SWARA NON-MUSLIM

Blog ini di-dedikasikan bagi kalangan non-muslim Indonesia!

Hi guys, apa kabar? Gimana keadaan di Indonesia sekarang?

FYI:

Sementara blog ini sedang di maintenance silakan click blog ini

-------> nabimuhamad.wordpress

Semua artikel di blog itu bisa langsung di download (PDF file). Juga tersedia terjemahan buku-buku "subversif" dalam bhs Indonesia yg tidak mungkin boleh diterjemahkan & disebarkan secara 'legal' di negara-negara mayoritas islam, include Indonesia, karena akan bikin para muslimer penganut "agama damai" itu ngamuk bin kalap.

Buruan download ebook-nya mumpung belum disensor oleh muslim yg ketakutan islamnya dibongkar habis kepalsuannya.

Untuk info lainnya silahkan email aku: namasamaran@riseup.net atau follow twitterku:@islamexpose

Selamat datang dalam Terang Kebenaran. God bless you all



# Perspektif Penulis Kristen #


ALLAH ISLAM BUKAN TUHAN

By Curt Fletemier & Yusuf Lifire


ALLAH MENURUT KONSEP AL-QURAN



Jika seorang muslim berkata ‘Allahmu dan Allahku adalah sama', ada kemungkinan bahwa dia tidak mengerti Allah dan Kristus yang sebenarnya, atau dia memang sengaja bermaksud untuk mengaburkan perbedaan penting yang ada (Abd. Al Masih, "Who is Allah in Islam?" (Villach: Austria, Light of Life, 1985).

'Allah" yang Sama?

Pentingnya Mengetahui Perbedaan

Kaum Islamis seringkali membuat pernyataan bahwa mereka adalah Kristen yang "benar dan sejati" bahwa jalan untuk mengikut Yesus adalah menjadi orang baik seperti ajaran dalam islam. Mereka berpendapat bahwa Al-Qur'an adalah wahyu terakhir, melengkapi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan mereka akan menyatakan bahwa Allah mereka adalah Allah kita, dan akhirnya mereka mau kita mengikuti ajaran mereka. Peryataan ini dapat dilukiskan dalam analogi seperti berikut:

Iwan adalah seorang pria, dia sudah menikah dan bahagia. Dia pengikut Kristus yang taat. Istrinya adalah satu-satunya wanita yang dia nikahi. Mereka mempunyai satu anak laki-laki, jika Iwan meninggal maka anaknya akan menjadi pewaris tunggal kekayaannya, tetapi kemudian hari ada seorang anak laki-laki mengetuk pintu rumah Iwan, seorang yang asing baginya. Ketika Iwan membuka pintu, anak itu berkata "hai Ayah!" dengan wajah bingung Iwan mengundangnya masuk untuk mengajaknya berbicara. Anak itu berkata bahwa dia adalah anaknya yang 'benar', yang 'sejati' karena itulah dia berhak menjadi pewaris dari kekayaannya, seorang yang asing bagi Iwan.

Hal yang serupa dilakukan oleh kaum Islamis ketika mereka berkata pada orang Kristen bahwa kalian tidak tahu Allah seperti apa yang kalian sembah, dan dengan melakukan itu mereka telah menjadi seorang PENIPU.

Jadi apa yang harus Iwan katakan pada anak yang belum pernah ia lihat sebelumnya? Dia tahu kebenarannya. Dia tidak mungkin punya anak selain anak dari isterinya, karena dia tahu bahwa dirinya tidak pemah berselingkuh dan ia selalu setia pada istrinya. Apakah Iwan harus menyetujui saja permintaan anak ini, dan membiarkannya merebut hak waris dari anak kandungnya? Tentu saja tidak. Iwan harus mempertahankan hak waris anaknya.

Bagaimana dia dapat mempertahankan hak waris anaknya? Apakah cukup hanya dengan memberikan akta lahir dari anak kandungnya? Tidak! Jika apa yang dikatakan anak ini benar maka dia mendapatkan hak waris. Jadi, saya harus membuktikan bahwa anak ini adalah PEMBOHONG. Iwan harus menunjukan bahwa dia sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan anak ini. Iwan harus membuktikan siapa ayah sebenarnya dari anak ini.

Seperti dalam analogi ini, ketika kaum islamis mengatakan bahwa Islam adalah Kristen yang sejati, kita tidak punya pilihan lain selain membuktikan pada mereka siapa Allah mereka sebenarnya.

Selain dari alasan diatas ada juga beberapa alasan lain mengapa kita harus menunjukkan latar belakang Islam. Di banyak tempat orang Kristen telah dipaksa untuk memilih menjadi Islam atau mati. Pada saat seperti itu, ketika kita diperhadapkan untuk memilih, kita harus tahu, betul-betul tahu dan percaya bahwa iman yang kita miliki berdasarkan Kebenaran, dan bahwa iman mereka yang mengancam kita adalah kebohongan. Seperti yang di katakan Paulus; "Bagiku Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (Filipi 1:21).

Akhirnya, janganlah kita lupa bahwa misi yang diberikan Tuhan pada kita adalah untuk menunjukan kasih pada semua orang. Kita adalah alat yang Tuhan pakai untuk membawa orang lain masuk ke dalam kerajaanNya, sehingga mereka juga beroleh hidup kekal di sorga. Kita tahu bahwa iman datang dari pendengaran, pendengaran akan Firman Allah, yaitu Alkitab. Jika kaum muslim berkata bahwa Al-qur'an mereka adalah yang benar, sejati, maka tidak ada alasan bagi mereka untuk mendengarkan kebenaran Alkitab. Kita harus memulai dengan menunjukkan kepada mereka bahwa mereka telah salah, mereka telah mengikuti khayalan belaka. Darimana khayalan ini berasal? Darimana konsep Allah dalam Al-qur'an berasal? Siapa Allah dalam Al-qur'an sebenarnya?

Fakta –Fakta

Beberapa orang mengatakan bahwa Allah dalam Al-qur'an berasal dari dewa bulan pada masa sebelum Islam. Ini mungkin benar, tetapi kita tidak dapat mengatakan dengan pasti hal ini, tapi kami dapat memberikan fakta-fakta menyangkut hal ini. Kebenaran yang tak dapat disangkal adalah: konsep Allah dalam Al-qur'an berhubungan dengan penyembahan dewa bulan, dan secara tidak langsung terhadap dewa bulan itu sendiri sebagai objek penyembahan pada masa sebelum Islam. Lebih dari itu, pusat penyembahan dewa bulan pada masa sebelum Islam sama dengan tempat pusat ibadah haji pada masa kini, karena tidak banyak yang berubah. Hampir semua ritual keagamaan Islam pada masa kini sama dengan semua ritual pada masa sebelum Muhammad, masa dimana Arab masih menyembah dewa bulan.

"Allah, Dewa yang sangat berkuasa dari penyembah berhala pada masa lalu di dunia Arab, dia disembah dalam segala bentuk penyembahan yang berbeda tingkatannya dari daerah Arab sampai pada Mediteranean... oleh Muhammad dia menjadi Allah, tuhan bagi Dunia,... konsep Yahudi dan Kristen menolak perubahan konsep Allah dari penyembah berhala kepada Tuhan dari agama monotheis. Karena itu, TIDAK ADA ALASAN untuk menerima gagasan bahwa "allah" diteruskan dari Kristen dan Yahudi kepada Islam. Atau “allah islam” adalah sama dengan Allah Kristen dan Yahudi. (Caesar Farah, Ph.D, Islam Beliefs and Observations" Barron Educational Series, 2000, p.28)

Apa yang Farah katakan adalah bahwa Muhammad mendorong penerusan pola penyembahan dari berhala di Arab, yang disebut allah, tetapi meminjam konsep monotheis dari Kristen dan Yahudi. Apa yang Farah coba tunjukan sama dengan fakta yang di atas, bahwa konsep allah dalam Al-qur'an berasal dari dewa berhala itu.

Bukti-Bukti

Pertama-tama, satu hal yang pasti, fakta yang tidak dapat dibantah adalah; bahwa penyembahan kepada dewa bulan tersebar luas di seluruh daerah Arab pada masa sebelum Muhammad. Yusuf Ali seorang Penulis Islam menyatakan dalam Al-qur'an terjemahan Inggrisnya di halaman 1621-1623:

"Penyembahan dewa bulan sangat terkenal dalam bentuk penyembahan yang beragam... dewa bulan adalah dewa laki-laki pada masa India kuno. Dewa bulan juga merupakan dewa laki-laki dalam agama Semiric kuno, dan kata Arab untuk bulan "Qamar" dalam bentuk maskulin. Dengan kata lain, kata Arab untuk matahari "shams" dalam bentuk feminim. Penyembah berhala di Arab nampaknya memandang matahari sebagai seorang dewi dan bulan sebagai seorang dewa laki-laki. Di halaman 1644 footnote no.5798, dia menjelaskan mengapa "Allah" bersumpah atas nama Bulan dalam Sura 74:32, dalam footnote dia menjelaskan, "Bulan disembah sebagai dewa pada masa kegelapan".

Dalam bagian berikutnya, saya akan menjelaskan lebih rinci bagaimana berkembangnya, atau meluasnya kultus penyembahan berhala di Timur tengah pada masa Muhammad. Kita mulai dari Utara, kemudian ke Medina dan Mekah.

a. Mesopotamia, Utara bagian Arab, dan Mekah

· Mesopotamia

Penyembahan dewa bulan sepertinya mulai di daerah Mesopotamia, dimana dewa bulan disebut dengan nama "Sin" atau kadang-kadang "Nanna". Dikatakan bahwa "Sin adalah dewa pertama dari tiga dewa penting di agama Astrai (perbintangan): Sin, Dewa bulan, Shamash - dewa matahari, dan Ishtar - dewa planet Venus. Simbol utama dalam penyembahan dewa bulan adalah bulan sabit, simbol ini ditemukan diseluruh daerah Timur Tengah kuno, dimana ada penyembahan dewa berhala, dengan sebutan apapun juga. Ini ditemukan di daerah penemuan Arkeologi di Arab, Akkad, Kanaan, Mesir dan Siria. Biasanya ditemukan dengan simbol bintang di tengah lingkaran bulan sabit, meskipun tidak selalu, simbol bintang itu adalah bintang fajar, Venus.

