SWARA NON-MUSLIM

Blog ini di-dedikasikan bagi kalangan non-muslim Indonesia!

Hi guys, apa kabar? Gimana keadaan di Indonesia sekarang?

FYI:

Sementara blog ini sedang di maintenance silakan click blog ini

-------> nabimuhamad.wordpress

Semua artikel di blog itu bisa langsung di download (PDF file). Juga tersedia terjemahan buku-buku "subversif" dalam bhs Indonesia yg tidak mungkin boleh diterjemahkan & disebarkan secara 'legal' di negara-negara mayoritas islam, include Indonesia, karena akan bikin para muslimer penganut "agama damai" itu ngamuk bin kalap.

Buruan download ebook-nya mumpung belum disensor oleh muslim yg ketakutan islamnya dibongkar habis kepalsuannya.

Untuk info lainnya silahkan email aku: namasamaran@riseup.net atau follow twitterku:@islamexpose

Selamat datang dalam Terang Kebenaran. God bless you all

DIALOG

Mantan Muslim,

Mohammad Asghar

Dengan

Jamie Glazov,

Frontpage Magazine




Tamu wawancara Frontpage hari ini adalah Mohammad Asghar, bekas Muslim yang meninggalkan Islam setelah tahu ajaran Islam yang sebenarnya. Selain mempelajari Qur’an selama lebih dari 25 tahun, dia pun menulis tafsirnya untuk setiap ayat – upaya ini dilakukannya untuk membuka mata para pemimpin dan masyarakat non-muslim tentang pesan Qur’an yg sebenarnya.


FP
(Front Page): Mohammad Asghar, selamat datang di Wawancara Frontpage.
Asghar: Terima kasih atas undangannya di Wawancara Frontpage

FP: Mohon beritahu latar belakang dan bagaimana kau dibesarkan sebagai Muslim.
Asghar: Aku lahir dari keluarga Muslim yang taat di Bangladesh. Orangtuaku melakukan semua ibadah Islam dan mereka pun mendidik anak2 mereka untuk melakukan hal yang sama. Seperti anak2 Muslim di lingkunganku, aku pun belajar Islam di madrasah dan belajar membaca Qur’an tanpa mengerti apa yang kubaca.

Di usia mudaku, aku berusaha untuk hidup sebagai Muslim sejati. Aku melakukan sholat, meskipun tidak sempurna; ziarah ke kuburan orang2 suci Islam; merayakan ultah Nabi Islam, meskipun tiada Muslim yang tahu tahun kelahiran sang Nabi; merayakan kenaikannya ke Surga dan memuji-muji dirinya, dengan penuh rasa sangat cinta pada sang Nabi. Aku selalu ikut setiap saat orangtua dan
para tetanggaku mengadakan Mehfil-e-Milad --- kegiatan yang dilakukan masyarakat Muslim di anak benua India untuk menguatkan penerapan Islam dalam hidup mereka. Aku percaya bahwa semua yang kulakukan itu merupakan bagian dari kewajiban pada Allah SWT dan nabinya, dan jika aku tidak menyenangkan hati mereka maka aku tidak akan masuk surga setelah mati.

FP: Ngapain sih ngajarin anak2 baca Qur’an tanpa menjelaskan artinya pada mereka?
Asghar: Berdasarkan laporan2 simpang siur, sekarang ada sekitar 1,565 juta Muslim di dunia. Dari semua ini, hanya 300 juta yang mengerti dan bicara bahasa Arab. Karena Qur’an ditulis dalam bahasa Arab kuno yang diucapkan oleh suku Arab Quraish di abad ke-7 di Mekah, maka sukar sekali untuk mengerti Qur’an, bahkan bagi Muslim Arab modern sekalipun.
Ada sekitar 1,2 milyar Muslim di anak benua India dan Asia Tenggara. Hampir semua dari mereka tidak mengerti bahasa Arab. Bahkan orang2 yang dikenal sebagai Hafez-e-Qur’an yang hafal seluruh ayat Qur’an di luar kepala pun tidak mengerti arti kata2 yang mereka hafalkan mati2an.

Berdasarkan kenyataan ini, pertanyaannya adalah mengapa ya Muslim membaca atau menghafal Qur’an tanpa mengerti artinya? Jawabnya adalah para Muslim, terutama yang non-Arab, menurut saja segala perintah Mullahnya tentang ajaran Islam dan apa yang harus dilakukan Muslim dalam beribadah Islam
bagaikan kerbau dicocok hidungnya. Semua yang diperintahkan dituruti saja. Hal ini terutama terjadi pada Muslim2 yang miskin dan buta huruf. Hal inilah yang jelas2 terjadi di masyarakat Muslim India.

