SWARA NON-MUSLIM

Blog ini di-dedikasikan bagi kalangan non-muslim Indonesia!

Hi guys, apa kabar? Gimana keadaan di Indonesia sekarang?

FYI:

Sementara blog ini sedang di maintenance silakan click blog ini

-------> nabimuhamad.wordpress

Semua artikel di blog itu bisa langsung di download (PDF file). Juga tersedia terjemahan buku-buku "subversif" dalam bhs Indonesia yg tidak mungkin boleh diterjemahkan & disebarkan secara 'legal' di negara-negara mayoritas islam, include Indonesia, karena akan bikin para muslimer penganut "agama damai" itu ngamuk bin kalap.

Buruan download ebook-nya mumpung belum disensor oleh muslim yg ketakutan islamnya dibongkar habis kepalsuannya.

Untuk info lainnya silahkan email aku: namasamaran@riseup.net atau follow twitterku:@islamexpose

Selamat datang dalam Terang Kebenaran. God bless you all

Samuel Huntington:

Islam's Bloody Borders
PERBATASAN BERDARAH ISLAM

Dikutip dari:
THE CLASH OF CIVILIZATIONS
and the Remaking of World Order
,
by: Samuel P Huntington.


{Catatan: Buku Huntington tersebut sudah diterbitkan dalam bahasa Indonesia. “BENTURAN ANTAR PERADABAN; Dan Masa Depan Politik Dunia.” Penerbit Qalam, Yogyakarta, 2002. Khusus pada topik ini, dapat dibaca di Bagian Keempat, Benturan AntarPertadaban, 10. Perang Transisi Menuju Perang Dunia, Insiden Berdarah di Berbagai Wilayah Islam, hal. 484}


Samuel Huntington adalah profesor, political scientist, Harvard dan tesisnya adalah yang paling penting yang pernah diterbitkan abad ini. Bukunya merupakan bacaan wajib bagi mahasiswa sosiologi & politik (pandangannya juga banyak dianut dan dikutip oleh kalangan akademisi dan pengamat sosial politik di Indonesia. Hampir tak ada aktivis mahasiswa yang tidak kenal namanya. -admin).

Dalam tesis yang provokatif ini, BENTROKAN PERADABAN, ia berbicara tentang meningkatnya pertentangan antara barat dengan budaya-budaya yang didasarkan pada agama dan dogma. Ia mempelajari etnisitas dan bagaimana budaya-budaya barat dan Timur mempengaruhi kerusuhan diseputar dunia.

Dalam bukunya ini, penulis mengatakan bahwa ada bangsa-bangsa yang semakin menekankan etnisitas dan agama mereka sambil menolak prinsip Barat seperti demokrasi, human rights (HAM), liberty (kebebsan), the rule of law dan pemisahan antara agama dan negara. Ini membuat posisi Barat semakin terdesak dan mempertanyakan filsafah multikulturalisme yang tadinya mereka banggakan dalam rangka menampung imigran.

Salah satu bab yang paling menarik disebut dengan ISLAM'S BLOODY BORDERS, Chapter 10, p 254. Ini ringkasannya:

Islam Bloody's Borders
PERBATASAN BERDARAH ISLAM


32 konflik etnis terjadi semasa Perang Dingin, termasuk perang garis perbatasan (fault line wars) antara Arab-Israel, India-Pakistan, Sudan Muslim-Kristen, Kaum Budha Srilanka-Tamil, Kelompok Lebanon Shiah-Maronite.

Mayoritas konflik terjadi diperbatasan Europa-Asia dengan Afrika yang memisahkan Muslim dari Non-Muslim. Sementara di tingkat makro atau global, bentrokan peradaban adalah antara Barat melawan sisa dunia lainnya. Pada tingkat mikro atau daerah, bentrokan adalah antara Islam dan lainnya.