Orang Assyirian menyembah dewa bulan. Replica perunggu berbentuk bulan sabit (dibuat untuk ditaruh diatas tiang bendera), telah ditemukan sebagai contoh dari daerah Arkeologi di TelTerra. Stratum VI. Replica itu terkubur di benteng kuno Assyrian. (Keel, p297-29S)

Arkeolog yang bekerja di daerah dekat Hazor dari tahun 1955-1958 menemukan kuil dewa bulan. Mereka menemukan dua patung laki-laki diatas tahta dengan ukiran bulan sabit di dadanya. Ini mungkin perwujudan dari dewa bulan itu sendiri, atau mungkin imam-imamnya. Mereka juga menemukan batu yang berukiran tangan terangkat menyembah bulan sabit yang ada diatasnya. Pada situs yang sama mereka juga menemukan bagian dari patung yang lainnya dengan tulisan yang mengidentifikasi mereka sebagai "Putri-putri dari tuhan (God)"

Pada akhirnya Babilonia mengalahkan kekaisaran Assyirian dan membangun kekaisarannya sendiri, dalam puisi kepahlawanan Babilonia yang terkenal, "Enuma Elish", dewa bulan Sin, mengambil peranan.

Kota Ur sangat terobsesi dengan dewa bulan sehingga mereka menyebutnya dengan nama mereka di beberapa batu ukiran yang ditemukan, nama Ziggurat Nanar ada juga disitu. Sir Léonard Wooley menemukan kuil untuk dewa bulan di Ur, dan menggali banyak sekali contoh-contoh penyembahan dewa bulan. Semua benda-benda itu sekarang dimuseumkan di museum Inggris, London. Batu ukiran Ur-Nammu mempunyai symbol bulan sabit yang ditempatkan diatas daftar nama-nama dewa, menunjukkan bahwa dewa bulan adalah yang dewa yang terutama.

Kota lain yang menjadi pusat penyembahan dewa bulan adalah Harran. Sejarawan kuno, Herodotus, dalam IV 13,7, membicarakan mengenai kota itu dan kuil dewa bulannya. Kuil itu selalu dibangun dan dikembangkan berulangkali' pada masa itu, oleh raja-raja terkenal seperti Shalmanezer, Assur-Bani-pal, dan Nabonidus. Reruntuhannya masih dapat dilihat sampai sekarang. Dari tahun 1900 SM sampai 900 SM, raja-raja yang berkuasa diharapkan untuk bersumpah atas namanya (dewa bulan) dalam segala bentuk perjanjian (fakta) penting yang mereka buat, mereka memperoleh kekuatan darinya. Namanya masih dapat ditemukan dalam tulisan kuno berbentuk baji dan dalam batu-batu tulis. Di kemudian waktu, kita membaca dalam sejarah Roma bahwa kaisar Caracala terbunuh setelah dia kembali dari mengunjungi kuil dewa bulan di Harran.

Harran memiliki versi Allahnya sendiri yang sudah diketahui dengan baik oleh mereka yang belajar Perjanjian lama. Dilihat dari hasil penelitian, Harran memiliki BAAL-nya sendiri. Tetapi di Harran, kita mendapatkan informasi bahwa BAAL adalah perwujudan lain dari dewa bulan.


Sebagai tambahan atas berbagai nama yang diberikan pada dewa bulan, suku yang berbeda terkadang memberikan gagasan yang berbeda tentang dewa bulan. Beberapa suku di Arab Utara percaya bahwa dewa bulan adalah seorang wanita, jadi mereka memiliki DEWI Bulan.


· Bagian Utara Madinah (Arab)

Orang Arab mungkin telah menyembah dewa bulan sejak ribuan tahun lalu. Ribuan benda-benda peninggalan telah ditemukan dalam tanah dan pasir di daerah Timur Tengah, termasuk Arab. Simbol bulan sabit telah ditemukan di materai, batu tulis, barang tembikar, jimat-jimat, benda dari tanah liat, timbangan, anting-anting, kalung, dan benda-benda yang lainnya.

Kita tahu dari catatan bahwa raja Babilonia yang terakhir, Nabonidus, pergi ke Tayma, di hijaz, 1000 tahun sebelum Muhammad lahir. Dia tinggal disana untuk beberapa waktu, dan sementara ia disana, ia membuat Tayma menjadi pusat untuk penyembahan dewa bulan. Banyak sekali ditemukan naskah yang menyangkut penyembahan dewa bulan diarea itu, termasuk "Stele o/ nabonidus" Dalam ukiran pahat kuno itu raja sendiri terlihat bersamaan dengan simbol bulan sabit besar di sebelahnya.

Tayma terletak 230 mil dari Medina. Tempat lain di daerah Utara juga telah digali. Ukiran-ukiran di batu dan mangkuk-mangkuk yang dipakai untuk ritual kegamaan pada "putri-putri allah" telah di temukan dan didokumentasikan. Tiga putri dari allah, Al-Lat, Al-Uzza, dan Manat, seringkali terlihat dengan simbol bulan sabit diatasnya - dewa bulan, (bahkan Prof. Muhhamad Mohar Ali, pengajar sejarah Islam pada Universitas Islam di Madinah, menyatakan dalam kuliah Pra-Islam di Arab, bahwa prasasti yang ditujukan untuk 'allah' pada masa sebelum Islam telah ditemukan di daerah Utara, daerah dimana dewa bulan di sembah).

Dapat terlihat bahwa tiga putri 'allah' sangat penting di daerah Utara Arab. Jika anda mau, anda dapat membaca tentang penemuan arkeologinya dalam buku-buku ini:

1) Aramaic Inscripticns o/ the Sth Century, Jones, xyi956, pp 1-9 (Isaac Rabinoiuitz)

2) Another Aramaic Record o/ the Noth Arabian Goddes Han'Laat, Jones, XVIII,1959,pp 154-155 (Rabinouiitz)

3) The Goddess Atirat in Ancient Arabia, in Babylon and Ugarit: Her Relation to The Moon God and the Sun Goddess, Orientalia Louiensia Periodica, 3:101-109.

4) Iconography and Character of the Arab Goddess Allât, found in Etudes Preliminaries Aux Religions Orientales Dans L Empire Roman, ed. Maarten J. Verseren, Leiden, Brill,1978, pp 331351 (HJ. Drivers)

· Daerah Selatan Arab, Tepat di kota Mekah (dan sekitarnya)

Kerajaan Saba terletak di daerah Selatan Arab. Orang dari Saba disebut Sabean. Ini adalah tempat asal "Ratu Seba" (Kejadian 1026, Ayub 1:15,6:19,1 Raja-Raja 10:15, 1 Tawarikh 9:1-4, Yehezkiel 23:4227:22,38:13, Yoel 3:8, Matius 1242). Kata, "Sheba" dalam bahasa Inggris mengacu pada asal katanya dari bahasa Ibrani - Saba. Kerajaan ini cukup dikenal dalam sejarah, dan dikenal baik bahwa orang Sabean menyembah dewa bulan, dan bintang, bahkan kata Saaba dalam bahasa Arab berarti "bintang".

Kerajaan Saba menguasai seluruh daerah Selatan Arab sampai pada perbatasan Yémen dengan Arab, dan ada kemungkinan lebih luas lagi. Pengaruhnya melebihi daerah kekuasaan mereka, bahkan sampai ke kota Mekah. Al-qur'an menyebutkan juga mengenai Sabean (Sura 2:62, Sura 5:69, Sura 22:17, Sura 27:29). Lebih dari itu, Sabean adalah kaum pedagang, sehingga pengaruh mereka tersebar kemanapun karavan mereka pergi, bahkan sampai daerah barat Mekah dan Medinah, melewati laut Merah di Afrika. Kaum Sabean menyembah dewa bulan mereka di Sudan, dan Ethiopia. Suku Saba dan penyembah berhala lainnya mempunyai banyak sebutan yang berbeda untuk dewa bulan mereka. Dia diberi nama seperti llumqah, atau Al-maqah, Wadd, Amm, Haiubas, Hubal, Ilah dan Sin.

Sin adalah dewa yang sama yang disembah di Haran sampai ke Utara. Penyembah dewa bulan di Haran juga menyebut diri mereka sebagai kaum Sabean. Pada awal 1940, Gertrude Caton Thompson menemukan kuil dewa bulan di Hureidha, di tempat Kerajaan Saba dulu berada. Dia menemukan 21 prasasti dari nama dewa-Sin, di sekitar kuil itu. Ada kemungkinan bahwa itu adalah dewa bulan yang dia temukan.

Kuil dewa bulan di temukan juga di Awan, masih di daerah kerajaan kaum Sabean. Pada tahun 1950, Wendell Philips, W.E Albright, Richard Bower, dan yang lainnya menemukan lebih banyak bukti penyembahan dewa bulan di kota-kota Qataban, dan Timna, dan di ibukota kuno kerajaan Saba, Marib. Saudara dapat membaca lebih banyak lagi mengenai penemuan-penemuan ini dalam buku-buku berikut;

1) G.C Thompson, 'The Tombs and the Temple o/ Hureidha, 1944

2) Carleton S. Coon, "Southern Arabias, a Problem /or the future" Smithsonia, 1944

3) G. Ryfemans, Less Religions Arabes Preislamiques"

4) RichardLe baron Bower }r. dan Franfe P. Albright, Archaeologicai Discoueries in South Arabia, Baltimore, John Hopfeins Uniuersity Press, 1958, p78ff

5) Ray Cleveland, An AncientSouth Arabian Necropolis, Baltimore, John Hopkins University Press, 1965

6) Nelson Glueck, Deities andDolphins, New Yorfe, Farrar, Stratass danGiroux, 1955

Hubal

Arkeologis tidak mengatakan banyak hal mengenai kota Mekah, karena pihak yang berkuasa, kaum Islamis, takut akan apa yang dapat ditemukan di sana. Akses untuk beberapa daerah tidak diberikan, jika ada peninggalan yang dapat membuat kontradiksi dengan pandangan "sejarah" mereka, mereka mungkin akan merahasiakannya atau bahkan memusnahkannya. Akan tetapi ada kabar baik, yaitu, ada beberapa penulis Islam masa kini dan Sejarawan Islam pada abad pertengahan yang telah cukup jujur untuk menulis sesuatu tentang penyembahan dewa bulan di mekah.

"Sekitar 400 tahun sebelum Muhammad lahir, Amir bn Harath... bin Saba, keturunan Qahtan dan raja Hijaz, telah meletakkan satu berhala diatas atap kabah. Ini adalah salah satu dewa tertinggi Qurais (suku Muhammad) sebelum Islam. Dikatakan bahwa ada 360 didalam dan sekitar Kabah... selain Hubal, ada juga berhala-berhala lain, Shams, ditempatkan di atas atap Kabah... selama berhala-berhala yang mereka sembah, mereka juga menyembah bintang, matahari, dan bulan" (Hafiz Ghlam Sarwar, "Muhammad the Holy Prophet" (Pafeistanj, p. 18-19).