Para Mullah mengatakan pada Muslim bahwa membaca atau melafalkan Qur’an dalam bahasa Arab merupakan cara termudah menyenangkan hati Allah SWT, dan jika tidak dilakukan maka orang atau Jin tidak akan masuk Surga (Jannat – bahasa Arab) di hari Kiamat. Rasa percaya akan hal ini mendorong Muslim miskin dan kaya, buta huruf atau tidak, untuk membaca Qur’an dalam bahasa Arab tanpa mencoba mengerti makna kata2 yang dibaca atau dilafalkannya. Mereka pun kemudian mengajarkan anak2 mereka untuk membaca dan melafalkan ayat2 Qur’an tanpa mengerti maknanya untuk diucapkan dalam sholat sehari-hari.

FP: Ini sungguh mengherankan: para Muslim beribadah dengan mengucapkan
mantra” (membaca ayat2 quran. -red) berulang-ulang yang mereka sendiri tidak mengerti artinya. Lalu apa sih yang membuatmu mempertanyakan ajaran agama Islam?
Asghar: Sekitar 25 tahun yang lalu, aku mendapat kejutan hebat dalam hidupku ketika seorang Maulvi (imam Muslim) melarang aku mengubur jenazah ibuku karena, menurut dia, ibuku tidak memakai baju mayat yang sesuai dengan aturan Islam. Baju yang dikenakan ibuku adalah
Lungi yang biasa dipakai masyarakat Bangladesh, dan bentuknya mirip dengan pakaian orang2 Malaysia atau Burma (bentuknya mirip sarung, sehingga kalau tidak pakai celana dalam maka bagian kemaluan bisa terlihat).

FP: Mengapa kau mengenakan baju Lungi itu pada jenazah ibumu?
Aghar: Lungi, sama seperti pakaian Sari yang dikenakan wanita India, merupakan baju daerah yang biasa dipakai orang2 Bangladesh. Yang ditutupi adalah bagian bawah tubuh. Karena lungi terbuka bagian bawahnya, maka para Mullah Muslim mengatakan pakaian itu tidak cocok dikenakan Muslim. Kurang menutupi aurat, dan mempertontonkan aurat ke bumi merupakan dosa besar, begitu pendapat mereka.
Tapi aku tidak pernah mendengar Mullah manapun menyatakan hal seperti itu untuk baju Sari
(baju India). Sari itu seperti sarung yang dililitkan wanita di bagian pinggang mereka; dan bagian bawahnya ya seperti Lungi, yakni terbuka. Bumi (kalau punya mata) bisa dengan jelas melihat aurat mereka, tapi anehnya, para Mullah cuek aja istri2 mereka mengenakan Sari.

FP: O, begitu, ya? Baiklah. Lalu mengapa masalah Lungi ini sangat mempengaruhimu?
Aghar: Kejadian ini menyadarkan diriku apa sebenarnya yang diutamakan Islam, dan apa yang sebenarnya diajarkan Qur’an pada umat Muslim. Aku mulai baca Qur’an dalam bahasa Inggris, yang diterjemahkan oleh Abdullah Yusuf Ali dan Mohammad Marmaduke Pickthall, juga Qur’an dalam bahasa Bengali dan Urdu. Hal ini kulakukan untuk memeriksa apakah yang tercantum dalam bahasa Inggris sama artinya dengan yang tercantum dalam bahasa Bengali dan Urdu dan apakah semuanya sesuai dengan Qur’an dalam bahasa Arab.

Yang kubaca dalam Qur’an ternyata sangat mengejutkan diriku. Aku tidak percaya bahwa Allah SWT, ini juga kalau dia itu benar2 ada, bisa menyampaikan firman2 tertentu pada Muhammad dan para pengikutnya. Misalnya, aku tidak percaya Sang Penguasa Jagad Raya memerintahkan hal ini pada Muslim:
Q 2:223
Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.

Dengan mengatakan pada pria Muslim bahwa mereka bisa ngeseks dengan istri2 mereka “bagaimana saja kamu kehendaki,” Allah SWT dengan sengaja memberi hak pada para suami Muslim untuk memperkosa istri2 mereka. Ayat ini jelas tidak meminta suami menghormati kehendak istri, atau melakukan foreplay (rangsangan awal) sebelum ngeseks segala. Tanpa persetujuan istri dan foreplay, maka tak jelas apakah hubungan seks terjadi atas dasar mau sama mau. Bagi Allah SWT, yang penting suami melakukan ibadah Islam terlebih dahulu yakni mengucapkan doa padaNya, sebelum memperkosa istri2 mereka. Bagi Allah SWT, rupanya doa ini sudah cukup untuk menyucikan dosa suami memperkosa istri di hari Penghakiman.

