SWARA NON-MUSLIM

Blog ini di-dedikasikan bagi kalangan non-muslim Indonesia!

Hi guys, apa kabar? Gimana keadaan di Indonesia sekarang?

FYI:

Sementara blog ini sedang di maintenance silakan click blog ini

-------> nabimuhamad.wordpress

Semua artikel di blog itu bisa langsung di download (PDF file). Juga tersedia terjemahan buku-buku "subversif" dalam bhs Indonesia yg tidak mungkin boleh diterjemahkan & disebarkan secara 'legal' di negara-negara mayoritas islam, include Indonesia, karena akan bikin para muslimer penganut "agama damai" itu ngamuk bin kalap.

Buruan download ebook-nya mumpung belum disensor oleh muslim yg ketakutan islamnya dibongkar habis kepalsuannya.

Untuk info lainnya silahkan email aku: namasamaran@riseup.net atau follow twitterku:@islamexpose

Selamat datang dalam Terang Kebenaran. God bless you all




BUKAN ORANGNYA, TAPI AGAMANYA

KALAU ISLAM AGAMA JELEK,

KOK PENGIKUTNYA BAIK-BAIK?


Yth Ali Sina,

Saya membaca banyak artikel dan debatmu. Ijinkan saya mengajukan beberapa pertanyaan.

Kau tidak percaya akan Tuhan yg menciptakan alam semesta ini. Jadi kalau begitu, apa tujuan hidup tanpa kepercayaan pada Tuhan dan kdp siapa kita mempertanggungjawabkan kelakuan kita? Mengapa kita perlu berbaik hati kalau tidak ada Tuhan yg menjadi tombak tanggung jawab kita? Jika tidak ada Tuhan, mengapa saya tidak jadi WTS saja atau korupsi atau apalah? Buat apa berbaik-baik?

Dan kemana saya jika mati nanti? Apakah kita sekedar debu-kah?

Kedua, kau mengatakan bahwa Quran adalah buku kebencian, kebiadaban dsb. Tetapi katakan, mengapa saya menjadi baik setelah mempelajari Qur'an? Percayalah, saya begitu bandel saat berusia 13-17, melakukan berbagai tindakan tidak senonoh dan hampir melakukan tindak kejahatan yg anda tidak dapat bayangkan.

Saya membaca Qur'an karena ajakan teman-teman saya. Setelah saya membacanya saya menjadi anak baik, patuh pada orang tua, teman-teman, memulihkan hutang-hutang saya dsb dst.

Jadi tolong jelaskan, mengapa anda bilang Qur'an adalah buku kebencian, padahal saya menjadi manusia yg lebih baik karenanya?

Tolong jawab pertanyaan saya agar saya tidak lagi pusing.

Thank you.
- P J

--------------------------


Dear PJ,

Kepercayaan kpd mahluk pencipta alam semesta adalah pilihan pribadi. Saya memilih utk tidak percaya kpd mahluk yg mencampuri urusan pribadi saya, tapi saya penuh dgn rasa cinta kasih spt yg diajarkan orang-orang jaman baheula.

Apakah hidup kita memiliki tujuan? Jelas! Setiap orang harus mencari tujuan hidupnya. Tujuan hidup saya adalah utk menjadi orang baik dan berbakti kpd sesama umat manusia.

Saya ingin menambahkan pengetahuan dan pengertian agar menjadikan bumi ini tempat yg lebih baik. Saya ingin menjadi instrumen perdamaian. Inilah tujuan hidup saya yg saya pilih sendiri dan tidak dipaksakan orang lain. Tujuan hidup kita bersama adalah utk memajukan peradaban manusia, memperbaiki hidup generasi berikutnya dan juga memperbaiki otak dan pengertian kita dgn mempelajari kesalahan masa lalu.

Tujuan hidup lebah adalah utk berbakti kpd sarangnya dan memberi makan bagi generasi lebah berikutnya. Mengapa tujuan hidup kita harus berbeda dari mereka? Mengapa kita tidak dapat menjadi lebah dlm sarang yg disebut umat manusia? Mengapa kita harus menciptakan ideologi dan agama yg saling membunuh yg sebenarnya hanya hasil ciptaan fantasi kita sendiri?

Tidakkah aneh, kalau tujuan hidup ini hanya utk memuja sebuah mahluk? Sebuah mahluk yg menciptakan manusia utk memuja-mujanya adalah mahluk narsistik genit yang senang dipuja-puja.

Bahkan kalau Tuhan pencipta alam memang eksis, Ia tidak mungkin mencipta karena ingin dipuja-puja, bukan? Ini ide tolol. Apalagi mengancam umat manusia yg menolaknya dgn siksaan dahysat diakhir hidup nanti. Hanya seorang idiot total yg percaya ketololan macam ini. Ingat bahwa orang pandaipun bisa jadi seorang idiot.

Cerita-cerita ttg mahluk pencipta ini merupakan isapan jempol orang sakit spt Muhamad yg begitu ingin dipuja-puja. Ia tahu bahwa kalau ia meminta pengikutnya utk memuja DIRINYA, orang pasti akan menolak. Nah, ia menciptakan ego bayangannya bernama Auwloh dan menganggap dirinya rasul si Auwloh itu dan menuntut kepatuhan total dari pengikutnya.