Jadi, kita mengetahui bahwa ada berhala yang ditempatkan di atas ka'bah, berhala yang disebut "Hubal". Selain ini, penulis muslim juga mengatakan bahwa ada 360 berhala di dalam dan sekitar Kabah - dan 360 adalah jumlah hari dalam Kalender Bulan. Dikatakan juga bahwa Hubal berbagi tempat diatas kabah dengan berhala lain "Shams." Yusuf Ali mengatakan pada kita bahwa Shams adalah dewa matahari. Di daerah Babilonia Sin dewa bulan berdampingan dewa matahari, Shamash. Karena itu Hubal adalah dewa bulan.

Sumber-sumber dari Muslim, Sekuler dan Kristen setuju bahwa Hubal adalah perwujudan dari dewa bulan. Seorang penulis muslim memberikan pernyataan seperti ini:

"Di antara banyak berhala-berhala yang disembah oleh orang Arab di dalam dan di luar Kabah, ada dewa Hubal dan tiga dewi, Al-lat,aI-Uzza, dan Manat. Hubal sebenarnya adalah perwujudan dari dewa bulan, dan mungkin juga dewa hujan, seperti makna kata Hubal 'uapor'. (Mahmoud M. Ayoub, "Islam: Faith and History" (Ox/crd£ngland, One world Publications, 2004), p.15).

Pada tahun ini, tahun 2005, Reza Aslan menulis buku lain yang berjudul "No God but God: The Origins, Evolution, and Future of Islam." Di halaman 3 dalam buku itu, dia membawa para pembaca kembali ke zaman pre-islamic Kabah, dia menyatakan:

"Disinilah...dewa-dewa pre Islamic di Arab berdiam: Hubal, Dewa bulan dari Syria; Al-Uzza, dewa yang berkuasa di Mesir yang dikenal sebagai Isis dan di Yunani yang dikenal sebagai Aphrodite..."

Azrarki, dalam bukunya menyebut Hubal sebagai dewa bulan. Ini berarti bahwa Hubal mempunyai hubungan dengan matahari, bulan dan bintang. Dia tidak menyebutkan spesifik seperti Ayaoub atau Aslan, tetapi pada dasarnya mereka menyatakan point yang sama.

"Di dalam ka'bah, Hubal harus menjaga karakter asli sebagai dewa bintang; tetapi katakter terbesarnya adalah sebagai dewa perantara. Bahkan, di depan dewa Hubal-lah mereka melemparkan panah undian, untuk mengetahui apa yang harus mereka lakukan."( Al-Azrarki,31).

Azrarki juga menyebut Hubal sebagai "dewa perantara," apa artinya? "perantara" artinya adalah seseorang (sesuatu) yang menyampaikan pesan kepada seseorang (sesuatu) yang lebih tinggi. Hubal, nampaknya melayani sebagai jembatan untuk dewa yang memiliki kekuasaan lebih tinggi. Orang berdoa, kepada dewa yang "tertinggi" melalui dewa yang lebih rendah ini" Dua sejarawan muslim pada abad permulaan Islam memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang Azrarki bicarakan.

Ibnu Kathir dan Ibnu Ishaq menyatakan:

Dinyatakan bahwa ketika 'Abdul al-Muttalib menerima perlawanan dari suku Qurais dalam menggali zamzam (sumur terkenal, di samping Ka'bah, di Mekah, dia berjanji jika dia diberikan 10 anak, yang besar nanti dapat melindungi dia, dia akan mengorbankan satu anaknya kepada 'allah' di Ka'bah...(tahun-tahun berikutnya, dia memiliki 10 anak, dan...) sehingga mereka kembali ke Mekah dan... Abdul Muttalib berdiri di hadapan Hubal dan berdoa kepada 'allah'. Kemudian dia mempersembahkan Abdullah (Ayah Muhammad) dan 10 unta sebagai kurban persembahan dan melemparkan panah undian (Melemparkan panah undian adalah cara untuk mengetahui kehendak bilah', seperti dadu undian). Dia ingin tahu apakah dia harus tetap meneruskan mempersembahkan anaknya, hasilnya adalah dia tidak perlu mempersembahkan anaknya). Pada saat itu orang dari suku Qurais berkata kepada Abdul Muttalib yang berdiri di dekat Hubal dan sedang berdoa kepada bilah', "Sudah Selesai! Allah-mu berkenan kepada-mu. O' Abdul muttalib..." (Ibid. p.126).

Dua kali disebutkan bahwa kakek Muhhammad berdiri di hadapan Hubal, berdoa kepada 'allah ini mendukung apa yang di katakan oleh Azrarki. Nampaknya Hubal adalah dewa lokal, dimana orang Arab pergi kepadanya untuk sampai kepada dewa tertinggi, 'allah.

Ada kemungkinan bahwa Hubal adalah dewa perantara ataupun bilah' itu sendiri, tetapi hal ini tidak membuat satu perbedaan-pun. Catatan yang penting disini adalah baik pergi ke dewa bulan untuk sampai kepada bilah' atau dewa bulan itu adalah bilah', jelas bahwa 'allah', sebagaimana yang dikenal oleh para penyembah dewa di Arab, dalam cara tertentu, memiliki hubungan yang dekat dengan dewa bulan.


Khairt-Al Saleh, di halaman 29 dalam bukunya "Fabled Cities,Pri?ices and Jin Trorn Arab Myths and legends" diterbitkan tahun 1985, mengatakan beberapa hal lain tentang Hubal: "Hubal tergabung dalam dewa-dewa Semitic, Baal dan Adonis dan Tammuz, dewa musim semi, kesuburan, pertanian dan panen."

Dia menghubungkan Hubal dengan Baal, dan banyak para ilmuwan lain setuju dengannya. Nama "Hubal" tidak dapat dijelaskan dari bahasa Arab. (ENYCLOPEDIA of ISLAM oleh Gibb dan Kramers). Dalam bukunya "Specimen Historicae Arabum" penulisnya (Pocock) berpendapat bahwa nama itu berasal dari kata Ha-BaaL. Tulisan bahasa Ibrani dan Arab Kuno tidak mempunyai huruf vokal, kemungkinan ini adalah salah satu dari perubahan umum yang terjadi (mis: seseorang dapat membaca dengan kata Mohammed, Muhammad, Muhammed, Mahommet, dsb). Nama Hubal (dalam naskah Arab dan Ibrani huruf vokalnya tidak tercatat = HBL) ini menunjukan adanya suatu hubungan dekat dengan kata Ibrani HABAAL (= BAAL). Seperti yang kita ketahui, ini adalah berhala yang disebutkan dalam Alkitab (Bilangan 253, Hosea 9:10, Ulangan 4:3, Yosua 22:17, dan Mazmur 106:28-29), di daerah mana Baal disembah? Di Moab! Ini adalah "dewa kesuburan" (dari Gerhard Nehls). Amir Bin Luhaiy nampaknya memang membawa Hubal dari Moab. Ibnu Kathir mengatakan:

Ibnu Hismah menyatakan bahwa orang terpelajar mengatakan padanya bahwa 'Amir Bin Luhayy pergi dari Mekah ke Syiria untuk urusan bisnis dan mencapai Ma'ab (kemungkinan Moab) didaerah Balija. Amir kemudian meminta mereka untuk memberikan kepadanya berhala yang dapat di bawa ke tanah Arab dimana berhala itu dapat disembah, dan mereka memberikan kepadanya berhala bernama Hubal. Berhala ini dia bawa ke Mekah dan mempersiapkan acuan dan memerintahkan orang untuk menyembahnya dan memuliakannya. (The Life of The Prophet Muhammad (Al-Sira al-Nabauiiyya), Volume I,J, p42).

Tidak mengejutkan bagi kita melihat penduduk Arab menyembah Baal. Alkitab menuliskan dalam 2 Tawarikh 26:7, yang berbicara tentang Uzziah, raja Israel: “Tuhan menolong dia melawan Filistin dan melawan Arab yang tinggal di Gur-Baal." ('allah' penduduk arab yang tinggal di kota Gur adalah salah satu dari baal-baal).

Beberapa halaman sebelumnya, kita berbicara mengenai dewa bulan yang disembah di kota Haran. Penulis menyebutkan bahwa Haran juga memiliki Baal, tetapi di Haran baal itu adalah dewa bulan, nampaknya Mekah mempunyai pengaturan yang sama.

Al-Lat, Al-Uzza, dan Manat

Dikatakan bahwa Al-Lat telah dibawa Hijaz dari Palmyra, melalui Tayma (kota yang telah menjadi pusat penyembahan dewa bulan). Al-Lat mungkin bentuk dewa Arab dari dewi Astarte, Ishtar, dalam Alkitab 'Asherah" atau yang dikenal sebagai dewa matahari. Di sisi lain, beberapa orang berpikir bahwa Al-Lat sebenarnya dewa bulan didaerah Arab Utara. Al-lat memiliki batu kubik, dan tegak berdiri di dalam kuil-kuil kecilnya di Al-Taif. Nama Al-lat adalah bentuk feminis dari kata Al-lah!

Al-Uzza adalah dewi cinta dan kecantikan, ia diidentifikasikan dengan planet Venus, bintang fajar (bintang yang biasanya dilihat bersamaan dengan bulan sabit jauh sebelum masa Muhammad). Patungnya berdiri tegak di Nakhlat. Pemujaan terhadapnya sangat kuat.

Manat adalah dewi yang asli berasal dari Arab. Nama Manat muncul di kuil Baal, di Palmyra, di naskah yang berasal dari tahun 32 M. Manat memiliki batu hitam di jalan antara Mekah dan Medina. Patungnya berdiri tegak dekat Qudayd. Manat adalah dewi takdir.

Ketiga dewi ini sangat terkenal. Ketiga dewi ini, dan juga Hubal, sangat senang dengan persembahan korban manusia. Menurut Khairt al-Saeh:

"Sebagaimana penyembahan berhala dan roh-roh, ditemukan di binatang-binatang, tanaman-tanaman, bebatuan, dan air, Arab kuno percaya pada beberapa dewa-dewi besar yang mereka pikir memegang kekuasaan tertinggi atas semua hal, yang paling terkenal diantaranya adalah Al-Lat, Al-Uzza, Manat, dan Hubal. Ketiga dewa yang pertama dipercaya sebagai putri-putri al-lah (tuhan) dan karena itulah perantaraan mereka atas nama penyembah mereka menjadi sesuatu yang sangat penting."

Yusuf Ali mengatakan beberapa hal tentang putri-putri 'allah' di halaman 1445 dari terjemahannya, footnote 5096. Dia menjelaskan bahwa Lat, Uzza dan Manat dikenal sebagai "Putri-Putri al-lah! Al-Saeh dan Ali, keduanya menghubungkan ketiga "putri-putri" itu dengan 'allah! Arkeologi menghubungkan "putri-putri al-lah' yang sama dengan Hubal. Prasasti tertua dimana nama Hubal ditemukan di dalamnya di temukan di Nabatea, di daerah barat laut Arabia, di daerah Barat Laut perbatasan Hijaz. Prasasti itu menghubungkan Hubal dengan "Ma-Na-Wat" Kata itu, Ma-Na-Wat, berasal dari tiga kata yang dijadikan satu, mengacu kepada tiga dewi, Manat.Uzza, dan Lat.