FP: Tentang perkosaan istri di Q 2:223, jika Allah SWT tidak berfirman akan hal ini, maka dari mana dong datangnya ayat ini? Siapa yang menciptakan ayat ini dan mengapa?
Aghar: Menurut pengamatanku, Qur’an itu hanyalah catatan apa yang Nabi Islam lakukan dan katakan semasa hidupnya. Umatnya mengingat dan menyampaikan hal ini pada para pengumpul Qur’an ketika mereka sedang berusaha menyusun Qur’an dalam
satu buku. Karena itulah maka isi Q 2:223 sesuai dengan perbuatannya di masa hidupnya dan apa yang dikatakan pada umatnya.

Mari kita baca Hadis Muslim, buku 8, nomer 3240:
Jabir melaporkan bahwa Rasul Allah SWT (semoga damai besertanya) melihat seorang wanita, karenanya dia lalu mendatangi istrinya, Zainab, yang sedang mewarnai kulit dan ngeseks dengannya. Setelah itu Rasul Allah SWT mendatangi para sahabatnya dan berkata pada mereka: Wanita itu datang dan pergi dalam bentuk setan, maka jika salah satu dari kalian melihat seorang wanita, maka dia harus menghampiri (ngeseks dengan) istrinya, karena itulah cara menolak godaan dalam hatinya.

Yang dilakukan Nabi terhadap istrinya yang sedang tidak siap adalah sama dengan isi Q 2:223, yakni pria Muslim boleh ngeseks dengan para wanitanya tanpa
kehendak istri, juga termasuk memperkosa istri (marital rape), jika hal itu menyenangkan hatinya.

FP: Apakah karena itu kau
meninggalkan islam?
Asghar: Ya. Aku sekarang adalah m
antan muslim. Aku tidak lagi melaksanakan ajaran dan ibadah Islam, karena kuanggap itu terlalu kasar dan tidak cocok bagi manusia beradab.

FP: Bagaimana reaksi keluarga dan masyarakatmu sewaktu tahu kau
meninggalkan islam? Apakah nyawamu dalam bahaya?
Asghar: Aku sampaikan pada keluarga apa yang kubaca dalam Qur’an dan mereka ternyata setuju denganku. Tapi tidak begitu dengan masyarakat lingkunganku. Bagi mereka, aku ini Pariah (sampah masyarakat). Sebagian besar kawan2ku berhenti bicara padaku, takut ikut2an m
eninggalkan islam, dan sebagian lagi mengancamku. Setelah sadar aku dalam bahaya, maka aku sekeluarga melarikan diri ke Amerika Serikat.
Di sini sih aku merasa aman, meskipun sekarang aku sudah menerima dua ancaman bunuh. Departemen Kehakiman di AS telah menjamin untuk menolongku jika aku merasa nyawaku terancam. Aku dan sekeluarga berhutang budi pada AS yang melindungi kami.

FP: Bagaimana dampak pemikiranmu akan Islam terhadap Muslim dan non-Muslim?
Asghar: Muslim sendiri sebenarnya merupakan korban Islam. Banyak dari mereka yang tahu akan hal ini, tapi sebagian besar Muslim berjalan sambil tidur dan tidak pernah menyadari hal ini. Islam telah merubah mereka jadi robot; kebanyakan Muslim hanya melakukan apa yang diperintah Allah SWT saja. Hal ini jelas tampak dalam kehidupan Muslim di mana sebelum mereka melakukan sesuatu selalu memulainya dengan kata “Bismillah…”

Mereka percaya bahwa tanpa ijin Allah SWT, maka mereka tidak akan mencapai apapun.

Karena Allâh meminta Muslim untuk percaya yang Tak Terlihat dan setia melakukan sholat (Q 2:2), maka kebanyakan Muslim menghabiskan banyak sekali waktu untuk bersholat padaNya. Karena yakin banget bahwa mengajarkan Qur’an merupakan kewajiban dalam hidup, maka para Muslim menghasilkan banyak sekali imam2 dan para ahli Islam, sejak jaman dulu sampai detik ini, dan bukannya menghasilkan banyak ilmuwan dan sarjana2 yang berguna bagi perbaikan hidup umat manusia. Lihatlah statistik berikut yang menjelaskan banyaknya ‘orang2 terpelajar’ di dunia Muslim:

Anggota OIC (Organization of Islamic Conference = Konferensi Organisasi Islam) berjumlah 57 negara, dan semuanya memiliki total 500 universitas; yang berarti satu universitas bagi setiap 3 juta Muslim.

