SWARA NON-MUSLIM

Blog ini di-dedikasikan bagi kalangan non-muslim Indonesia!

Hi guys, apa kabar? Gimana keadaan di Indonesia sekarang?

FYI:

Sementara blog ini sedang di maintenance silakan click blog ini

-------> nabimuhamad.wordpress

Semua artikel di blog itu bisa langsung di download (PDF file). Juga tersedia terjemahan buku-buku "subversif" dalam bhs Indonesia yg tidak mungkin boleh diterjemahkan & disebarkan secara 'legal' di negara-negara mayoritas islam, include Indonesia, karena akan bikin para muslimer penganut "agama damai" itu ngamuk bin kalap.

Buruan download ebook-nya mumpung belum disensor oleh muslim yg ketakutan islamnya dibongkar habis kepalsuannya.

Untuk info lainnya silahkan email aku: namasamaran@riseup.net atau follow twitterku:@islamexpose

Selamat datang dalam Terang Kebenaran. God bless you all



MENJAGA KEHORMATAN MUSLIMAH

Oleh: Shamim Hunt


W

aktu saya suka pakai jilbab sebagai perempuan muslim, saya pikir keren banget nih. Merasa terlindungi, sopan dan feminin. Saya berhenti pake jilbab setelah saya meninggalkan kepalsuan islam dan masuk Kristen dan melihat dengan kejernihan hati sisi negatif dari sikap muslim terhadap perempuan.

Itu sebabnya saya terkejut ketika tahu ada perempuan Barat yang masuk islam lalu bukan hanya memakai jilbab saja (yg hanya menutupi kepala dan bahu), tapi mereka mau pake burqa (yg menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan tangan) bahkan ada yg pakai niqab (yang hanya menyisakan tangan saja). Astaqfirullah!

“Saya merasa kuat memakainya. Saya suka. Ini adalah sebuah pernyataan sikap: Saya Muslim dan ini kepercayaan saya,” kata seorang cewe bule Muslim Australia.

Tidak salah utk secara tegas menyatakan iman seseorang dengan memakai hijab. Dari sudut pandang tsb, hal itu sama seperti biarawati Kristen-Katolik, sebuah pertanda kesucian yang bisa dilihat dari luar.

Tapi…
Pakaian khusus bagi muslimah ini melambangkan suatu hal yang lebih dari sekedar gaya hidup sopan. Pakaian itu juga ditujukan utk melindungi kaum laki-laki dari jahatnya para perempuan. Islam memandang perempuan sebagai aurat, sebuah kata yang dijelaskan dalam ensiklopedi Islam sebagai Pudenda atau kelamin perempuan atau vagina. Jadi perempuan adalah “vigina” dari ujung kaki sampai ujung kepala!

Ulama jaman awal islam dan para pengumpul hadis juga mendukung hal ini. Imam Hanbal bahkan menganggap tangan dan wajah perempuan juga termasuk AURAT (vagina). [Tidak heran mengapa sebagian besar ulama islam arab saudi berpendapat bahwa perempuan tanpa kerudung/jilbab/burqa adalah seperti telanjang bulat. Bahkan di Australia seorang ulama islam mengatakan bahwa perempuan kafir (yg tdk berburqa) adalah seonggok daging aurat (vagina) yg berjalan. Statement ini mengundang protes dr masyarakat Australia. –adm].

Ash-Shaafi’ee berpendapat bahwa mempertontonkan kaki perempuan sama saja dengan memperlihatkan AURAT, oleh karenanya harus ditutupi.

Menurut al-Tirmizi, nabi melakukan percakapan dengan istrinya:
“Allah tidak akan memandang (dihari kiamat) mereka yang memakai pakaian semena-mena dan arogan.’ Lalu Ummi Salmah bertanya: “Apa yang harus dipakai oleh wanita?” Jawabnya: “yang panjangnya dilebihkan sejengkal tangan.” Lalu kata Ummi: “Gimana jika kakinya terlihat?” Dia menjawab: “Maka lebihkan lagi sepanjang tangan.”