Antagonisme intens dan konflik berdarah terus terjadi antara orang-orang Muslim setempat melawan Non-Muslim. Di BOSNIA, muslim terlibat perang berdarah melawan Serbia Ortodoks dan Kroasia Katolik. Di KOSOVO, Muslim Albania melawan pemerintah Serbia. Sementara ALBANIA juga melawan pemerintahan Yunani gara-gara hak masing-masing minoritas di masing-masing negara. Di CYPRUS, Muslim Turki konflik dengan Yunani Ortodoks dan saling mempertahankan bagian negara yang saling bermusuhan. Di CAUCASUS, Muslim Turki melawan Armenia dan Muslim Azerbaijan melawan Armenia mengenai Nagorno Karabakh. Di CAUCASUS UTARA, selama 200 tahun orang Chechen, Ingush dan Muslim lainnya terus menerus terlibat perang melawan Rusia, sampai tahun 1994. Pertempuran juga berlangsung antara Ingush dengan Ossetia Ortodoks. Di VOLGA basin, Muslim Tatar memerangi Rusia semenjak lama dan permulaan tahun 90-an mencapai kompromi bagi kedaulatan terbatas.

Sepanjang abad ke 19, Rusia melebarkan jajahan secara paksa terhadap rakyat Muslim di ASIA TENGAH. Pada tahun 80-an, AFGHANISTAN perang dengan Rusia, saling mempertahankan pemerintahan Islam masing-masing. Di XINJIANG, kelompok-kelompok Uighur dan Muslim lainya menentang budaya Cina dan mengembangkan hubungan dengan saudara sesama suku dan agama di negara-negara bekas republik Soviet.

PAKISTAN dan INDIA bertarung dalam 3 peperangan sementara pemberontak Muslim melawan pemerintahan India di Kashmir. Para imigran Muslim memerangi suku-suku tradisional di Assam. Muslim dan Hindu terus menerus terlibat bentrokan berdarah diseputar India. Di BANGLADESH, Budhis memprotes diskriminasi oleh mayoritas Muslim, sementara di MYANMAR, Muslim memrotes diskriminasi mayoritas Budhis. Di MALAYSIA dan INDONESIA, Muslim secara periodik mengakibatkan kerusuhan terhadap minoritas Cina. Di selatan THAILAND, kelompok Muslim memberontak melawan pemerintah Budhis, sementara di selatan FILIPINA, pemberontak Muslim menuntut kemerdekaan dari negara mayoritas Katolik tersebut. Di Indonesia, TIMOR TIMUR Katolik melawan represi pemerintahan Muslim.

Di TIMUR TENGAH, konflik Arab dan Yahudi di Palestina dimulai dari pembentukan negara Yahudi. 4 perang terjadi antara Israel dengan negara-negara Arab, dan Palestina terlibat intifada melawan pemerintahan Israel. Di LEBANON, Kristen Maronit melawan Shiah dan kelompok Muslim lainnya. Di ETHIOPIA, kelompok Amhara Orthodox menekan kelompok-kelompok etnis Muslim dam menghadapi pemberontakan Muslim Oromos.

Di AFRIKA, sejumlah konflik terjadi antara orang Arab/Muslim di Utara dan suku-suku kulit hitam animis/Kristen di Selatan. Perang paling berdarah antara Kristen-Muslim terjadi di SUDAN. Politik NIGERIA didominasi oleh konflik antara Muslim Fulani-Hausa di bagian Utara dan suku-suku Kristen di Selatan.

Di semua tempat ini, hubungan antara Muslim dan budaya2 lain---Katolik, Protestan, Ortodoks, Hindu, Cina, Budhis, Yahudi----selalu panas/antagonistic; kebanyakan di tahun 90-an. Dimanapun anda melihat perimeter Islam, MUSLIM SULIT HIDUP DAMAI DENGAN TETANGGANYA.

Muslim berjumlah SEPERLIMA dari penduduk dunia, namun pada tahun 90-an paling banyak terlibat kekerasan antar-kelompok (intergroup violence) dibanding dengan kelompok-kelompok budaya lain. Buktinya berlimpah :

1) Muslim terlibat dalam 26 dari 50 konflik etnopolitis pada tahun 1993-1994.