Ini sama dengan "Putri-Putri al-lah" yang dilambangkan di batu-batu yang digali oleh arkeolog di daerah Utara Arabia, ketiga putri yang sama terlihat bersamaan dengan bulan sabit, dewa bulan. Menaungi mereka semua. Mungkinkah bapak mereka, 'allah; adalah dewa bulan? Hal ini sangat mungkin.

Ketiga dewi ini mempunyai ikatan langsung dengan dewa bulan. Ketiga dewi ini disebut sebagai putri-putri 'allah. Ada beberapa pendapat yang berbeda tentang hal ini, tapi bukti-buktinya belum meyakinkan.

Ayat-Ayat Setan

Pada masa pra-Islamic Arab, khususnya pada suku Muhammad, mempunyai kebiasaan berjalan mengelilingi Ka'bah, sebagaimana ziarah haji yang dilakukan pada masa ini, tetapi kata-kata yang dipakai untuk pujian agak berbeda. Mereka akan mengulangi pujian-pujian itu sambil berjalan mengelilingi, lalu mereka akan berseru: "Dengan Al-lat dan Al-uzza, dan Manat dewi ketiga disisinya. Mereka benar-benar dewi-dewi yang sangat di tinggikan, dimana perantaraan mereka sangat diperhatikan."

Hadit al-Ghamic al-Ula, dari At-Tabari, dan Ibnu-SaH (sejarawan muslim awal yang terpandang) memberikan sebuah cerita. Saya menceritakannya sebagai berikut:

Pada masa permulaan karirnya, Muhammad melihat bahwa dia dapat menaklukan Mekah, jika dia membiarkan mereka untuk menyembah putri-putri dewa bulan, Al-Lat, Al-Uzza, dan Manat. Suatu hari, sementara duduk dengan beberapa orang terkemuka di Mekah, dekat Ka'bah, dia mulai mengkisahkan sura 53, yang berbicara tentang kunjungan malaikat Gabriel yang pertama kepadanya. Kemudian dia meneruskan beberapa "wahyu dari allah" dimana dia berkata: "Bagaimana pendapatmu tentang Lat dan Uzza dan Manat, dewi ketiga di-sisinya? Ini adalah tiga wanita yang perantaraannya sangat diperlukan!" (kata yang sama dipakai oleh pemuja berhala saat memuji dewi-dewi).

Para penyembah berhala di Mekah sangat senang dengan hal ini, tetapi pengikut Muhammad sangat marah. Nabi mereka berbalik dari perkataannya. Ketika jelas bahwa dia membuat kesalahan kebijakan yang besar, wahyu lain diberikan, mengatakan kepadanya untuk mengganti kata-kata sebelumnya dengan ayat yang kita temukan sekarang di sura 53:19-23:

"Maka apakah patut kamu (hai orang-orang Musyrik) menganggap Al Lata dan Al Uzza, dan Manat yang ketiga, yang paling kemudian (sebagai anak perempuan Allah? Apakah patut untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan apapun untuk menyembahnya. Mereka tidak lain hanya mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka..."

Tentu saja, wahyu yang baru, untuk menyenangkan pengikutnya, mencemoohkan ketiga dewi-dewi. Muhammad kemudian menjelaskan pada pengikutnya bahwa setan telah menipunya (dengan mengirimkan ayat-ayat), tetapi setelah itu Allah berbicara, untuk meluruskannya.

Ingatlah akan hal ini! ini bukan propaganda Kristen, ini tercatat dalam sejarah Islam sendiri. Saya membaca bantahan untuk kisah 'ayat-ayat setan" ditulis oleh apologet Islam. Satu-satunya cara untuk bisa membantah kisah ini adalah dengan mempertanyakan kebenaran dari sejarawan muslim sendiri. Saya ingin mengajukan pertanyaan berikut ini: Jika sejarawan muslim tidak dapat dipercaya, lalu bagaimana kita dapat mengetahui segala sesuatu tentang Muhammad yang kita kenal kini? Dengan kata lain, satu-satunya pembelaannya melawan kisah ini adalah dengan mempertanyakan dasar dari agama islam sendiri.

Jika ada kebenaran dalam Islam, maka kisah 'ayat-ayat setan juga benar, dan pengikut Islam harus bergumul dengan impilikasi dari kisah tersebut. Saya sangat bersyukur, sebagai orang Kristen, kita tidak memiliki permasalahan seperti itu.

Bukti-Bukti Dari Al-Qur'an?

Dengan jelas kita harus mengatakan bahwa dalam hal ini Al-Qur'an memang melarang penyembahan berhala, sama seperti penyembahan terhadap bintang, matahari, dan bulan. Sura 4:48 mengatakan bahwa bahwa Allah tidak mengampuni mereka yang menyembah Allah-Allah lain selain dari padaNya. "Jangan menyembah baik matahari, dan bulan, tetapi sembahlah allah yang menciptakannya" (Sura 4:48).

Muhammad menyatakan hal yang sama ketika ia mengkaitkannya dengan kisah air bah pada zaman nabi Nuh. Dalam Sura 71:23, dia mendaftarkan nama-nama dewa yang disembah di Arab.

"Dan mereka berkata "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan pula Suuia, atau Yaghuts, Yaug dan Nas?:' Dan sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan lagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan."

Jelas disini bahwa Muhammad sangat menentang penyembahan berhala. Ia menyebutkan beberapa nama yang telah kita sebutkan sebelumnya. Catatan dalam terjemahan Al-qur'an Pickthall's bahkan menyatakan bahwa nama-nama itu adalah nama dewa-dewi Arab. (saya merasa ganjil dengan hal ini, karena: dewa-dewa ini disembah pada masa Muhammad di Arabia. Bagaimana mereka mendapatkan cerita Air Bah pada masa Nuh, yang telah lewat beribu-ribu tahun lalu? Apakah ini gagasan Islam tentang sejarah?)

Ada masalah lain yang cukup serius dengan daftar nama-nama itu. Ada yang terabaikan? Hubal! Bukankah hal ini agak ganjil, Muhammad mendaftarkan nama-nama dewa-dewi yang lain, tetapi tidak menyebutkan nama Hubal, yang berdiri di atas Ka'bah, dewa utama di tanah kelahiran Muhammad? Kita mengetahui dari sejarawan muslim bahwa Hubal musnah bersamaan dengan dewa-dewa yang lainnya, tetapi mengingat bahwa Hubal adalah dewa utama di Mekah, bagaimana Muhammad dapat mengabaikannya dalam daftar nama dewa-dewi yang dilarang untuk disembah?

Ini pendapat saya: Pengikut Muhammad yang pertama nampaknya berasal dari para pengikut Hubal. Muhammad mempertobatkan mereka dengan mengatakan bahwa dewa tertinggi (allah) harus disembah secara langsung, tidaklah benar untuk menyembahnya melalui Hubal. Hal ini mungkin tidak masalah bagi mereka, karena mereka tetap memiliki allah, bahkan tidak masalah juga untuk merobohkan patung Hubal, jika mereka berpikir bahwa Hubal dan allah adalah sama. karena itulah tidak boleh ada patung mewakilinya. Tentu saja, dalam keadaan seperti ini, Muhammad tidak mungkin dapat melarang penyembahan kepada Hubal, melarang Hubal sama seperti melarang allah - sehingga nama Hubal diabaikan dari daftar nama-nama dewa-dewi yang dilarang untuk disembah. Lihatlah beberapa nama-nama itu didalam Sura 53: "Bintang", Sura 54 "Bulan", Sura 85 "Gugusan bintang" Sura 86 "Bintang Fajar", Sura 91 "Matahari" (Shams, sama seperti dewa diatas atap Ka'bah)

Satu hal lagi, mengapa Allah-nya islam bersumpah demi matahari, bulan dan bintang? Mengapa pencipta bersumpah demi ciptaannya? Allah Israel, Allah Kristen bersumpah dalam Yeremia 44:26, tetapi dia bersumpah demi namaNya sendiri, demi apakah lagi Allah mesti bersumpah? Tetapi 'allah' islam bersumpah atas bintang, matahari, dan bulan pada waktu-waktu tertentu.

* QURAN 74:32, "Sekali-kali tidak, demi bulan, dan malam ketika telah berlalu..."

* QUR'AN 91, ayat 1-2 dia berkata, "demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya"

Hal ini menarik, karena dalam bahasa aslinya yaitu Arab, Matahari memakai kata jenis maskulin, dan Bulan memakai kata jenis feminim - mungkin dengan pemikiran bulan sebagai dewa bulan dari daerah Utara Arab.

* QUR'AN 56:75, "Maka Aku bersumpah dengan/demi tempat beredarnya bintang-bintang. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui, sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia"

Bukankah ini sedikit ganjil? "allah" harus meminta kuasa dari bintang untuk menunjukan betapa mulianya Al-quran???




Kisah-Kisah Alkitab Dalam Al-Qur'an?

Kisah-kisah yang diceritakan dalam Al-qur'an berasal dari cerita rakyat kuno dari Ibrani dan Kristen (Alkitab), dicampur-aduk dengan beberapa cerita (legenda) rakyat Persia. Mereka sering memakai nama-nama yang kita kenal dalam Alkitab, tetapi hanya sekedar itu! Sura 8:31 mengatakan bahwa pengikut Muhammad mengisahkan wahyu baru dalam Al-qur'an, orang Kristen dan Ibrani mencemoohkan mereka, dan berkata "kami telah mendengar cerita ini sebelumnya" itu hanya cerita rakyat kuno, dongeng dari masa lalu. Mereka benar. Lihat dalam Sura 12 :3 "Kami menceritakan kepadamu cerita yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur'an ini kepadamu..." (Sura 12:3).

Orang Kristen dan Yahudi tidak complain bahwa cerita-cerita yang dimuat di dalam alquran itu telah di jiplak dari kitab Suci mereka dan dicampur-aduk serta dikacau-balaukan dengan cerita-cerita dongeng. Tidak sama sekali! Orang Kristen dan Yahudi cuma menyatakan bahwa cerita itu hanyalah cerita dongeng kuno, seperti cerita Malin Kundang atau Tangkuban Perahu, yang kita dengar saat kecil, dan mereka benar. Statement orang Kristen dan Yahudi jelas dari pertanyaan mereka kepada muslim: "Bagaimana kamu dapat menaruh cerita rakyat (legenda) dalam kitabmu, dan mengatakan bahwa itu adalah "Firman Allah"?