Di Amerika Serikat, terdapat 5.758 universitas; di India 8.407 universitas. Di tahun 2004, Shanghai Jiao Tong University menyusun daftar tingkat kualitas universitas2 di dunia, dan tiada satu pun universitas di negara Muslim yang menempati peringkat 500 terbaik. Hal ini jelas menunjukkan bahwa masyarakat Muslim kurang berpendidikan; ini tentunya banyak berhubungan dengan iman Islam mereka. Dalam 105 tahun terakhir, hanya 3 penghargaan Hadiah Nobel yang dimenangkan oleh 1,4 milyar Muslim (di luar Hadiah Perdamaian), sedangkan 14 juta Yahudi telah berhasil memenangkan 180 Hadiah Nobel dalam periode waktu yang sama.

FP: Apa sih sebenarnya tujuan mengajarkan Muslim sholat terus-menerus seperti itu? Jika ini bukan yang Allâh inginkan, dan anggap saja ini hanya aturan buatan manusia, maka apa sebenarnya tujuan perintah sholat ini? Mengapa mengajarkan Muslim melakukan hal ini?
Aghar: Sebelum Islam ada, masyarakat pagan di Jazirah Arabia sembahyang tiga kali sehari; yakni di waktu fajar, siang hari, dan senja, dengan menghadap ke Ka’bah (ref. Washington Irving, Mahomet & his Associates, hal. 31). Muhammad menyerap ibadah pagan Quraish ini dalam Islam dan dia memerintahkan umatnya melakukan sholat, dari dua kali, tiga kali, atau empat kali sehari. Dalam Qur’an, dia tidak memberi ketetapan yang jelas berapa kali Muslim harus melakukan sholat setiap hari. Muslim Sunni menganggap Muslim harus melakukan sholat lima kali sehari, sedangkan Muslim Syiah umumnya melakukan sholat tiga kali sehari (Dr. Rafiq Zakaria; Muhammad and the Quran, hal. 74).

Sang Nabi Islam menetapkan sholat setiap hari dalam Islam karena alasan ini:
Sewaktu dia masih lemah secara ekonomi dan militer, dia perlu meyakinkan masyarakat pagan Quraish di Mekah bahwa ibadah agama yang dikhotbahkannya tidaklah sangat berbeda dengan ibadah agama pagan Quraish. Dengan meyakinkan hal itu, dia berharap masyarakat pagan Quraish bersedia memeluk Islam tanpa banyak tentangan. Dia terus menerapkan cara ini sewaktu dia hijrah ke Medinah, di mana kaum Yahudi menolak ajaran agama Islamnya. Untuk menarik simpati Yahudi, dia mengubah arah kiblat sholat Islam dari Ka’bah ke Yerusalem. Ketika hal ini ternyata tetap tidak mendatangkan simpati dari pihak Yahudi, Muhammad mengubah arah kiblat dari Yerusalem balik lagi ke Ka’bah.

Sholat Islam menjadi lebih penting lagi setelah para pemimpin Muslim mulai melakukan penjajahan ke tanah2
non-muslim. Awalnya, para Muslim sangat miskin dan merana, tapi mereka jadi begitu kaya dan berkuasa di seluruh Timur Tengah setelah berhasil menjarah dan mengalahkan daerah2 tersebut. Iming2 wanita cantik dari daerah2 kafir juga merupakan alasan mengapa para Muslim jadi begitu bersemangat berperang mengalahkan musuh2 non-muslimnya.

Al-Baladhuri, ahli sejarah yang paling lengkap mencatat penjajahan Muslim terhadap tanah
non-muslim, menjelaskan bahwa dalam usaha mengalahkan Syria, kalifah Abu Bakr “menulis pada masyarakat Mekah, al-Taif, al-Yaman dan seluruh masyarakat Arab di Najd dan al-Hijaz untuk melakukan ‘perang suci’ dan membangkitkan minat mereka dengan barang2 jarahan dari kaum non-muslim (harta benda non-muslim yang dikalahkan, termasuk wanita2 non-muslim). Rustam, jendral perang Persia yang mempertahankan Persia dari serangan Arab Islam, menulis surat berikut: “Aku melihat bahwa kalian melakukan penyerangan hanya karena alasan murahan: cari nafkah dan karena miskin.”

