SWARA NON-MUSLIM

Blog ini di-dedikasikan bagi kalangan non-muslim Indonesia!

Hi guys, apa kabar? Gimana keadaan di Indonesia sekarang?

FYI:

Sementara blog ini sedang di maintenance silakan click blog ini

-------> nabimuhamad.wordpress

Semua artikel di blog itu bisa langsung di download (PDF file). Juga tersedia terjemahan buku-buku "subversif" dalam bhs Indonesia yg tidak mungkin boleh diterjemahkan & disebarkan secara 'legal' di negara-negara mayoritas islam, include Indonesia, karena akan bikin para muslimer penganut "agama damai" itu ngamuk bin kalap.

Buruan download ebook-nya mumpung belum disensor oleh muslim yg ketakutan islamnya dibongkar habis kepalsuannya.

Untuk info lainnya silahkan email aku: namasamaran@riseup.net atau follow twitterku:@islamexpose

Selamat datang dalam Terang Kebenaran. God bless you all


oleh Ali Sina (2007/11/25)


Phillip:
Pak Ali Sina, ada hal yang aku tidak mengerti. Sebelum kejadian 9/11, aku tidak tahu apa-apa tentang Islam. Karena tragedi 9/11, aku mulai mempelajari “doktrin” Islam. Aku bisa melihat jelas bahwa “doktrin” ini keji. Aku juga bisa melihat bahwa sebagian Muslim adalah orang-orang yang sangat baik, dan mereka tidak mengikuti “doktrin” Islam ini. Akan tetapi, kebanyakan dari mereka sangat sukar untuk meninggalkan Islam. Kenapa, ya? Jika hati mereka yang baik itu tidak menyetujui segala kejahatan yang tertulis dalam sejarah Islam, mengapa Muslim sukar sekali meninggalkan Islam? Bukankah orang sebenarnya tidak bisa meninggalkan sesuatu yang dari awalnya memang tidak mereka setujui ? Pada kenyataannya, Muslim yang baik hati itu ternyata tidak pernah menjadi Muslim sejati pelaku “doktrin” Islam. Mereka hanyalah orang baik hati yang memanggil diri 'Muslim'. Apakah mereka ini munafik karena mereka sebenarnya tidak melakukan berbagai kejahatan yang tertulis dalam sejarah Islam? Muslim yang kukenal sama sekali bukan seperti Muhamad sang pedofil. Jadi kalau begitu, mengapa Muslim baik hati ini merasa gundah jika mereka tidak berbuat sama seperti yang diperbuat Muhamad? Mengapa sukar bagi Muslim baik hati ini untuk menendang muka Muhamad dan melupakannya karena mereka sendiri jadi serupa dng dia? Mengapa sangat sukar, misalnya, untuk berhenti melakukan taqiyya (berbohong ala islam) dan segera meninggalkan doktrin keji ini? Apa sih yang “menahan” mereka? Kuharap kau mengerti apa yang kusampaikan.

Kawanmu, Philip.

Jawaban Ali Sina:

Wahai Philip:
Kamu memang benar; mayoritas Muslim adalah orang baik hati, tidak beda dengan masyarakat lain. Mereka tidak percaya pada ajaran Islam sejati dan tidak pernah mengikutinya. Sebagian Muslim tidak tahu ajaran Islam yang sebenarnya, tapi banyak juga yang mengetahuinya. Meskipun dalam hati mereka tidak setuju, tapi mereka tidak mampu meninggalkan Islam. Kau memang sudah sewajarnya merasa heran, tapi masalahnya terletak jauh lebih dalam dari sekedar masalah Islam dan Muslim saja. Masalahnya berakar dari psikologi manusia itu sendiri.

Kita semua punya kepercayaan dan keyakinan masing-masing dan kita membelanya setengah mati. Keyakinan bahwa bumi merupakan pusat alam semesta dan tata surya beredar mengelilinginya merupakan keyakinan yang sangat kuat sehingga tatkala Galileo menentangnya, maka ia pun diancam hukuman mati. Meskipun pada akhirnya dia menarik kembali pernyataannya, dia tetap saja dipenjara seumur hidup. Jordano Bruno tidak begitu berhati-hati seperti Galileo sehingga dia dihukum bakar karena berani menentang kepercayaan umum masyarakat.