Berikut adalah daftar beberapa dongeng rakyat -(dijiplak dari kitab-kitab apokrip Yahudi-Kristen, juga dari kisah legenda populer yang beredar di kalangan masyarakat waktu itu)- yang dimuat di dalam Alquran sebagai Wahyu dari Allah:

- Sura 2:65; 7:163-6 Cerita mengenai seluruh penduduk desa yang diubah menjadi kera sebab mereka melanggar hari Sabat karena memancing, cerita ini adalah legenda terkenal pada masa Muhammad.

- Sura 3:45-51; 5:110 "Injil Thomas dari Israel" di tulis pada tahun 150 M, hampir 500 tahun sebelum Muhammad, termasuk cerita mengenai Yesus pada masa kecil membuat burung dari tanah liat, dan membuatnya menjadi hidup. Cerita yang sama di temukan juga dalam versi Arab di "Gospel o/ In/ancy" pada bab 36 dan 46.

- Sura 5:31-32 Cerita mengenai burung gagak yang menunjukkan kepada manusia cara mengubur Habel adalah cerita rakyat dari Pirke rabbi Eleazer, sekitar tahun 150-200.

- Sura 7:148; 20:88 Cerita mengenai anak lembu emas yang melompat keluar dari api dan melenguh adalah cerita lainnya dari Pirke Rabbi Eleazer.

- Sura 7:171 Cerita mengenai Allah mengangkat gunung Sinai diatas kepala orang Israel sudah tertulis dalam buku cerita Yahudi 'Abodah Sarah" jauh sebelum masa Muhammad.

- Sura 12 Cerita mengenai Yusuf yang digambarkan dalam Al-qur'an di ambil dari Midrash Yalqut 146.

- Sura 1;9-26 Cerita legenda mengenai tujuh orang Kristen (The 7 Sleepers) melarikan diri dari penganiayaan dan bersembunyi di gua, kemudian bangkit 309 tahun kemudian, diambil dari cerita "Story of Martyrs" ditulis oleh Gregory of Tburs, yang hidup jauh sebelum masa Muhammad.

- *Kisah The Seven Sleepers ini, dapat disimak –klik- di: LEGENDA THE 7 SLEEPERS DALAM QURAN.

- Sura 19:29-31 Cerita rakyat mengenai Yesus, pada saat ia masih bayi, terbaring dalam ayunannya dan berbicara pada orang. Kisah ini ada dalam pasal pertama dari buku fiksi Kristen yang terkenal "Gospel of the In/ancy!' Buku ini juga ditulis jauh sebelum masa Muhammad, sekitar tahun 150 M.

- Sura 21:51-71; 29:16-17; 37:97-99 Cerita mengenai Abraham yang dilepaskan dari api Nimrod adalah dongeng Yahudi, di tulis di "Midrash Rabbah" 400 tahun sebelum masa Muhammad (Shorosh, 205). Tentu saja, Nimrod sendiri hidup ribuan tahun sebelum Abraham. Al-qur'an seringkali membuat kesalahan fatal secara historical dalam hal ini.

- Sura 27:17-44 Dongeng popular tentang Salomo, berbicara kepada binatang, seperti burung dan semut, dan juga cerita mengenai Ratu Sheba yang berpikir bahwa lantai Salomo yang mengkilat adalah air, dan karena itu menaikkan roknya. Cerita ini di tulis dalam Targum dari buku Ester, kumpulan dongeng yang terkenal sekitar tahun 200 SM-400 tahun sebelum Muhammad lahir.

(Tentu saja, masih banyak contoh lain. Kami hanya memberikan sebagian contoh yang terutama).


Bukankah "Isa" Sama Dengan Yesus?

Orang Yahudi yang menolak Yesus tentu saja tidak pernah memberikan pujian kepada Yesus. Diantara orang-orang Yahudi, jika guru itu bijaksana, mereka akan membandingkan Yesus dengan nabi-nabi lain sebelum Yesus. Mereka mungkin akan mengatakan "Dia adalah suara dari Samuel."

Orang-orang Yahudi yang menolak Yesus akan membuat lelucon "Yah, Dia sangat bijaksana! Dia adalah suara dari Esau" (dalam bahasa Ibrani Isyai, dlm arabic “ISA”). Tentu saja, Esau adalah orang bodoh yang telah menukar hak kesulungannya demi semangkuk sup. Orang-orang Yahudi menggambarkan Yesus sebagai Esau si orang bodoh. Sebutan Esau atau Isyai atau ISA yang dikenakan pada Yesus oleh orang-orang Yahudi adalah sebuah julukan ejekan yang bertujuan untuk menghina Yesus Kristus.

Muhammad nampaknya menyangka bahwa itu adalah nama asli dari Yesus, karena itu di dalam Al-Qur'an nama Yesus menjadi "Isa". Sungguh banyolan yang luar biasa bila orang yang dikatakan sebagai “Nabi Allah” itu ternyata tidak mengetahui identitas “Yesus Kristus.” Kecuali para muslim menganggap bahwa Allah sedang membuat guyonan dengan mengutus seorang nabi terakhir yang tidak tahu identitas nabi-nabi sebelumnya yang hendak diteruskannya; “Your Allah Must Be Crazy! Your Prophet Must Be A-Joke!.” –adm.

Kurangnya pengetahuan yang benar tentang Yesus oleh Muhammad membuat pengertian akan Yesus menjadi berubah, dan kurangnya pengetahuan tentang Yesus dalam Al-qur'an membuat mereka mengenal 'Yesus" yang lain (the other Jesus), yang pribadinya berbeda dengan yang kita (Alkitab) kenal. Mereka berusaha mengacu kepada Yesus yang sama dari orang Kristen dan Yahudi, tapi karena kurangnya pengetahuan yang benar tentang Yesus membuat “Yesus” yang ada dalam pikiran mereka berbeda dengan apa yang orang Kristen kenal dan sembah. Orang Islam berpikir (sama seperti orang Yahudi) bahwa "Yesus" adalah hanya seorang nabi, tapi kita mengenalnya sebagai Tuhan dan juruselamat satu-satunya karena Alkitab menceritakan lebih banyak kebenaran tentang Yesus yang sejati.


Bukti-Bukti Dari Alkitab

Alkitab, seperti Al-qur'an, sering berbicara hal menentang penyembahan berhala. Beberapa contoh diantaranya adalah:

n Keluaran 20:4 "Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi"

n Imamat 19:4 "Janganlah kamu berpaling kepada berhala-berhala dan janganlah kamu membuat bagimu dewa tuangan; Akulah TUHAN, Allahmu".

n Hakim-Hakim 3:7 "Orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, mereka melupakan TUHAN, Allah mereka, dan beribadah kepada para Baal dan para Asyera.

n Hakim-Hakim 6:25 "Pada malam itu juga TUHAN berfirman kepadanya: 'Ambillah seekor lembu jantan kepunyaan ayahmu, yakni lembu jantan yang kedua, berumur tujuh tahun, runtuhkanlah mezbah Baal kepunyaan ayahmu dan tebanglah tiang berhala yang di dekatnya.

n 2 Raja-Raja 21:1-6 "Manasye... Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN..." membangun mezbah-mezbah untuk Baal, membuat patung Asyera.. dan sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepadanya... ia mempersembahkan anaknya.

n Yesaya 44:16-17 "Setengahnya dibakarnya dalam api dan di atasnya dipanggangnya daging... Dan sisa kayu itu dikerjakannya menjadi allah, menjadi patung sembahannya sujud kepadanya, ia menyembah dan berdoa kepadanya, katanya: 'Tolonglah aku, sebab engkaulah Allahku!"

n 1 Korintus 10:14 "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!

Jika bulan sabit merupakan simbol yang memiliki hubungan dengan Baal melalui Hubal, dan Asterah adalah bintang yang bersamaan dengan bulan sabit melalui Al-Uzza, maka nampaknya kita tidak menyembah Allah yang sama. Saya yakin bahwa Tuhan tidak menginginkan simbol-simbol ini untuk diriNya, karena simbol-simbol itu dipakai oleh musuh-musuhNya. Di satu sisi, Islam masih menghargai & memakai simbol-simbol ini.

Lihat kembali pada referensi ayat-ayat Alkitab sebelumnya. Kita melihat Baal, Asherah, Bulan dan Bintang, dan pengorbanan anak sebagai kurban persembahan semuanya memiliki hubungan. Semua hal itu telah kita lihat dalam masa pra-Islamic. Alkitab melarang semua itu.

Apakah Keturunan Ismail Penyembah Berhala?

Karena Ismail berasal dari keturunan Abraham sama seperti Ishak, dan kaum Islam berasal dari keturunan Ismail, mereka mengatakan bahwa kita menyembah Allah yang sama. Dalam Al-qur'an di Sura 19 ayat 54, menyebut Ismail sebagai "nabi" Beberapa orang juga percaya bahwa Ismail adalah anak yang dikorbankan oleh Abraham untuk Tuhan, tetapi, mungkin mereka akan terkejut atas apa yang tidak tercatat dalam Al-quran mengenai Ismail. Baca Sura 37, ayat 102-105. Sebagai contoh, cerita mengenai Abraham yang hampir mengorbankan anaknya tertulis dalam Al-qur'an, dalam bagian cerita itu kita tidak akan menemukan nama Ismail. Jika di cari ke seluruh bagian Al-qur'an, kita tetap tidak akan menemukan bagian yang akan menyebutkan bahwa Ismail adalah anak yang hampir dikorbankan. Dalam Al-qur'an hanya tercatat kata "anaknya", dan sama sekali tidak pernah (satu kali-pun) menyebut-nyebut nama “Ismail.”

Apa Yang Alkitab Katakan?

Pertama, menurut Alkitab, Ismail bukanlah asal mula adanya keturunan Arab. Orang Arab yang lain berasal dari nenek moyang yang lain, jauh sebelum masa Ismail hidup, tercatat dalam Kejadian 10:25-30, dari Eber sampai kepada Yoktan. Beberapa nama, bahkan sampai saat ini merupakan nama-nama suku di Arab. Suku-suku itu sudah ada sebelum Ismail lahir, jadi bangsa Arab lebih tua dari Ismail. Selanjutnya, keponakan Abraham, Lot, punya dua anak yang melahirkan suku Moab dan Amon, yang kemudian menjadi bagian dari bangsa Arab. Esau menjadi ayah dari bangsa Edom, dan beberapa diantaranya juga tinggal di Arabia. Abraham juga mempunyai anak dari istrinya yang kedua, Keturah. tidak ada dari mereka yang merupakan keturunan dari Ismail, tetapi mereka semua menjadi bagian dari bangsa Arab. Selain itu, ada kemungkinan suku-suku lain tinggal di sana, selain yang disebutkan di Alkitab. Apa yang terjadi pada mereka? Apakah keturunan mereka bukan bagian dari bangsa Arab? Tentu saja, mereka masih menjadi bagian dari bangsa Arab, sehingga dapat dikatakan benar jika Ismail adalah nenek moyang dari beberapa suku di Arab.