Meski tidak semua masyarakat muslim memperlakukan perempuan semacam ini, tapi kecurigaan tetap ada didalam hati islam. Muhammad sendiri cemburu pada para istrinya dan tidak mempercayai mereka karena dia sendiri tidak bisa melepaskan pandangan mata dari perempuan muda dan cantik lain. Dia (muhammad) berkata: “Saya tentu saja pencemburu dan tak seorangpun bebas dari rasa cemburu kecuali ia yang hatinya sudah mati. Satu-satunya jalan utk menghindari rasa cemburu adalah jangan biarkan ada lelaki “memasuki” istrinya dan dengan mencegah si istri pergi keluar rumah.”

Dg begitu, dia memerintahkan perempuan harus hidup dalam rumah, atau dikarantina. “Istri-istri nabi, kalian tidak sama dengan wanita-wanita lain. Jadi, jika kalian takut auwloh, jangan banyak mengeluh, jika tidak hati yang bejat akan birahi pada kalian. Bicara pada orang dengan kata yang jelas dan sederhana (maksudnya jangan mendayu-dayu, mesra dll). Tinggallah dalam rumah dan jangan mempertontonkan pakaian-pakaian indahmu seperti para wanita jaman jahiliyah dulu lakukan.

Menurut ulama lain, al-Bukhari, hijab tidak dimaksudkan bagi perempuan budak tapi hanya bagi para istri. Tapi hijab tidak membuat perempuan aman, bahkan dirumahnya juga: tidak membuat ia aman dari pukulan suami. Muhammad mengijinkan memukul istri dan dia sendiri memang memukuli mereka, termasuk istri bau kencurnya, Aisha yang berumur 6 tahun.

Menurut teolog islam, mistis dan guru abad 12, Abu Hamid Imam Ghazali, perempuan tidak boleh keluar rumah kecuali darurat. Dalam bukunya: Etiquette of Marriage (Etika Perkawinan), dia menyarankan bahwa :
“Istri harus pake pakaian tua dan berjalan dijalan dan gang yang sepi, hindari pasar/keramaian, dan pastikan orang lain tidak mendengar suaranya, langkah kakinya, mencium baunya atau mengenalinya.” (kok perempuan diperlakukan kayak penyandang penyakit menular yang berbahaya ya... –admin)

Perempuan tidak dipercaya oleh lelaki muslim, dan itu sebabnya kenapa perempuan yang mengemudikan mobilnya sendiri atau keluar sendiri dilarang di Saudi Arabia dan negara-negara muslim lain. Bekas Suami saya yang muslim, tidak membolehkan saya membuka gorden rumah pun. Saya bahkan tidak boleh mencuci pakaian diluar sendirian.

Hasil dari kepercayaan tentang perempuan yg demikian, poligami dan perempuan simpanan/budak menjadi sebuah institusi (dilembagakan) di dunia muslim. Perbudakan seks adalah peristiwa yang sering terjadi, bahkan pada masyarakat kelas rendahpun, khususnya selama perioda penaklukan islam.

Muhammad sendiri tidak terhindar dari amoralitas seksual. Dia akan menyerang karavan yang liwat Yathrib (Medina sekarang) dan membagikan barang rampasannya, termasuk para perempuan tawanan, diantara para pengikutnya.

Ada pandangan kontradiktif dan menyimpang dalam islam. Selain fakta bahwa lelaki muslim boleh punya empat istri sekaligus, mereka juga diijinkan punya budak perempuan, ini ada dalam Quran.

Cucu Muhammad, Hasan punya 200 istri dan mengganti istri empat sekaligus. Perempuan muslim bukan saja sudah terbiasa, mereka juga menderita dan cemburu pada perempuan lain dari suami mereka. Bahkan istri Muhammad pun saling cemburu.

Winston Churchill menulis konsekwensi sikap muslim terhadap perempuan dalam bukunya The River of War (1899):
“Sensualisme yg merendahkan martabat yang menghilangkan kemuliaan dan keberadaban ; yg disusul dgn turunnya harga diri dan kesucian. Fakta bahwa hukum Muhammad yang menyatakan bahwa setiap perempuan menjadi milik lelaki sebagaimana barang/harta miliknya – baik itu sebagai anak, istri atau selir/budak – pastilah tidak akan pernah bisa memusnahkan perbudakan secara total kecuali Islam berhenti menjadi kekuatan besar diantara manusia.”