Jangan mengira orang jaman sekarang sudah berubah. Dunia memang sudah banyak berubah, tapi manusianya sih tetap saja sama. Kalau aku bilang manusia, yang kumaksud adalah dirimu, diriku, dan siapa saja. Untuk menunjukkan maksudku, maka perkenankan aku membahas suatu topik kontroversial tentang anggapan yang sukar dimengerti kebanyakan orang dan menantang pengertian umum yang telah diyakini banyak orang.

Dua minggu yang lalu, kandidat presiden Amerika yakni Senator Kucinich ditanya apakah dia percaya pada UFO (Unidentified Flying Objects = piring terbang dari luar angkasa). Dia bilang iya dan seluruh penonton meledak tertawa. Setelah itu dia jadi bahan ejekan pertunjukan-pertunjukan hiburan TV malam hari.

Pada kenyataannya, sekitar 14% orang Amerika sebenarnya mengaku pernah melihat UFO dan banyak dari mereka sebenarnya adalah orang-orang yg ternama dan dapat dipercaya, seperti mantan presiden Amerika Jimmy Carter, bekas gubernur Arizona Symington, beberapa jendral yang telah pensiun yang dulu dipercaya menangani bom atom, beberapa astronot, dan banyak pilot dan polisi. Orang-orang ini bukanlah orang-orang yang tidak waras. Aku yakin persentasinya sama di bagian-bagian negara lain di dunia. Kenapa orang yang yakin telah melihat UFO jadi bahan ejekan? Hal ini karena begitu kau percaya sesuatu, sukar sekali bagimu untuk merubah pendapatmu. Jangan menganggap bahwa hanya ejekan saja yang dihadapi orang-orang yang percaya melihat UFO. Mereka juga dihina dan diancam dipecat dari pekerjaannya. Inilah sebabnya orang pada umumnya takut untuk melaporkan tentang penglihatan UFO sampai saat mereka pensiun. Para pilot pesawat terbang diancam jika mereka melaporkan melihat UFO, maka mereka akan dikirim ke ahli jiwa dan dapat dipecat. Apakah kita ini telah benar-benar meninggalkan jaman Galileo dan Bruno?

Aku sampaikan contoh di atas, karena orang pada umumnya tidak percaya pada UFO dan sikap pertama mereka adalah mengejek. Jika kau adalah orang yang tidak percaya pada UFO, maka lihatlah betapa sukarnya bagi dirimu untuk menerima kemungkinan bahwa kau bisa saja salah! Sangat sukar. Kau akan menolak kemungkinan ini. Semua hal tentang UFO begitu terasa janggal. Kenyataan bahwa dirimu merupakan bagian dari kebanyakan orang yang tidak percaya UFO membuktikan hal itu. Jika orang banyak mengejek tentang UFO, kau pun merasa sikap mereka benar. Kau tidak akan merubah pandanganmu dan akan mengesampingkan segala bukti yang diajukan kelompok lain tanpa memeriksanya dengan seksama. Kita manusia cenderung menolak kuat segala pandangan yang bertentangan dengan kepercayaan kita dan cenderung mudah menerima bukti-bukti lemah yang mendukung kepercayaan kita. Inilah sebabnya mengapa para Muslim dapat melihat muzizat-muzizat dalam ayat-ayat Qur’an, tapi sama sekali buta terhadap ratusan kesalahan dan kekonyolan yang membanjiri buku itu.

Apakah gagasan tentang perjalanan antar bintang merupakah hal yang gila dan layak diejek? Tentunya iya jika saja teori relativitas Einstein yang menjelaskan struktur ruang dan waktu itu salah. Akan tetapi, masalah dalam relatifitas pada umumnya adalah hal ini bertentangan dengan mekanika quantum, yang merupakan teori fisika yang tentang dunia yang terdiri dari partikel-partikel kecil. Banyak ahli fisika yang telah mencoba, dan masih mencoba, menyelaraskan perbedaan dari kedua teori fisika tersebut. Diantara para ilmuwan ini adalah ahli fisika Jerman bernama Burkhard Heim yang di tahun 1950-an menambah keberadaan dua dimensi ruang lainnya terhadap empat dimensi dunia yang telah dikenal. Teorinya kemudian dikembangkan oleh ahli fisika lainnya yakni Dröscher dan Häuser, yang juga menambahkan lagi dua dimensi ruang baru. Menurut para ahli fisika ini, perjalanan antar dua planet mungkin terjadi melalui dimensi-dimensi baru ini dan bukanya melalui dimensi ruang dan waktu. Hal ini memungkinkan pesawat ruang angkasa melesat melebihi kecepatan cahaya, tanpa bahan bakar roket, menggunakan tenaga yang sama yang mendorong benda-benda tak dikenal di ruang angkasa. Jika teori ini bisa dibuktikan, maka kau bisa melakukan perjalanan dari bumi ke matahari yang berjarak sebelas tahun cahaya dalam waktu delapan puluh hari saja.