Bahkan, Orang Muslim yang bukan bangsa Arab di seluruh dunia, mempercayai Ismail sebagai bapak rohani mereka sama seperti orang Yahudi mempercayai Abraham sebagai bapak rohani mereka.

Ismail tidak pernah disebut sebagai nabi dalam Alkitab, dan bahkan tidak ada satu buktipun yang mendukung bahwa ia menjadi pengikut Tuhan pada waktu ia besar. Akan tetapi ada nubuatan yang disebutkan dalam Kejadian 17:20, dimana Ismail dijanjikan akan menjadi bapak dari 12 raja, kemudian nubuatan ini dipenuhi dalam kejadian 25:13-18. Seluruh Perjanjian lama adalah Wahyu Allah, dimana Firman itu akan terus mengarah semakin jelas kepada kedatangan Mesias, Yesus Kristus. Sehingga Alkitab tidak mencatat terlalu banyak tentang Ishak saat Yakub muncul. Paulus mengatakan tentang Ismail dalam Galatia 4:22-5:1, sebagai berikut:

"Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka?.. Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar... Tetapi apa kata nats Kitab Suci? "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba perempuan itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anak perempuan merdeka itu." Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka. Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan"

Jelas bahwa Paulus menyatakan kita tidak mempunyai Allah yang sama, bahkan Paulus memberikan perbedaan yang jelas antara Islam dan Kristen, meskipun Paulus hidup 600 tahun sebelum Muhammad.

Apakah keturunan Ismail yang disebutkan dalam Alkitab, menyembah Tuhan yang benar? Menurut Alkitab, TIDAK. Mazmur 83:1-18 mengatakan

"Ya Allah, janganlah Engkau bungkam, janganlah berdiam diri dan janganlah berpangku tangan, ya Allah!... Mereka mengadakan permufakatan licik melawan umat-Mu, dan mereka berunding untuk melawan orang-orang yang Kaulindungi. Kata mereka "Marilah kita lenyapkan mereka sebagai bangsa, sehingga nama Israel tidak diingat lagi!".— Sungguh, mereka telah berunding dengan satu hati, mereka telah mengadakan perjanjian melawan Engkau: Penghuni kemah-kemah Edom dan orang Ismail, Moab... kejarlah mereka dengan badai-Mu,... penuhilah muka mereka dengan kehinaan... Biarlah mereka mendapat malu dan terkejut selama-lamanya;... supaya mereka tahu bahwa Engkau sajalah yang bernama TUHAN, Yang Mahatinggi atas seluruh bumi. (Mazmur 83:1-18).

Jadi, jika keturunan Ismail adalah musuh Tuhan, siapakah yang mereka sembah? Simbol bulan sabit dipakai juga oleh keturunan Ismael. bahkan dalam masa perjanjian Lama. Dalam Hakim-Hakim 8:21-24, tertulis:

"Maka bangunlah Gideon, dibunuhnya Zebah dan Salmuna (dua raja, kemudian diambilnya bulan-bulanan yang ada pada leher unta mereka,.... sebab mereka orang Ismail!' (Hakim-hakim 8:21-24). Penyembahan pada dewa bulan nampaknya sudah dimulai pada masa pemulaan bangsa Arab.


Simbol Bulan Sabit

Pada masa kini, simbol bulan sabit telah berubah, kadangkala terlihat dengan bintang, kadangkala tanpa bintang, simbol bulan sabit tetap ada di atas ribuan masjid pada masa kini. Lebih daripada itu, simbol bulan sabit ada di bagian tengah bendera dari 12 negara Islam yaitu: Algeria, aZerbaijan, Brunei, Komoros, Maldives, Mauritania, Pakistan, Tunisia, Turkey, dan Uzbekistan.

Kaum Islamis mencoba untuk membuat kita percaya, bahwa simbol penyembahan berhala pada masa Arab kuno PERSIS SAMA dengan simbol modern Islam pada masa kini hanyalah suatu kebetulan besar.

Kaum Islamis akan mengatakan bahwa mereka mengambil simbol bulan sabit dari Konstantinopel setelah menyerang dan menaklukkan kota itu. Permasalahannya dalam cerita ini adalah simbol Konstantinopel bukanlah bulan sabit tapi elang berkepala dua. Selain itu, Konstantinopel belum ditaklukan sampai pada tahun 1453, tetapi simbol bulan sabit sudah muncul pada mata uang kekaisaran Islam setidaknya pada awal 696M (Lihat: Encylopedia of Islam, Vol.E, Edt. Lewis.menage, Pellet, Schlacht). Masjid Quba, disebutkan dalam Sura 9:108 dalam Al-qur'an, kadangkala disebut masjid At-Taqwa, disebutkan sebagai masjid pertama yang pernah dibangun, dibangun pada masa Muhammad. Ada simbol bulan sabit di atasnya, tentu saja ada kemungkinan bahwa bulan sabit itu ditambahkan pada masa modem. Akan tetapi, sekalipun itu benar, masih ada satu permasalahan: jika bulan sabit hanyalah tambahan akhir pada Islam, lalu mengapa kaum Islam menginginkan simbol itu ada dimasjid yang pertama dibangun?


Meskipun tanpa bukti-bukti yang sudah saya sebutkan disini, fakta bahwa para penyembah berhala menyembah simbol yang persis sama yaitu bulan sabit, yang dipakai oleh Islam pada masa kini, menjadi suatu "kebetulan" yang terlalu panjang untuk dijelaskan. (Masa sekarang para imam mengatakan kepada umat Islam untuk tidak menggunakan simbol bulan sabit diatas masjid yang baru dibangsan, akan tetapi latar belakang sejarah itu akan tetap melekat).

Bukankah Kaum Kristen juga Menggunakan Simbol?

Kaum Islamis terkadang mempermasalahkan mengenai pohon natal, hari natal 25 Desember, atau kebiasaan Kristen yang lainnya dan berkata "lihat, kalian juga memiliki asal muasal dari penyembahan berhala."

Tetapi ada satu perbedaan besar antara asal penyembahan berhala Islam dan adaptasi kebiasaan penyembahan berhala yang dipakai oleh Kristen. Perbedaannya adalah kita dapat dengan mudah menunjukkan bahwa pohon natal tidak pernah menjadi bagian dari asal muasal Injil. Kita juga dapat dengan mudah melacak bahwa tanggal 25 Desember dipakai untuk hari Natal karena misionaris Spanyol dan festival pergantian musim (Sdricej pada musim dingin, karena itu, kita dengan jelas mengetahui bahwa kebiasaan-kebiasaan itu hanyalah bersifat sekunder, dan bukan yang utama. Hal-hal ini ada dipakai dalam kebiasaan kekristenan setelah masa para Rasul.

Hal ini tidaklah menjadi fondasi utama bagi iman Kristen, sebagaimana ziarah haji dalam Islam. Pusat kebenaran iman kita adalah Penyaliban dan Kebangkitan Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia. Simbolnya adalah Salib, jika umat Kristen ingin mengganti pohon natal dengan hadiah, mengapa tidak? Tetapi hal ini bukanlah pusat dari iman Kristen. Yesus Kristus-lah yang menjadi pusat dan jiwa kekristenan. Di lain sisi, dewa bulan adalah bagian dari kebudayaan Arab jauh sebelum masa Muhammad.

Kebudayaan Islam Berakar dari Penyembahan Dewa Bulan

Setidaknya lima tiang utama dalam Islam berasal langsung dari praktek penyembahan berhala.

· Ibadah Haji

Kaum Islamis melakukan ibadah Haji setiap tahun pada bulan Djul-Hijjah. Ritual ini berasal dari praktek penyembahan berhala, hampir tidak ada perubahan yang berarti. Mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali juga dilakukan pada masa sebelum Islam, dilakukan untuk menyembah Hubal dan Shams (dewa bulan dan matahari), dua dewa yang ada diatas Ka'bah, dan sebagai penghormatan kepada "putri-putri allah"

Setelah membersihkan diri dan berdoa di masjid "Suci" para peziarah akan mencium batu hitam. Jauh sebelum masa Muhammad, Clement dari Alexandria, menulis di tahun 190M, bahwa "orang Arab menyembah batu" (Waraq 39). Penyembah berhala dari Arab dan peziarah dari sekelilingnya mencium batu hitam sebagai acuan kepada Hubal, dewa bulan mereka. Dewa dan dewi pada masa itu seringkali mempunyai batu khusus yang akan menggantikan perwujudan diri mereka. Tiap "putri-putri" memiliki batu mereka sendiri di tempat pemujaan mereka. Batu yang ada di Ka'bah adalah milik Hubal.

Cerita pada masa kini yang sering diceritakan oleh kaum Islamis adalah, bahwa batu itu adalah batu yang dipakai oleh Yakub untuk meletakkan kepalanya pada saat dia mendapat mimpi khusus dari Tuhan (Kejadian 28:10-22), adalah suatu hal yang tidak masuk akal. Tidak ada satu buktipun yang mendukung bahwa baik Yakub maupun Abraham ataupun Ismail pernah melakukan perjalanan di sekitar daerah Mekah, sehingga cerita ini tidak masuk akal, nonsens!

Pada tahun ke 7 setelah Hijrah, Muhammad dan beberapa pengikutnya datang ke Mekah dan menyembah ke arah Ka'bah bersama dengan para penyembah berhala lainnya. Ketika Muhammad mencium batu hitam, pengikutnya menjadi bingung. Bukankah ini adalah suatu tindakan penyembahan berhala yang seringkali ditentang oleh pemimpin mereka? Umar, calon Kalifah yang akan datang, berkata “jika saya tidak melihat dengan mata kepala saya sendiri sang nabi menciumnya, saya sendiri tidak akan pemah menciumnya."

Batu hitam itu sendiri berwarna coklat pekat. Batu yang ada sekarang kemungkinan besar sama dengan batu Hubal pada masa sebelum Islam, (bagaimanapun juga ada satu pertanyaan besar, karena pada tahun 930 batu itu di ambil oleh sekte Iran, dan dibelah, pecahan-pecahannya kemudian dikembalikan lagi). Pecahan-pecahan itu disambung kembali, di satukan dengan aspal, dan diikat kuat dengan kabel perak. Pada saat ini, batu itu ditempatkan di tempat khusus di sebelah sudut timur Ka'bah. Menurut Peter Ochigrosso, batu itu lebarnya 10 inci, tingginya tiga kaki. ('The Joy Of Sect" 1996). Kemungkinan itu adalah batu meteor yang dikira oleh orang Arab sebagai sesuatu yang suci, karena jatuh dari langit (shorrosh, 156). tidak pernah diizinkan suatu tes ilmiah untuk membuktikannya, jadi ini tidak dapat dikatakan sebagai suatu kepastian.