(Lihat table 10.1). Duapuluh (di edisi Indonesia, malah disebut duapuluh lima. -ed) dari limapuluh konflik ini adalah antara kelompok dari budaya berbeda, Limabelas diantaranya adalah antara Muslim dengan Non-Muslim. Singkatnya, konflik antar budaya yang melibatkan Muslim terjadi TIGA KALI LEBIH BANYAK daripada konflik antara semua budaya Non-Muslim. Konflik antar sesama Muslim juga lebih banyak dari konlfik budaya lainnya.

Berbeda dengan Islam, Barat hanya terlibat dalam DUA konflik antar-budaya dan DUA antara sesama budaya. Konflik antara sesama Muslim juga mencatat jumlah korban lebih tinggi. Dari 6 perang dimana 200.000 orang terbunuh, 3 (Sudan, Bosnia, Timor Timur) adalah antara Muslim dengan Non-Muslim. 2 (Somalia, bangsa Kurdi-Irak) adalah antara sesama Muslim dan hanya 1 (Angola) yang melibatkan Non-Muslim.

[Intracivilizational = antara sesama budaya | Intercivilizational = antara lain budaya]

Tabel 10.1 Konflik Etnopolitis 1993-1994


Intracivilization

Intercivilization

Total

Islam

11

15

26

Lain-lain

19*

5

24

Total

30

20

50

  • *10 diantaranya konflik antar suku di Afrika.
  • Sumber: Ted Robert Gurr “Peoples against States; Ethnopolitical Conflict and the Changing World System,” International Studies Quarterly, Vol 38 (Sept 1994) pp 347-378.

2) New York Times mengidentifikasi 48 lokasi dimana terjadi sekitar 59 konflik etnis pada tahun 1993. Disetengah jumlah lokasi tsb Muslim bentrok dengan Muslim atau Non-Muslim. Dan 2/3 (21) dari konflik antar budaya ini adalah antara Muslim melawan lainnya.

Tabel 10.2 Konflik Etnis, 1993


Intracivilization

Intercivilization

Total

Islam

7

21

28

Lain-lain

21*

10

31

Total

28

31

59

• *10 konflik etnis di Afrika.
• NY Times, Feb 7, 1993, pp 1,14.

3) dalam analisa lainnya, Ruth Leger Sivard mengidentifikasikan 29 perang (konflik yang melibatkan lebih dari 1000 kematian atau lebih dalam kurun waktu satu tahun) pada tahun 1992. Sembilan konflik antar budaya adalah antara Muslim dengan Non-Muslim dan Muslim sekali lagi terlibat dalam lebih banyak perang dari bangsa-bangsa budaya lainnya.

KESIMPULAN:
Tiga kompilasi data berbeda menyampaikan kesimpulan yang sama; pada permulaan tahun 90-an Muslim terlibat lebih banyhak kekerasan antar sesama (intergrup) dibanding dengan non-Muslim. Duapertiga atau tigaperempat dari perang antar budaya ini adalah antar muslim dan non-muslim. PERBATASAN ISLAM MEMANG BERDARAH, BEGITU PULA DIDALAMNYA. Islam’s borders are bloody, and so are its innards.

RATIO KEKERASAN MUSLIM
Kecenderungan kekerasan Muslim disebabkan semakin tingginya militerisasi masyarakat Muslim. Pada tahun 80-an negara-negara Muslim memliki ratio kekuatan militer (1 tentara per 1000 rakyat) dan upaya militer (ratio militer terhadap kekayaan negara) lebih tinggi dari negaranegara lain. Ini sangat kontras dengan negara-negara Kristen yang rasio kekuatan dan upaya militer termasuk rendah.