Perjalanan antar planet merupakan hal yang mencengangkan. Kau bisa membaca teori Heim di sini. Akan tetapi, sebelum kau menyiapkan koper, kita harus berhadapan dahulu dengan masalah-masalah yang mengganggu pikiran kita. Memang mudah untuk menyeret ke luar orang purba dari gua dan mengirim dia ke luar angkasa, tapi apakah mungkin untuk membuang mentalitas orang purba ini?

Masalahnya tidak terletak apakah teori Heim itu benar atau apakah UFO itu benar-benar ada. Keduanya belum terbukti, tapi memang begitulah perkembangan ilmu pengetahuan saat ini. Hal ini hanyalah contoh saja. Yang ingin kuajukan adalah betapa sukarnya untuk mengubah keyakinan kita. Sama dengan orang-orang yang menganggap UFO sebagai hal remeh yang tak layak diselidiki, bagi Muslim juga pikiran bahwa Islam adalah salah sungguh sangat tidak terpikirkan dan tak layak untuk diselidiki. Di kedua kasus ini, penyangkal UFO atau Muslim sangat yakin bahwa mereka benar-benar mengetahui kebenaran dan mereka tidak merasa perlu ragu-ragu sama sekali. Di kedua kasus ini, baik penyangkal UFO maupun Muslim bisa jadi sangat tersinggung jika keyakinan mereka disangkal. Bukankah sungguh mencengangkan bahwasanya masalah yang sifatnya begitu akademis seperti UFO itu ada atau tidak ternyata bisa membangkitkan emosi yang kuat, merusak persahabatan, dan malah membangkitkan permusuhan? Sekarang bayangkan betapa jauh lebih kuatnya kepercayaan agama mengontrol emosi dan perasaan kita.

Sikap menyangkal kemungkinan kepercayaan sendiri itu salah ternyata juga punya sisi balik lainnya. Jika aku menyangkal suatu kenyataan, itu karena AKU PERCAYA kenyataan itu tidak benar. Rasa ragu merupakan hal yang lain lagi. Kebanyakan orang salah kaprah menyebut diri mereka sebagai skeptis padahal mereka tidak mau menerima bukti yang ditampilkan pada mereka dan mengeluarkan tuntutan tak masuk akal yang tidak dapat dipenuhi pihak lawan untuk menunjukkan kebenaran bukti tersebut. Janganlah salah mengerti akan orang yang senantiasa menyangkal dengan orang yang skeptism. Saat ini, sangat umum bagi orang-orang untuk menyebut diri sendiri sebagai orang yang skeptik atau atheis (atau dikenal juga sebagai 'freethinker'). Akan tetapi, orang yang benar-benar skeptik dan freethinker sangatlah jarang. Kebanyakan orang yang menyebut diri sebagai skeptik adalah orang yang menyangkal kebenaran. Kita adalah budak-budak dari kepercayaan kita sendiri. Kita gonta-ganti majikan (kepercayaan) tapi kita tetap saja tidak bisa hidup tanpa kepercayaan.

Kenapa sih kita ngotot ingin punya kepercayaan? Hal ini karena kita ingin berpijak di dasar yang teguh. Kita butuh konsistensi, stabilitas, dan jaminan bahwa hukum alam semesta itu tetap berlaku sama. Kita takut akan ketidakpastian. Kita ingin tahu bahwa besok matahari akan terbit di Timur dan tidak kaget dengan hal tak terduga dalam hidup ini. Karena pengertian kita akan realitas itu ternyata mudah goyah, maka kita bikin pengertian sendiri, dan berpegang teguh padanya. Kita benar-benar tersinggung jika realitas ciptaan kita sendiri itu ditantang kebenarannya oleh orang lain. Dalam hal ini kita semua sama. Tidaklah adil untuk hanya mengarah orang-orang Muslim atau orang-orang beragama dan menganggap mereka orang-orang yang lemah. Kita semua lemah. Kita semua tergantung pada kepercayaan-kepercayaan yang tak masuk akal dan berpegang kuat-kuat padanya agar kita merasa aman.

