SWARA NON-MUSLIM

Blog ini di-dedikasikan bagi kalangan non-muslim Indonesia!

Hi guys, apa kabar? Gimana keadaan di Indonesia sekarang?

FYI:

Sementara blog ini sedang di maintenance silakan click blog ini

-------> nabimuhamad.wordpress

Semua artikel di blog itu bisa langsung di download (PDF file). Juga tersedia terjemahan buku-buku "subversif" dalam bhs Indonesia yg tidak mungkin boleh diterjemahkan & disebarkan secara 'legal' di negara-negara mayoritas islam, include Indonesia, karena akan bikin para muslimer penganut "agama damai" itu ngamuk bin kalap.

Buruan download ebook-nya mumpung belum disensor oleh muslim yg ketakutan islamnya dibongkar habis kepalsuannya.

Untuk info lainnya silahkan email aku: namasamaran@riseup.net atau follow twitterku:@islamexpose

Selamat datang dalam Terang Kebenaran. God bless you all



REFORMATION IN ISLAM:


ISLAM OF MECCA”

VERSUS

“ISLAM OF MEDINA”


Oleh: Jacob Thomas - Juni 2006




Situs Kuwait yg relatif baru, Tanwir (artinya Enlightenment -- didirikan thn 2002,) adalah sebuah forum yg menawarkan dialog ttg Democracy, HAM, Status Perempuan (isu Gender), Reformasi Agama dan keadaan Kuwait. Dlm sumbangan-sumbangan saya yg terdahulu kpd FaithFreedom.org, saya mengomentari diskusi para pakar Arab ttg Tahdith (modernisasi), Tajdid (pembaharuan) dan Islah (reformasi).

Baru-baru ini saya menjumpai artikel dgn judul: Reformasi Religius dlm Islam: “Islam Mekah” versus “Islam Medina.” (Al-Islah al-Dini Fi’l-Islam: Islam “Mecca” Fi Muwajahat Islam “Al-Medina.”)

Artikel ini dgn terus terang menunjukkan eksistensi konfrontasi (Muwajahat) antara Islam yg diturunkan di Mekah dan Islam yg kemudian diturunkan di Medinah.

Dibawah ini ringkasan artikel tsb, menyusul analisa dan komentar saya. Penulis memulai teorinya ttg eksistensi “dua Islam”.




S

udah lama orang Barat mendengarkan adanya dua versi Islam dari dua kelompok Muslim. Yang satu mengatakan bahwa, “Islam adalah agama toleransi, damai dan pengampunan.” Yang lainnya mengatakan bahwa, “Islam adalah agama jihad, pembunuhan, kekerasan dan penekanan terhdp non-Muslim.”

Jadi, yang mana Islam yang sebenarnya? Yang mana dari kedua pernyataan kontradiktif ini dapat dipercaya?

Salah satu penjelasan adalah bahwa sebenarnya memang ada DUA ISLAM. Yang satu Islamnya Mekah, dan lalu, Islamnya Medinah. Islam yg pertama (Islam Mekah) memang kedengaran damai tanpa embel-embel kekerasan; itu karena Muhamad saat itu masih lemah dan ditekan oleh kepemimpinan suku Quraish.

“Tetapi ketika ia hijrah ke Medinah, ia menjadi kuat dan akhirnya membentuk Negara islam. Selama era ini (622-632,) ia menerima surah-surah yg menyerukan Jihad melawan kafir di Mekah dan juga Yahudi dan Kristen di kawasan Arab. Oleh karena itu, mereka yg mengatakan bahwa Islam adalah agama damai, memang benar… tetapi mereka yang mengatakan bahwa islam adalah agama jihad (kekerasan), JUGA BENAR.

“Jadi, jika kita ingin mencapai reformasi yg nyata, kita harus mengadopsi pandangan baru terhdp teks suci dan meningkatnya fiqh (hermeneutika) baru yg didasarkan kpd nalar/logika (reason) yang sejelas dan seterang ilmu-ilmu baru. Oleh karena itu, para reformis harus berpihak pada Islamnya Mekah, dgn dasar spiritualitas, toleransi dan cinta; dan menolak Islam Medinah yg mempromosikan kekerasan dan jihad melawan non-Muslim.”

Analisa

Setelah kematian Muhamad, para kalif memulai jihad utk menguasai seluruh dunia, dan dalam 100 tahun, kekuasaan Islam tersebar dari Spanyol ke India. Baik fakta sejarah, maupun dari surah-surah Medinah dlm Quran menunjukkan bahwa Islam adalah agama yg mendorong kekerasan dan disebarkan lewat ancaman pedang.