Hal ini pun ditulis dalam syair Hamasah oleh abu-Tammam:
Bukan, bukan surga yang jadi tujuanmu kalian orang2 nomad (masyarakat yang tak punya tempat tinggal tetap);
Tapi, aku percaya, tujuanmu adalah karena ingin dapat roti dan buah2 kurma.(dikutip oleh Phillip K. Hitti, History of the Arabs, hal. 144)

Semakin banyak para budak Allâh melakukan penyerangan, semakin besar pula nafsu mereka akan harta kekayaan dan wanita. Hal ini membuat para penguasa Islam khawatir tidak mampu mengontrol pasukannya. Untuk mengatasi masalah, maka mereka pun menetapkan kewajiban sholat lima waktu, yang harus dilakukan dengan pelafalan ayat2 Qur’an, lengkap dengan gerakan2 yang telah diwajibkan, agar pikiran mereka teralihkan sebentar dari nafsu menjarah harta dan wanita kafir setiap hari. Jadi sholat digunakan sebagai indoktrinasi dari para penguasa Islam untuk mengontrol pikiran para tentara Muslim. Usaha ini ternyata sukses, dan karenanya sholat lima waktu tetap dijalankan sebagai bagian dari kehidupan Muslim. Di jaman sekarang, Muslim berharap menyenangkan hati Allâh, dengan menghabiskan waktu banyak untuk bersholat dan bukannya untuk bekerja keras. Akibatnya mereka pun jadi miskin dan ekonomi negara jadi terganggu. Semakin cepat Muslim menyadari hal ini, semakin baik pula nasib mereka dan juga seluruh dunia.


FP: Sebagian besar dunia Muslim hidup dalam kemiskinan. Apakah ini ada hubungannya dengan agama dan ideologi Islam?
Aghar: Tentu saja. Kemiskinan itu merupakan bagian dari diri Muslim. Kebanyakan Muslim percaya mereka miskin karena begitulah yang telah ditakdirkan Allâh bagi mereka. Pada saat masyarakat lain di negeri
non-muslim berjuang keras melawan kemiskinan dan memperbaiki ekonomi mereka agar jadi lebih makmur, kebanyakan Muslim malah pasrah dan menerima kemiskinan mereka. Mereka menyangka kemiskinan mereka adalah hukuman Allâh karena mereka kurang beriman dan beribadah. Banyak negara2 Muslim yang mengesampingkan harga diri dan kehormatan untuk mendapatkan sedekah dari negara2 kaya yang bersedia membantu mereka.

Di lain pihak, masyarakat Muslim juga tidak bertanggungjawab atas kesalahan dan kemiskinan mereka, dan mereka lebih memilih menyalahkan negara2
non-muslim yang kaya raya dan makmur. Masyarakat Muslim menuduh negara2 non-muslim (terutama Kristen dan Yahudi) itulah yang membuat mereka miskin sampai saat ini. Qur’an juga menambah kebencian di hati Muslim terhadap orang Kristen dan Yahudi dengan mengatakan bahwa Allâh sengaja memberi kekayaan pada para non-muslim di dunia, tapi nantinya akan menghukum mereka di neraka (Q 10:69, 70). Karena percaya akan hal ini, maka Muslim tidak hanya membenci non-muslim yang kaya, tapi mereka pun diam2 berharap untuk dapat menghancurkan agama2 Kristen dan non-Islami lainnya dari muka bumi.

FP: Apakah ini alasan mengapa Islam mengajarkan Muslim untuk berperang melawan kafir?
Aghar: Iya. Seperti yang telah kita semua ketahui, Islam memang membagi dunia dalam dua golongan: Darul Islam (dunia Islam) dan Darul Harb (dunia kafir). Karena Muslim adalah tentara Allâh, maka mereka harus memenuhi keinginan Allâh seperti yang tertulis dalam Qur’an yakni Muslim harus merampas tanah
non-muslim dan memaksa mereka memeluk Islam, dan membunuh mereka jika tidak mau (lihat Q 9:29). Ini merupakan kewajiban terhormat yang diperintahkan oleh Allâh pada Muslim di bulan Shawwal, AH 9, dan perintah ini dibacakan di depan masyarakat Muslim oleh Hadrat Ali di saat ibadah haji dua bulan kemudian agar semua Muslim sadar akan kewajiban ini” (Abdullah Yusuf Ali, The Holy Quran, as corrected by the King of Saudi Arabia, p. 494).

Ajaran Qur’an ini secara efektif dan otomatis telah membuat Muslim jadi sangat benci pada Kristen
& Yahudi. Qur’an juga memerintahkan Muslim untuk tidak berteman dengan kaum Kristen dan Yahudi, dengan menuduh orang2 Kristen dan Yahudi berkawan satu sama lain untu menyerang umat Muslim dan Islam.