Keyakinan bagaikan rumah keong di mana kita berlindung dan mencari keselamatan. Keyakinan agama merupakan rumah keong yang paling kuat. Semakin banyak kesalahan yang ada pada suatu agama, semakin kuat pula sang umat berpegang erat-erat pada agamanya. Orang yang bersembunyi dalam kepercayaannya menerawang memandang kenyataan di hadapannya tapi tidak mampu melihatnya dengan seksama. Aku tahu hal-hal yang kutahu ketika dulu masih jadi Muslim, tapi dulu aku pun tidak mampu melihatnya. Aku tidak pernah menaruh perhatian pada hal-hal tersebut. Aku tidak peduli, atau lebih tepatnya tidak berani menelaahnya.

Dengan sikap masa bodoh, aku menyingkirkan apapun yang dapat mengancam imanku dan mengabaikannya dengan alasan yang kukarang-karang belaka. Aku tahu semua hal yang tidak konsisten dan konyol dalam agamaku yang sekarang kuserang dan kutulis, tapi semua hal ini tidak jadi masalah bagiku ketika dulu masih jadi Muslim. Alasan mengapa aku tidak dapat melihatnya adalah karena aku tidak mau melihatnya. Hal tak konsisten dan konyol dalam agamaku itu menentang pandanganku akan dunia. Jika aku mengakui bahwa agamaku salah, maka aku harus merubah seluruh pengertianku akan kenyataan. Perubahan itu menyakitkan, terutama jika ini terjadi pada agama yang kita anggap benar.

Buddha berkata, ragukanlah segala hal. Dia tidak bermaksud agar kau meragukan hal yang tidak kau percayai, tapi terhadap hal yang kau percayai. Kau sudah meragukan sesuatu hal yang tidak kau percayai. Siapapun juga bisa meragukan kepercayaan orang lain, tapi hanya sedikit yang dapat meragukan kepercayaan sendiri.

Aturannya adalah kau harus meragukan kepercayaanmu di saat kau sangat amat mempercayainya. Setiap saat kau yakin akan sesuatu, ada kemungkinan kau ternyata salah. Ini kukutip pernyataan dari Bertrand Russell: “Semua masalah di dunia ini adalah karena orang bodoh dan fanatik begitu yakin akan diri mereka sendiri, tapi orang bijak selalu penuh keraguan.”


Keyakinan adalah ukuran kebodohan sama seperti keraguan adalah ukuran hikmah. Kebodohan terbesar adalah keyakinan berdasarkan ketakutan. Russell berkata: “Rasa takut adalah sumber utama hal yang takhayul, dan satu-satunya sumber bagi kekejian. Usaha menaklukkan rasa takut merupakan awal dari hikmah.”

Islam itu hanya berdasarkan pada ketakutan semata. Rasa takut adalah alasan utama iman Muslim. Rasa takut akan auwloh dan hukumannya merupakan kekang utama yang memenjarakan Muslim. Di tiga e-mail untukku ini, Maulana Ajmal Qadri, yang adalah ilmuwan dan ulama Islam dari sekolah Islam Deobandi, tidak mampu mengungkapkan apapun selain peringatan-peringatan hukuman auwloh.

Kebanyakan Muslim memang pada dasarnya orang yang baik. Mereka tidak mau berbuat jahat. Tapi mereka tidak bisa melihat kebenaran karena mereka tidak mau. Ketakutan seperti inilah yang membuat mereka berpegang erat pada kepercayaan yang begitu salah seperti Islam. Iman itu merupakan belenggu pikiran. Percaya sesuatu itu mudah dilakukan. Siapapun bisa percaya. Meragukan sesuatu merupakan hal yang sukar. Kau butuh hikmah untuk bisa meragukan sesuatu. Jika suatu kepercayaan diimani berdasarkan rasa takut, maka akibat rasa takut itu jadi begitu menyeluruh. Tapi jangan berpikir bahwa tidak ada harapan. Yang diperlukan adalah menemukan satu titik lemah dalam kepercayaan itu yang membuat goyah iman. Setelah itu yang terjadi adalah bagaikan kartu domino, begitu satu jatuh maka semua keyakinannya akan jatuh pula satu persatu sampai akhirnya dia bebas. Begitu aku menemukan satu titik lemah dalam kepercayaanku, aku terkejut melihat betapa cepatnya semua keyakinanku yang lain berjatuhan dan aku lalu bisa melihat dengan jelas segala kesalahan dan kekonyolan yang dulu aku yakini kuat-kuat sebagai kebenaran mutlak. Aku memandang hal yang sama tapi melihat gambar yang sama sekali berbeda.