Muslim tidak lelahnya mengutuk imperialisme Barat, tetapi anehnya, mereka menyukai futuhat (perebutan atau invasi) mereka atas daerah-daerah luas di Asia, Afrika dan Eropa. Quran, bagian surah Medinah mengandung eksistensi perintah ilahi bagi perang dunia melawan kafir yg kemudian menimbulkan konsep Daru’l Islam (Wawasan Islam,) dan Daru’l Harb (Wawasan Perang!)

Nah, kini Muslims ‘moderat,’ karena ingin menghindari dimusuhinya Islam oleh seluruh dunia karena kelakuannya yg norak itu, ingin agar ‘agama’ mereka lebih menampakkan wajah lembut dan mampu hidup berdampingan dgn ke 5 milyar non-muslim. Muslims moderat ini kemudian menyerukan agar diberlakukannya surah-surah Mekah, yaitu surah-surah yg bersifat damai.

Komentar

Muslim moderat memang boleh bermimpi. Sayangnya, akar Islam tertanam kuat diseluruh tubuh Qur’an, Hadis dan Sunnah. Tidak ada sedikitpun dlm teks-teks otoritatif ini, ataupun dlm cara-cara Islam disebarkan dlm ke 14 abad terakhir ini, yg membolehkan pembatalan surah-surah tertentu. Doktrin orthodox yg tertanam kuat dlm Qur’an adalah bahwa teks Quran ‘tidak diciptakan’. Pd abad ke 9, Imam Hambali, salah seorang dari keempat aliran interpretasi Shari’ah, memilih utk lebih baik dipenjara ketimbang harus mengenyampingkan doktrin ini. Ia akhirnya berhasil dlm kegigihannya menyatakan Qur’an sbg qadim, yaitu sudah dari sononya eksis di surga. Jadi Muslim tidak bisa seenaknya comot mencomot, pilih memilih antara surah Mekah ataupun Medinah.

Dan sayangnya bagi Muslim ’reforman’ ini, mereka tidak memiliki tradisi spt tradisi Kristen. Dlm tradisi Kristen, Perjanjian Lama harus ditafsirkan dlm konteks Perjanjian Baru. Jadi, sejak Perjanjian Baru mengajarkan dua kawasan yg sangat berbeda: kawasan Tuhan dan kawasan “Caesar,” teokrasi di daerah-daerah yg didominasi Kristen bukan tujuan agama mereka.

Juga, bagian-bagian Perjanjian Baru yg membahas ttg perebutan Tanah Perjanjian dan aspek-aspek hukum Musa (kecuali ‘the 10 Commandments’) dianggap sbg hal-hal yg dihubungkan atau dikontekstualisasikan dgn sebuah waktu khusus dan oleh karena itu tidak normatif bagi masa kini.

Kitab Kristen menggambarkan dua tahap, yg pertama adalah tahap temporer dan persiapan, sementara tahap kedua adalah tahap akhir. Memang setelah Kaisar Romawi, Konstantin, memeluk Kristen, garis demarkasi antara Negara dan gereja membaur. Dan setelah jatuhnya kerajaan Romawi, gereja di Barat mencoba mencampuri urusan Negara. Namun, ini bertentangan dgn ajaran Injil. Oleh karena itu juga, para Kristen ‘reforman’ di abad ke 16 menyerukan bagi dikembalikannya dasar-dasar ajaran Injil (perpisahan agama dari urusan negara).

Selama 500 tahun, para pakar Muslim yg memimpikan reformasi ala Protestan semacam yg dilakukan Luther, Calvin dan Knox, sampai sekarang masih hanya dapat bermimpi. Kitab mereka sendiri yg tidak memungkinkan hermeneutika radikal spt yg diserukan penulis pada permulaan artikel ini.

Saya tidak dapat mengatasi dilemma ini. Muslim memang tidak memiliki jalan keluar. Saya juga ingin tahu berapa banyak Muslim reforman yg menyerukan bagi diberlakukannya surah-surah Mekah sbg satu-satunya standar bagi politik Islam!



Sumber:
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=3332

http://www.420megs.com/users/undressing-islam/two-faces-of-quran.htm
http://www.faithfr.dreamhosters.com/Articles/AbulKasem50623.htm