Selain benci terhadap umat Kristen dan Yahudi, Muslim pun ternyata sangat benci pula pada umat pagan (dalam bahasa Arabnya adalah musyrikin). Hal ini karena Qur’an menyebut umat pagan kafir itu najiz (lihat Q 9:28 ), dan karenanya tidak layak hidup di bumi Allâh. Dengan demikian, Muslim harus menumpas mereka di mana pun mereka berada untuk memenuhi perintah Allâh dalam Q 9:5. Ini sungguh perintah yang berbahaya bagi seluruh
non-muslim di dunia yang tidak menyembah Allâh.

Semua hal tentang Islam ini harus dinyatakan pada masyarakat
non-muslim di seluruh dunia agar mereka bersiap terhadap ancaman besar Islam di dunia. Non-muslim harus memperhatikan dengan seksama apa yang tertulis di Qur’an demi keselamatan mereka sendiri dan juga anak cucu mereka.

FP: Apakah kau bersikap optimis atau pesimis bahwa pihak Barat bisa melawan rencana Islam ini?
Asghar: Aku sedih melihat kenyataan pihak Barat tidak belajar apapun dari Qur’an, sejarah Islam, dan para pengikutnya. Contoh2 berikut menjabarkan jalan pikiran Muslim dan apa yang Allâh ingin mereka lakukan untuk merebut bumi dari orang2 Yahudi, Kristen, Budha, pagan, dan pengikut2 agama non-Islam lainnya:

1. Muhammad datang ke Medina sebagai pengungsi dari Mekah. Dalam waktu 10 tahun, dia jadi penguasa tunggal melalui cara pembunuhan dan pengusiran suku2 Yahudi di Medinah, dan dengan cara memaksa pagan Arab untuk memeluk Islam. Melalui perbuatannya, Muhammad mengajarkan Muslim bahwa kuantitas Muslim-lah yang penting dan bukan kualitasnya, sebab dengan jumlah yang banyak inilah mereka bisa menguasai dunia. Jika saja dia dulu tahu bahwa jumlah orang yang banyak nantinya tidak berarti dalam menghadapi senjata pemu
snah massal, maka tentunya dia akan mengajarkan Muslim untuk mempersenjatai diri terlebih dulu sebaik-baiknya, sebelum mengamuk bunuh non-muslim demi menguasai dunia.

2. Abyssinia, merupakan negara Kristen di abad ke-7 M, dan merupakan negara pertama yang bersedia menampung pengungsi2 Muslim dari Mekah. Tatkala jumlah Muslim semakin banyak dan jadi kuat, mereka ‘lupa’ akan belas kasihan pemimpin Kristen dan mereka malah balik menyerang penguasa Kristen sambil memaksa masyarakat Kristen memeluk Islam. Muslim berhasil menguasai sepertiga dunia dan hampir menaklukkan Eropa sebelum akhirnya mereka dihajar balik tentara Kristen di pintu gerbang Vienna di tahun 1683.

3. Allâh menjanjikan pada Muslim bahwa Dia akan membuat mereka jadi penguasa dunia dan menolong mereka menegakkan Islam di seluruh dunia (Q 24:55,57). Untuk mewujudkan janji ini, Dia memerintahkan Muslim untuk memerangi
non-muslim yang menolak Islam; memancung mereka, dan menundukkan mereka, menawan mereka, dan hanya membebaskan mereka jika mereka bayar uang tebusan (Q 47:4).

Bukannya belajar dari sejarah Muslim di masa lampau, kebanyakan pemerintah dan masyarakat Barat dengan mudahnya percaya bahwa Islam adalah agama damai dan pengikutnya sebaik yang tampak dari luar. Kebanyakan masyarakat kafir malas belajar di pembunuhan2 yang dilakukan Muslim di New York dan Washington, DC . Mereka percaya saja bahwa Islam mengajarkan kebaikan meskipun Theo van Gogh, pembuat film Belanda, mati terbunuh oleh Muslim gara2 membuat film tentang perlakuan terhadap Muslimah dalam Islam. Mereka juga dengan mudahnya percaya bahwa Islam mengajarkan toleransi bahkan setelah mengetahui percetakan2 buku takut menerbitkan kisah tentang Aisyah, istri Muhammad yang masih anak2, karena kemungkinan ancaman bunuh dari Muslim.