Kau tentunya sering melihat gambar illusi gadis remaja–nenek2 di atas, bukan? Anggaplah gambari ini mewakili Islam. Muslim hanya bisa melihat gambar gadis remaja cantik saja. Mereka begitu suka akan wajah itu sehingga mereka tidak bisa mengalihkan perhatian untuk melihat wajah lain yang kurang menarik, yakni wajah nenek-nenek. Gambar wajah lainnya begitu buruk sehingga Muslim tidak mau melihatnya. Akan tetapi perubahan pandangan ini dapat terjadi seketika pula. Begitu hal ini terjadi dan begitu Muslim tahu wajah jelek yang terdapat dalam Islam, maka mereka tidak dapat lagi berpura-pura bahwa hal jelek itu tidak ada. Tentu saja awalnya mereka akan berusaha menyangkalnya. Mereka akan berpegang kuat pada wajah bagus cantik yang mereka cintai, tapi mereka tidak mampu terus-menerus membohongi diri sendiri. Perhatian mereka akan seringkali beralih memandang wajah yang jelek itu dan lambat laun mereka menyerah pada kebenaran dan bangun penuh kesadaran.

Yang perlu kita lakukan adalah terus-menerus mengingatkan Muslim akan sisi jelek dan kesalahan-kesalahan Islam. Di satu saat, Muslim tidak punya pilihan lain selain menghadapi kenyataan. Ini adalah awal dari pencerahan diri. Sejak itu mereka tidak akan mampu balik kembali. Akhir-akhir ini, lagi-lagi iman Muslim digoyahkan oleh sebuah fatwa, yaitu fatwa bagi perempuan utk menyusui laki-laki dewasa.

Bulan Mei tahun ini (2007), Dr. Izzat Atiya dari Universitas al-Azhar Mesir berkata bahwa menurut Muhamad : lelaki bukan muhrim bisa menjadi muhrim seorang wanita jika si lelaki mengisap payudara si wanita. Ini utk mengatasi kesulitan buruh lelaki dan wanita yg karena tuntutan kerja kadang harus berada disebuah ruangan berdua-an. Meskipun si Imam mengutip ini dari hadis sahih, sebagian besar Muslim toh murka besar. Ini menunjukkan bahwa meskipun Muslim rela dikibulin, ternyata ada batas yang tidak dapat mereka lintasi. Ada saja sih Muslim yg menerima fatwa ini sebagai hukum tanpa pikir panjang dan dgn senang hati (uueennaakk tenan hehee..), tapi tidak begitu dengan kebanyakan Muslim. Sebagian besar Muslim kaget dan merasa terhina dengan apa yang dikutip Dr. Atiya dari hadis. Hal seperti ini akhirnya akan membuat Muslim yang masih mau berpikir tersadar dan melihat apa sih Islam sebenarnya: doktrin yg bodoh yang cocok untuk orang bodoh tapi tidak cocok untuk orang yang bernalar.

Saat-saat kesadaran Muslim sudah dekat. Mereka mulai menyadari bahwa Muhamad sangatlah jauh dari sosok nabi yg mereka idam-idamkan dan sebenarnya hanyalah penipu yang memanfaatkan orang-orang bodoh dan mengambil untung dari kebodohan mereka. Jangan pandang ukuran besarnya Islam. Struktur Islam raksasa ini hanyalah dibangun di atas kebohongan dan kebodohan belaka. Begitu fondasi bangunan ini diperlihatkan, maka seluruh bangunan akan runtuh dalam sekejap mata. Hari-hari kejatuhan Islam sudah semakin dekat. Peganglah kata-kataku!!!