Ratio kekuatan rata-rata negara-negara Muslim adalah dua kali dari negara-negara Kristen. (Tabel 10.3). “Jelas”, James Payne menyimpulkan, “ada koneksi antara Islam dan militerisme.”

Tabel 10.3
Militerisme antara negara-negara Muslim dan Kristen


Rata-rata Perbandingan Kekuatan

Rata-rata Upaya Militer

Negara-negara Islam (n=25)

11,8

17,7

Negara-negara lain (n=112)

7,1

12,3

Negara-negara Kristen (n=57)

5,8

8,2

Negara-negara lain (n=80)

9,5

16,9

Sumber: James Payne, Why Nations Arm (Oxford: basil Blackwell, 1989) pp 125, 138-139.


Negara-negara Muslim juga memiliki kecenderungan tinggi untuk menggunakan kekerasan dalam krisis internasional. Mereka menggunakan kekerasan dalam menghadapi 76 dari total 142 krisis di mana mereka terlibat pada tahun 1928 dan 1979. Dalam 25 kasus, kekerasan adalah unsur utama menghadapi krisis dan dalam 51 krisis negara-negara Muslim menggunakan kekerasan dan cara-cara lain.

Kalau menggunakan kekerasan, negara-negara Muslim menggunakan kekerasan dengan intensitas tinggi (high-intensity violence). 41% kasus melibatkan perang besar-besaran (full-scale war) dan 38% melibatkan bentrokan besar (major clashes).

Muslim menggunakan kekerasan dalam 53.5 % krisis mereka, Inggris hanya menggunakan 11.5%, Amerika 17.9% persen, dan Uni Soviet 28.5%. Hanya kekerasan Cina melebihi kekerasan negara-negara Muslim; Cina menggunakan kekerasan dalam 76.9% krisis yang dihadapinya.

Kesukaan berperang dan kekerasan Muslim adalah kenyataan abad ke 20 yang tidak dapat dipungkiri Muslim maupun non-Muslim. //

TAMBAHAN INFO ATAS SUMBER KONFLIK DUNIA: LIHAT Disini

Conflicts in territories with muslim majorities or minorities:
1. Algeria, Insurgency 1992
2. Indonesia, Aceh 1986
3. Iraq, Kurdistan 1984
4. Sierra Leone, Civil War 1990 -1999?
5. Somalia, Civil War1991
6. Turkey, Conflict with Kurds 1984
7. Burma, Insurgency 1950
8. Georgia, Civil War 1991
9. India, Assam 1985
10. India, Kashmir 1970 s
11. Ivory Coast, Ivory Coast 2002
12. Nigeria, Civil Disturbances 1997
13. Philippines, Moro Uprising1970 s
14. Russia, Chechen Uprising 1992
15. Uganda, Civil Conflict 1980
16. Indonesia, Kalimantan 1983
17. Indonesia, Papua / West Irian 1963
18. Senegal, Casamance 1982
19. Sudan, Second Civil War 1983
20. China, Spratly Islands 1988

Conflicts in territories with NO muslims:
21. Burundi, Civil Conflict 1993
22. Colombia, FARC & ELN Insurgencies1970 s
23. Congo (Brazzaville), Civil Conflict 1997
24. Congo (Zaire), Congo War 1998 -->
25. India, Naxalite Uprising 1967
26. Korea, Korea Confrontation 1953
27. Mexico, Zapatista Uprising 1996
28. Namibia, Caprivi Strip Secession 1966
29. Peru, Shining Path Rebellion 1970 s -->
30. Spain, Basque Uprising 1970 s -->
31. Sri Lanka, Tamil Uprising 1980 s


20 dari 31 konflik = 65 persen dari jumlah konflik melibatkan muslim, sementara muslim hanya mewakili 20 persen jumlah penduduk dunia. Pun jika unsur keterlibatan muslim dari 5 konflik diatas diragukan, muslim tetap bertanggung jawab atas lebih dari separuh jumlah konflik dunia.



Sumber, follow this link.

* ali5196 | Translator.