Banyak pemimpin dan masyarakat Barat menganggap remeh ancaman Ahmadinejad untuk melenyapkan Israel, dengan mengira dia orang gila saja. Padahal, pada kenyataannya, Ahmadinejad tidak gila, tapi kebenciannya terhadap Yahudi adalah buah imannya pada Allâh yang memang menginginkannya untuk melenyapkan Yahudi dan Israel.

Bagaimana sih caranya Muslim akan menghancurkan Israel dan menguasai dunia jika mereka tidak punya senjata yang memadai untuk mewujudkan impian mereka? Inilah beberapa jawaban dari pertanyaan tersebut:

- Orang2 Iran dan Muslim lainnya akan terus berusaha membuat senjata nuklir untuk menghancurkan Israel – ini juga merupakan keinginan Dr. Mahathir, PM Malaysia yang dulu, dan dia ucapkan hal ini dengan jelas di hadapan para delegasi Islam di pertemuan OIC di Malaysia tahun 2003. Inilah yang dikatakannya:
“Tidak mungkin tidak ada jalan lain. 1,3 milyar Muslim tidak mungkin bisa dikalahkan oleh beberapa juta Yahudi saja. Pasti ada jalan lain. Dan kita hanya bisa mendapatkan jalan itu jika kita berpikir untuk melihat kelemahan dan kekuatan kita, untuk merencanakan, untuk membuat strategi dan lalu menyerang balik. Sebagai Muslim, kita mencari bimbingan dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Tentu saja perjuangan Nabi selama 23 tahun dapat memberi kita bimbingan apa yang harus kita lakukan. … Kita harus menyusun kekuatan di segala bidang, dan bukan di bidang persenjataan saja. Negara2
muslim harus stabil dan teratur, kuat secara ekonomi dan keuangan, hebat dalam industri, dan maju dalam teknologi. Ini memang butuh waktu, tapi bisa dilaksanakan dan kita memanfaatkan waktu dengan baik jika melakukan hal ini. Kita diajarkan Islam untuk bersabar. Innallahamaasabirin. Sudah jelas ada hikmah dalam kesabaran.”

Sewaktu mempersiapkan diri untuk menyerang Yahudi, Muslim pun mulai pindah dan lalu hidup di negara2
Barat, dengan dua tujuan utama dalam benaknya. Yang pertama adalah cari uang dan yang kedua untuk menanamkan bibit Islam di antara para kafir di negara Barat. Sembari mengajak para kriminal dan sampah masyarakat yang tidak puas dengan keadaan diri sendiri untuk memeluk Islam, para Muslim pun berkembang biak dan punya anak sebanyak mungkin yang bisa dihasilkan para wanita mereka. Jika tidak cukup Muslimah yang ada, mereka pun menjebak wanita non-muslim dan membujuknya untuk memeluk Islam untuk akhirnya menghasilkan banyak anak2 Muslim (mirip peternakan ayam aja. –red).

Setelah jumlah mereka jadi banyak dan kuat secara politik, mereka mulai cari otonomi, dan menuntut punya hak tersendiri di daerah mereka di negara kafir untuk menerapkan Syariah Islam. Hal ini sudah terjadi di India, sedang terjadi sekarang di Filipina, Thailand, dan China.

Yang sekarang sedang terjadi di Barat, jika Pemerintah dan masyarakat terus ngotot menerapkan politik pembenaran (political correctness) dan tidak peduli akan ajaran jahat Islam, maka yang terjadi adalah seperti yang telah dijelaskan oleh Will Durant (1885-1981), sejarawan dan filsuf AS, dalam kata2nya:
“Penjajahan Islam terhadap India kemungkinan besar adalah kejadian yang paling berdarah di sepanjang sejarah. Kejadiannya sangat menyedihkan, karena membuktikan moral masyarakat yang tadinya baik, yang tersusun dalam tatanan yang kompleks dan merdeka, berbudaya, dan damai, dapat berubah dalam sekejap bisa runtuh karena serangan kaum
muslim barbar yang menyerang dan berkembang biak dalam masyarakat itu sendiri."

