ingin saya capai bagi bangsa Turki nampak jelas. Setelah saya wafat, hanya orang-orang-orang yg mengambil sains dan logika sbg pengarahan mereka, adalah para pewaris spiritual saya sebenarnya.

VS NAIPAUL : Islam adalah, "IMPERIALISME YG PALING TIDAK MAU BERKOMPROMI."



Sumber:
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=2684

http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=18418