Tapi anehnya, kefanatikan tidaklah membuat masyarakat menjadi lebih sopan dan menghormati perempuan sebagai sesama manusia, malah perempuan dianggap sebagai objek seks. Faktanya, ketika saya besar di Pakistan, saya sering mengalami pelecehan seksual. Ibu hanya menyuruh saya utk diam dan terus jalan, kalau tidak para lelaki itu akan bertindak jauh lebih parah lagi dari sekedar mengeluarkan kata-kata kotor. Sejak saya menginjakkan kaki di Amerika 20 tahun lalu, saya tidak memakai hijab, tapi tidak pernah mengalami pengalaman seburuk di Pakistan.

Meski Amerika tidak suci, saya merasa lebih bebas dan lebih relaks diantara orang-orang Kristen daripada diantara orang-orang muslim, baik di Pakistan ataupun di Amerika.

Dengan segala kekurangannya, Amerika masih secara fundamental bersikap Kristiani terhadap perempuan. Perempuan memang dianggap berbeda secara nature-nya, tapi setara dalam hak-hak sosial, ekonomi, politik, hukum, budaya dan diperlakukan dengan hormat dan bermartabat.

Sejujurnya, sekularisme disemua negara Barat telah mengubah sikap banyak orang. Kecantikan fisik luar dihargai lebih daripada kecantikan dalam; pornografi dimana-mana; seks luar nikah jadi hal yang normal. Aborsi, kawin-cerai dan anak-anak yang tumbuh dg single parent adalah kenyataan sedih kehidupan sehari-hari.

Tapi setidaknya, dalam skenario terjelek, ketika nafsu meledak dan rasa hormat serta martabat jatuh, perempuan tidak secara otomatis dianggap sebagai pihak yang salah. Dalam budaya negara muslim, hal ini mustahil. Di Pakistan, dimana hukum syariat menjadi undang-ndang negara, jika seorang perempuan mengaku diperkosa, dia harus punya empat orang saksi perkosaan itu, yang pastilah mustahil bisa. (namanya juga pemerkosaan, mosok harus ngundang empat org laki-laki lain untuk nonton. Cilaka emang hukum syariah itu! –admin).

Saya percaya bahwa penghargaan thd perempuan hanya mungkin bila laki-laki mengakui perempuan sbg sama-sama anak Tuhan dengan hak dan martabat yang sama. Solusi bagi syahwat sex menggebu-gebu Muslim adalah segregasi/pengucilan, atau dalam bahasa Qurannya adalah Hijab, gorden yang memisahkan perempuan dari lelaki, utk melindungi lelaki agar tidak terbangkit birahinya melihat perempuan. Bisa berupa burqa atau ruangan yang terpisah. Tapi ini tidak banyak mengubah hati lelaki agar mereka memperlakukan perempuan sebagai manusia dan bukan sekedar objek seks.

Jadi, sembunyi dibelakang jilbab/burqa/niqab hanya berpengaruh sedikit sekali pada norma kesopanan. Sama saja seperti burung dara yang ditutup matanya ketika didekati kucing garong. Yang saya takutkan adalah banyak perempuan Barat, yang muak dengan pengalaman mereka akan budaya sekular yang penuh seks, mencari perlindungan dalam islam dengan harapan mereka bisa hidup sopan dan baik. (padahal itu sama dng pindah dari mulut harimau ke mulut buaya! –adm)

Mereka salah besar. Dilapisi atau dikarungi burqa mungkin tidak akan membuat mereka digoda dijalan oleh para bajingan, tapi mereka menjadi bagian dari sebuah dunia penganiayaan dan penundukan kaum lelaki muslim.

Solusi nyata akan keputusasaan mereka adalah kembali keakar Kristen semula dimana moralitas, pengampunan dan cinta kasih mengalir dari hati yang murni.

-------------
Shamim Hunt saat ini adalah pelajar PhD pada program Institute of Philosophic Studies di Universitas of Dallas, Texas.


Sumber:
http://www.mercatomet.com/articles/a_modest_proposal/

http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=19520