FP: Nasehat apa yang bisa kau sampaikan pada masyarakat Barat?
Aghar: Mereka perlu tahu apa yang dikatakan Will Durant adalah benar. Kupikir masyarakat Barat harus melakukan langkah2 berikut untuk melawan ancaman Muslim yang ingin menerapkan hukum Syariah dan mempertahankan budaya mereka tanpa menunda apapun lagi:

• Batasi masuknya Muslim ke tanah
non-muslim dan hanya menerima Muslim yang mau menerapkan cara hidup barat yang sekuler.
• Melarang Muslim mendirikan mesjid dan madrasah di tanah
non-muslim, karena tempat ini akan digunakan para imam Islam untuk meracuni otak Muslim untuk membenci Yahudi, Kristen dan orang2 non-Islam lainnya.
• Pihak Barat harus mengawasi mesjid untuk tahu betul apa yang diajarkan para imam di sholat Jumat dan bagaimana mereka mendidik anak2 Muslim di madrasah. Imam atau ustad yang berani mengajarkan kebencian terhadap
non-muslim pada murid2nya harus ditangkap dan dihukum.
• Selain memerangi teroris2 Muslim di Irak, Pakistan, dan Saudi Arabia, Pemerintah Barat juga harus meminta semua negara2 Muslim menghentikan ajaran Islam penuh benci kepada murid2 Muslim. Pihak Barat tidak boleh ragu2 dalam menerapkan kekuatan politik dan ekonominya terhadap negara2 Islam, jika mereka menolak mentaati permintaan ini.
• Pihak Barat tak punya pilihan selain melakukan hal ini terhadap negara2 Islam, jika mereka ingin menghentikan ancaman Islam pada Barat dan sekutunya. Jika pihak Barat gagal melakukan hal ini, maka yang terjadi adalah bencana buruk bagi seluruh
umat manusia di dunia. Yang akan terjadi adalah pihak Barat dan negara2 non-muslim di Timur akan kehilangan banyak nyawa dan hancur ekonominya. Karena itulah, pihak Barat tidak boleh berhenti sampai tujuan perjuangan berhasil dicapai.

FP: Bagaimana pihak Barat bisa menerapkan nasehatmu sambil tetap menjadi negara yang mendukung kebebasan beragama dan kebebasan individu?
Aghar: Untuk bisa melindungi warganya dari terorisme Islam dan mencegah Muslim menguasai negaranya di masa depan, yang harus dilakukan pihak Barat adalah mengikuti hukum dan UU yang telah mereka miliki dan merubah sedikit cara berpikir mereka. Perkenankan aku menjelaskan apa yang kumaksud:

1. Setiap negara di dunia punya aturan Visa (ijin tinggal sementara) dan mereka hanya mengijinkan orang asing masuk ke negaranya secara sah saja. Negara Barat bisa dengan mudah mengamati orang2 Muslim yang masuk ke negaranya dengan peraturan Visa yang lebih ketat.
2. Sudah cukup banyak mesjid2 dan madrasah2 di negera Barat untuk masyarakat Muslim. Karena sudah terbukti bahwa banyak imam dan ustad yang menggunakan tempat ini untuk menyebarkan kebencian dalam diri anak2 Muslim terhadap
non-muslim, terutama Kristen, Yahudi, dan pagan, maka pihak Barat berhak untuk mencabut ijin penggunaan bangunan dan juga memasang camera TV untuk mengamati kegiatan di tempat itu. Memonitor khotbah para imam tidaklah melanggar hak azasi mereka atau pun Muslim manapun, tapi ini merupakan langkah penting untuk melindungi anak2 Muslim agar tidak dicekoki kebencian oleh guru2 Islam mereka.

Terlebih lagi, dalam Islam, Allâh sendiri juga mematai-matai musuh2 sang Nabi untuk melindunginya dari ancaman bahaya. Allâh mengakui akan hal ini dalam Qur’an:
Q 4:108
mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allâh, padahal Allâh beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allâh tidak redlai. Dan adalah Allâh Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.

Ayat ini akan mampu membungkam protes Muslim terhadap Pemerintah
non-muslim yang memonitor ucapan para imam dan ustad mereka, karena jika Allâh suka mematai-matai musuh Muhammad, maka pihak keamanan negara Barat juga halal dong melakukan hal yang sama demi melindungi warganya terhadap rencana jahat musuh2 negara.

Terlebih lagi, kebebasan beragama dan hak kebebasan warga negara hanyalah bagi mereka yang menghargai dan menghormati hak dan kebebasan tersebut. Kau tidak berhak protes atas penangkapan teroris Muslim dengan alasan Muslim berhak melaksanakan perintah jihad Islam memerangi
non-muslim di negara Barat. Karena itu, usaha memerangi terorisme Islam tidak akan mempengaruhi toleransi beragama dan kebebasan warga negara Barat. Malah negara Barat harus melakukan segala hal untuk melindungi warganya dan keamanan negaranya dari ancaman apapun berdasarkan ideologi agama.

FP: Mohammad Asghar, terima kasih atas wawancara dengan Frontpage Interview.
Asghar: Terima kasih kembali
.






*Dari Frontpagemag.com on Sept, 2008.