Dalam ibadah Haji, orang-orang muslim saleh akan berlari bolak-balik antara bukit As-Safa dan Al-Marwa. Orang muslim percaya bahwa kebiasaan yang dilakukan saat ibadah Haji ini bermula dari Hagar. Cerita bahwa Hagar berlari bolak-balik, mencari air untuk Ismail, sampai air zam-zam muncul dengan ajaib. Kebenarannya tidak seperti itu, sebenarnya, mounds (perbukitan kecil) adalah tempat dimana dewa Isaf dan Naila pernah ada, sedangkan Hagar, dia sendiri tidak pemah pergi ke daerah sekitar Mekah. Alasan mengapa mereka harus berlari bolak-balik antara bukit tersebut karena itu adalah kebiasaan yang dilakukan para penyembah Isaf dan Naila pada waktu lalu. Satu-satunya cara Muhammad agar mereka sudi bergabung dengannya adalah dengan mengijinkan untuk meneruskan beberapa praktek keagamaan mereka. Dituliskan:

"Lihatlah (gunung-gunung) As-Safa dan Al-Maruia terletak diantara petunjuk-petunjuk allah. Karena itu tidak berdosa bagi mereka yang berziarah ke rumah (allah) atau mengunjunginya, atau untuk mengelilinginya (seperti kebiasan para penyembah berhala)." (Sura 2: 156)

Yang terakhir, melempar batu pada "setan" juga merupakan kebiasan pada masa sebelum Islam yang berhubungan dengan dewa-dewa palsu. Menurut Yusuf Ali. "Keseluruhan ziarah penyembah berhala disakralkan dalam Islam." (Yusuf Ali, dalam footnote no 223, hal.80 terjemahan Quran dalam Bahasa Inggris. Itu adalah cara yang halus untuk mengatakan bahwa Muhammad sebenarnya menyimpan (mempertahankan) semua praktek keagamaan berhala, tetapi menambahkan cerita baru di dalamnya.

· Sembahyang Lima Waktu

Para penyembah dewa bulan, yaitu para Sabean, mempunyai waktu sembahyang yang rutin, dimana mereka akan sujud menyembah menghadap Ka'bah, seperti yang dilakukan para kaum Muslim pada masa ini. Sembahyang mereka hampir identik dengan sembahyang yang dilakukan oleh muslim pada masa ini (kaum Islamis berkeberatan atas pandangan ini), mereka menunjukkan bahwa orang Yahudi juga memiliki waktu doa yang rutin, tetapi ada permasalahan di dalam argument mereka. Orang Yahudi tidak berdoa menghadap ke Ka'bah. Tetapi, sampai saat ini, orang muslim di seluruh dunia sembahyang dengan menghadap Ka'bah, mengapa? Orang Kristen dapat berdoa dari segala arah karena Tuhan yang sejati dapat ditemukan di arah mana saja. Tidak ada suatu mandat ritual dalam doa umat Kristen, tidak ada suatu posisi tertentu, atau pakaian tertentu atau upacara tertentu. Doa yang sejati dan penyembahan yang benar adalah yang dilakukan dalam Roh dan kebenaran. Tuhan tinggal dalam hati manusia yang percaya padaNya, karena itu tubuh kita adalah Bait Tuhan yang benar. Umat Kristen tidak perlu sujud ke arah bait yang lain. Penyembahan kita adalah sesuatu yang alami, karena menyembah adalah suatu hal yang alami.

· Puasa pada Bulan Ramadhan

Bulan puasa kaum Sabean di mulai pada saat bulan sabit. Hal itu tidak akan berakhir sampai bulan menjadi hilang dan kembali bulan sabit muncul (sama seperti Ramadhan bagi Islam pada masa ini). Muhammad hanya meneruskan praktek keagamaan yang dipakai oleh para penyembah berhala, Abd. Allah bin Abbas melaporkan bahwa Muhammad, menyatakan:

"Jangan mulai berpuasa sampai kamu telah melihat bulan sabit dan jangan berhenti berpuasa sampai kamu melihatnya kembali, dan jika itu berawan, sempurnakanlah menjadi 30 hari"

Memang pada masa Muhammad, orang Yahudi juga memiliki kebiasaan berpuasa sesuai dengan tanggalan Yahudi, dan tanggalan Yahudi yang dipakai juga berdasarkan hitungan bulan. Orang Yahudi juga memiliki festival Bulan Baru, tetapi dalam Imamat 23 dijelaskan bahwa festival Bulan Baru itu tidak dimulai dari TUHAN. Sampai saat ini orang Kristen juga tetap melakukan puasa. Beberapa diantaranya bahkan melakukan secara rutin, tetapi sebagian besar orang Kristen (termasuk penulis) berpuasa ketika ada sesuatu yang sedang didoakan sungguh-sungguh. Itu adalah cara untuk memusatkan pikiran kita pada Tuhan.

Itu bukanlah suatu kewajiban keagamaan. Satu-satunya "kewajiban keagamaan" yang kita miliki adalah untuk percaya pada Kristus yang membawa kita ke sorga, menyadari bahwa sebenarnya kita tidak layak untuk menerima kasihNya, dan mengkutiNya dengan segala ucapan syukur untuk apa yang telah Dia kerjakan bagi kita.

· Praktek Keagamaan dan Kepercayaan yang Lainnya

Takhayul-takhayul seperti jin-jin, mata jahat dan batu ajaib sangat dikenal baik oleh para penyembah berhala di Arab, jauh sebelum masa Muhammad. Mantra-mantra khusus dipakai untuk perlindungan, praktek poligami, perceraian yang mudah, penyunatan kaum wanita, dan perbudakan, semua itu diambil dari praktek penyembahan berhala. Semua itu masih dipraktekkan pada masa ini.

Kesaksian orang Kristen Arab pada masa Muhammad tentang Pandangan Allah yang Sama.

Jika kita membaca Al-qur'an, menjadi jelas bahwa sebagian besar isi Al-qur'an berisi argumentasi. Ini disebabkan karena Muhammad menghabiskan seluruh hidupnya untuk berargumentasi dengan para lawannya, orang Kristen dan Yahudi, mereka adalah orang-orang yang menolak Allah-nya islam. Lihatlah Al-qur'an dan mulailah untuk melihatnya halaman demi halaman. Saya menelitinya halaman demi halaman, dan apa yang saya temukan?

n Sura 2: 28 "Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal tadinya kamu mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan"

n Sura 2: 42 "Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathi! dan janganlah kamu sembunyikan hak itu, sedang kamu mengetahui"

n Sura 2:77-78 "Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan? Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui kitab (Taurat) kecuali dongengan bohong belaka, dan mereka hanya menduga-duga!'

Jika saya harus mengutip seluruh isi argument dalam Al-qur'an, itu sama saja dengan mengutip seluruh isi Al-qur'an. Hanya ada satu alasan untuk semua argumentasi itu dalam Al-qur'an, orang Kristen dan Yahudi menolak untuk menerima Muhammad sebagai nabi. Bukti dari "perlawanan orang Kristen" terhadap Muhammad adalah orang Kristen berhenti total untuk menggunakan kata 'Allah' sebagai kata ganti milik untuk "Tuhan” pada saat agama baru dari Muhammad mulai disebarkan.

Naskah Injil sebelum masa Islam pada tahun 542SM ditemukan di Yemen. Naskah itu dimulai dengan kata, “Dengan kekuatan Al-Rahman dan MesiasNya dan Roh Kudus". 'Al-Rahman" berarti "Yang Maha Pemurah." Orang Kristen sebelum masa Muhammad memakai kata yang berbeda untuk Tuhan, seperti kita pada masa kini, karena itulah mereka juga menggunakan kata 'Allah" sebagai kata yang mengacu kepada Tuhan yang sejati, tetapi setelah Islam menjadi dominan, mereka berhenti untuk menggunakan kata 'Allah; tetapi tetap menggunakan kata yang lain, "Rahman" (Reach Out the Muslim World, " Vol.6, No 3 dan 4, Horizons International, Box 18478, Boulder, dorado, 80308-1478, hal.8).

Alkitab yang pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Arab muncul sekitar 9 abad setelah Kristus, 200 tahun setelah kematian Muhammad. Terjemahan Alkitab itu tidak menggunakan nama 'Allah' sama sekali, tidak satu kalipun juga. Ini menjadi satu bukti bahwa orang Kristen pada awal abad permulaan Islam menolak catatan Muhammad tentang Tuhan, (dalam terjemahan berikutnya, orang Kristen ditekan untuk memasukkan nama Allah'). Lihat kembali pada Sura 8:31;

"Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Quran) ini tidak lain hanya dongengan-dongengan orang-orang purbakala!' (Sura 8:31)

Orang Kristen dan orang Yahudi nampaknya tidak mempercayai wahyu dari muhammad. Sayangnya, tidak banyak tulisan dari orang-orang Kristen pada masa itu yang tertinggal, karena Muhammad selalu membunuh orang-orang yang bertentangan dengannya. Tapi ada satu tulisan Kristen yang masih tersisa:

"Al-kindi, salah satu dari apologet Kristen mula-mula, menyatakan bahwa Islam dan 'Allah-nya" tidak berasal dari Alkitab tetapi dari penyembah berhala Sabean. Mereka tidak menyembah Tuhan dalam konsep Alkitab tetapi dewa bulan dan putri-putrinya, al-uzza, al-Lat dan Manat" (The early Christian -Muslim Debates), ed by NA Newman, Hatfield, PA IBRl,1994,pp.35^13426).


Bukankah Islam Mengajarkan Toleransi? Bukankah Kata "islam" Berarti "Damai"?

Arti kata Islam bukanlah "damai'! Dr Jane Smith, dari Harvard University berargumentasi bahwa kata Islam secara lambat laun berkembang menjadi kata yang mengacu kepada makna "tunduk" setelah masa Muhammad. Sebenarnya, sesuai dengan 'The Spiritual Background of Early Islam," oleh Dr. M. Bravman, kata "Islam" mengacu kepada keberanian seseorang yang mati di pertempuran. Mengacu kepada kekuatan dari ksatria padang gurun yang bersedia mati untuk membela sukunya. Menurut Caner bersaudara dalam bukunya "More than Prophet" di halaman 193, kata "Islam" bukan berasal dari kata damai, 'salam’ tetapi dari bentuk infinitive kata, salama' bukan damai, tetapi PACIFICATION (menghancurkan pemberontakan dengan cara kekerasan agar tercipta kedamaian).

Jadi, mungkin dari sanalah pengertian kata "tunduk" berkembang. Ini adalah salah satu bukti terbaik yang menjelaskan maksud Muhammad ketika dia menggunakan kata 'Islam.’ Pada saat Muhammad mengirim surat kepada kepala suku Arabian, meminta mereka untuk menyerah, dia menandatangani surat itu, 'Aslem Taslam!' Kata itu secara literal bermakna "menyerahlah dan kamu akan selamat." Jelas bahwa bagi Muhammad Islam berarti 'tunduk' yang didorong oleh kekuatan besar militer. Dia bukan membicarakan tentang penundukan hati secara rohani.

Siapa sebenarnya Allah (Allah yang Al-qur'an mau kita tunduk menyembah kepadanya)? Jelas bahwa dia bukanlah Tuhan dalam Alkitab. Tuhan dalam Alkitab seringkali disebut sebagai Tuhan orang Israel. Jelas Tuhan orang Yahudi bukanlah Tuhan dalam Al-qur'an, yang mengajarkan pengikut mereka untuk membenci orang Yahudi, dan membunuh mereka. Lihat dalam Sura 551, dikatakan bahwa orang muslim dilarang untuk berteman dengan orang Yahudi maupun orang Kristen. Bagaimana mungkin 'Allah' adalah Tuhan yang sama -sama disembah oleh orang Kristen dan Islam?

Jika ada yang pernah mengatakan pada saudara bahwa Islam menyembah Tuhan yang sama dengan saudara, maka undanglah dia ke gereja. Saudara dapat mengatakan kepada mereka, "orang Muslim dan Kristen menyembah Tuhan yang sama? Oh, itu bagus, karena itu marilah kita berdoa kepada Tuhan kita Yesus Kristus, disini dan sekarang, bersama! Hah, kamu tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan? Baiklah, kalau begitu berarti kita tidak menyembah Tuhan yang sama?". Dalam prakteknya, sederhana saja untuk membuktikan bahwa kita menyembah Tuhan yang berbeda.

Semua Tentang "allah"

Kami telah menunjukkan kepada saudara bahwa Allah dalam Al-qur'an tidak diragukan lagi memiliki hubungan dengan penyembahan pada bintang, matahari, dan khususnya bulan. Kata, 'allah' seperti yang telah kami sebutkan, berasal dari artikula dan kata benda, "al-ilah" yang berarti "sang dewa." Ilah berasal dari kata Babylonia "IL" yang merupakan nama dewa tertinggi mereka. Nama IL' dapat ditemukan dalam huruf tengah kata "Bab-IL-onia"

Di Arab, itu menjadi kata "allah" dan diambil untuk menunjukkan kepada "Tuhan." Akhirnya al-ilah disingkatkan dalam kata "allah". Satu suku dari Sabean dapat menyebut dewa bulan mereka "Wadd" dengan nama "allah". Suku yang lainnya, untuk mengacu kepada dewa bulan mereka "ilumqah" dapat menyebutnya dengan "allah" Orang Mekah akan memanggil Hubal, 'aDaH Sebagai tambahan, dalam kerajaan Saba, salah satu dari dewa-dewa bulan mereka bahkan dipanggil dengan nama al-ilah atau allah.

Orang Kristen di Arab akan mengacu Tuhan Tritunggal sebagai Allah, (tetapi ketika agama baru Muhammad menjadi dominan, mereka berhenti menggunakan nama itu. Sebaliknya mereka mulai menggunakan kata "Rahman" (Sang Pemurah).

Kata Babylonian, il, sampai juga ke Kanaan. Disana, kata itu berubah menjadi bahasa Kanaan, dan kemudian dalam bahasa Ibrani, "EL" karena itu dalam bahasa Ibrani, "Elohim" adalah bentuk jamak untuk Tuhan, atau Tuhan-Tuhan. Samuel memiliki kata El di akhir namanya, demikian juga dengan Ismael dan Israel.

Sehingga orang Islam dengan cepat memberikan argumentasi, "lihat, Tuhan Ibrani juga memiliki latar belakang dari penyembahan berhala!' Akan tetapi dalam Keluaran 3:13-14, Musa dipimpin Tuhan untuk menanyakan suatu pertanyaan yang penting, sehingga tidak ada kebingungan akan identitas Tuhan, bahkan untuk beribu-ribu tahun kemudian.

"Lalu Musa berkata kepada Allah, 'tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya -apakah yang harus kujawab kepada mereka?! Firman Allah kepada Musa: 'AKU ADALAH AKU.' Lagi FirmanNya:' beginilah kau katakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus AKU kepadamu." (Keluaran 3:13-14).

Tuhan mengizinkan umat pilihanNya memakai bahasa yang melibatkan kata-kata dari unsur yang lainnya, seperti berhala dan suku-suku. Tuhan tahu bahwa semua bahasa akan mempunyai kata seperti makna EL, yang berasal dari penyembah-penyembah berhala, karena, sebenarnya hampir sebagian besar adalah penyembah berhala (bahkan sampai saat ini). Akan tetapi, Dia tidak akan dibingungkan dengan dewa-dewa berhala, sehingga Dia memberikan Musa nama baru untuk diriNya sendiri. Sampai saat ini namaNya adalah 'AKU ADALAH AKU".

Konsep di balik nama itu yang menentukan apakah itu benar atau salah. Di balik nama Allah, Elohim, YHWH, Tuhan dari orang Kristen ada konsep yang jelas dari Alkitab tentang siapa itu TUHAN, itu yang membuatnya benar. Di balik nama itu terdapat pengetahuan yang benar tentang Tuhan.

Di satu sisi Allah, (allah dari Al-qur'an) - apa perbedaan Allah dengan, El, IL, Ilah atau bahkan Hubal dan Wadd? Allah menggunakan nama yang sama yang digunakan penyembahnya dulu, yang membuat orang bertanya-tanya akan perbedaannya. Mereka adalah dewa-dewa palsu, satu dewa sama buruknya dengan dewa yang lain. Konsep tentang pribadi allah dalam Al-qur'an tidak jelas, terlalu banyak kesamaan dengan konsep dengan dewa bulan. Itulah yang membuatnya berbeda, sehingga jelas Kristen dan Islam tidak menyembah Allah yang sama.

Siapa Allah yang Disembah Orang Muslim Pada Masa Ini?

Saya sudah menyatakan sebelumnya, bahwa tidaklah adil bagi orang Kristen untuk mengatakan bahwa orang muslim pada masa ini masih tetap menyembah dewa bulan. Itu tidak benar! Tapi satu hal yang jelas bahwa Tuhan orang Kristen tidak sama, tidak memiliki hubungan dengan Allah dalam konsep Islam. Kesimpulannya, sudah jelas bahwa orang muslim pada masa ini tidak lagi menyembah dewa bulan. Akan tetapi permasalahannya, kepada siapa mereka menyembah? Mereka menyembah konsep mereka akan Allah pencipta yang menciptakan segala sesuatu. Hal ini jelas, tetapi apa atau siapa pribadi yang ada dibalik Allah Islam . Siapa allah sebenarnya?

Sudah dibuktikan sebelumnya, bahwa: Allah orang Islam tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Tuhan YHWH. Dan tidak memiliki konsep yang sama dengan Tuhan YHWH, karena Allah dalam konsep Islam tidak mengajarkan orang untuk percaya pada Yesus Kristus (Isa Al-Masih) sebagai Tuhan, Al-qur'an hanya mengajarkan bahwa Yesus Kristus (Isa Al-Masih) hanyalah seorang nabi. Sehingga jelas bahwa kita tidak memiliki dan tidak menyembah Allah yang sama!

Alkitab mengatakan dalam 1 Yohanes 4: 2-4, bahwa:

"Demikianlah kita mengenal roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh anti Kristus, dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia!' (1 Yohanes 4:2-4)

Ayat ini menyatakan, bahwa: setiap roh yang tidak mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan, tidak berasal dari Tuhan. Apapun itu bentuknya! Hal ini menjawab pertanyaan akan siapa sebenarnya pribadi atau roh di balik konsep allah dalam Islam. Pokok penting dalam pasal ini adalah: bahwa Islam tidak memiliki konsep Allah' yang sama dengan Tuhan yang disembah oleh orang Kristen. Nama mungkin sama tapi konsep dibalik nama itulah yang menentukan kebenarannya. Konsep mengenai Tuhan yang benar, itu yang menjadi suatu kebenaran. Orang Kristen juga menggunakan nama Allah dalam terjemahan Alkitab bahasa Indonesia, tapi di balik nama Allah itu ada konsep yang benar akan Tuhan YHWH. Jika saudara muslim mengatakan bahwa kita memiliki Allah yang sama, maka hendaknya bukalah hatimu untuk menerima dan menyamakan konsep Allah sesuai dengan Alkitab, yang menyatakan dan mengakui bahwa Yesus Kristus (Isa Al-Masih) adalah Tuhan. Ini adalah kebenarannya, dan kebenaran ini akan memerdekakan kita, dikatakan: Yohanes 8:32 " dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu".

Nama Tuhan seringkali dipermasalahkan, sebenarnya tidak ada nama yang cukup mewakili untuk menyatakan siapa Tuhan, karena itu Ia berkata "AKU ADALAH AKU". Konsep dibalik nama Tuhanlah yang menentukan. TUHAN disebut dalam berbagai nama dalam suku-suku bangsa, Tuhan disebut sebagai Allah, Jubata (Kalimantan), Debata (Batak), God (bahasa Inggris). Selama konsep dibalik nama Tuhan itu adalah konsep yang sesuai dengan Allah yang diajarkan dalam Alkitab, yang mengakui Yesus adalah Tuhan, maka itu adalah dari Tuhan, lain dari pada itu bukan. Meskipun saudara memanggil dengan nama TUHAN secara benar dalam bahasa aslinya YHWH, tapi saudara tidak memiliki konsep yang benar akan Tuhan sesuai dengan Alkitab, dan tidak percaya Yesus adalah Tuhan, maka itu bukanlah dari Tuhan. Itu berlaku bagi semua, termasuk orang yang mengaku Kristen!

Yohanes 10:27

"Domba-domba-Ku mendengarkan suaraKu, dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku akan memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku."

AMIN.

Catatan:

Artikel ini dicuplik dari buku; “Sang Putera dan Sang Bulan”

Bab 12: Allah Menurut Konsep Al-quran.

Curt Fletemier & Yusuf Lifire

Di scan oleh : AkuAdalahAing FFI
Dikonversi ke teks oleh: Pod-rock FFI

http://www.indonesia.faithfreedom.org