Yang jelas, pun kalau Tuhan eksis, Muhamad BUKAN rasulnya. Muhamad dikenal sbg Kotham dan Halabi pada 53 tahun pertama kehidupannya. Ketika ia hijrah ke Medinah, ia merubah namanya menjadi Muhamad (yang dimuliakan) karena ia seorang narsisis dan haus pujaan.

Tujuan saya disini bukan utk membuktikan Tuhan eksis. Tujuan saya adalah meyakinkan orang bahwa Islam adalah BOHONG BESAR dan Muhamad adalah pembohong psikopat yg keji.

Kau bertanya mengapa kita harus berlaku baik kalau tidak ada Tuhan. Ketahuilah bahwa alam semesta ini diatur oleh hukum alam. Kalau kita melanggar hukum-hukum ini, maka kita harus menanggung risikonya. Contoh, kalau kau memasukkan tanganmu dalam kompor, tanganmu akan garing dan kau meraung-raung kesakitan.

Sains membuktikan bahwa kalau kita menyalahgunakan alkohol, maka otak dan kesehatan kita akan menanggung konsekwensinya dan paling parah, orang yg kita paling sayangi-pun akan terkena konsekwensinya. Tapi perlukah ada mahluk magis yg harus memperingatkan kita bahwa kalau kau langganan narkoba kau akan ke neraka? Bukankah pengetahuan dan pengalaman (orang lain) sudah cukup utk mendorongmu utk berlaku baik? Bukankah kau ingin menghindari neraka di bumi ini?

Sama spt prostitusi. Seluruh masyarakat akan terkena dampaknya. Sama dgn sex diluar pernikahan, sex dini, sex serampangan. Sepanjang sejarah umat manusia, orang diwanti-wanti akan kelakuan-kelakuan macam ini. Ada yg menyebut ajaran itu ‘agama’, ada juga yg menyebutnya ‘ajaran’ atau ‘filosofi’. Tetapi mereka semuanya hanyalah bentuk pemikiran logika dan nalar kita.

Adakah sebuah masyarakat yg menganggap prostitusi baik, zinah baik dan sex serampangan baik? Islam adalah satu-satunya ajaran yg membungkus prostitusi dgn alasan Ilahi dan menyebutnya “perkawinan sementara atau Mut’ah”. Mut’ah bukan perkawinan, mut’ah adalah prostitusi dgn para Mullah sbg mucikarinya.

Kebebasan berekspresi memang bagus. Tetapi di Barat, ini disalahgunakan dan sex serampangan dipromosikan secara luas dan dianggap normal. Dan berlakulah gaya hidup terlampau bebas dan hedonisme. Tapi jangan salah, di negara Islam keadaan juga tidak manis: tekanan, opresi, korupsi, kebodohan, kepicikan, keterbelakangan menjadi ciri khas negara Islam.

Kenyataannya, negara-negara agama jauh lebih korup dari masyarakat sekuler. Kurangnya kebebasan di negara-negara berdasarkan religius mengakibatkan kemunafikan dan ketidakmoralan bawah tanah. Sheik-sheik Arab secara rutin pergi ke India utk mencari perawan. Mereka pulang setelah melampiaskan nafsu sexnya, dan ini semua direstui Islam. Para mullah Iran menjadi kaya raya karena melegalkan prostitusi macam ini dan mengadakan ‘human trafficking’ dgn menjual gadis-gadis miskin Iran sbg budak sex orang Arab.

Di negara-negara Islam, korupsi dan imoralitas disembunyikan secara ketat sementara semua orang memakai topeng alim/soleh. ‘Munafik,’ itu nama permainannya. Hypocrisy is the name of the game.

Memang kita mendengarkan banyak cerita ttg orang yg memperbaiki
hidup mereka setelah diselamatkan oleh ‘agama.’ Kenyataannya, mereka telah menyelamatkan diri sendiri. Mereka memutuskan utk keluar dari hidup mereka yg kotor. Agama sama sekali tidak ada hubungannya. Agama adalah ‘external stimuli.’ Itu saja .

Contoh, kau perokok berat dan tahu bahwa rokok tidak baik bagi kesehatan. Tapi kau keranjingan. Sampai suatu hari dokter memperingati bahwa kau hanya memiliki waktu 6 bulan utk hidup. Realitas ini membuat anda shock. Dan andapun mulai berhenti merokok. Nah, apakah si dokter itu yg menyelamatkan dirimu? Apa yg ia lakukan hanyalah menanamkan rasa takut dlm hatimu. Itu saja. Pada akhirnya, kau sendiri yg dapat memutuskan keselamatanmu atau tidak. Mengapa kau tidak berhenti sebelumnya? Karena kau belum cukup takut. Tapi sekarang, kau takut MATI! Itulah membuatmu berubah.

Contoh lain, kau tidak bisa jalan karena encok di kaki. Tiba-tiba kau melihat ada singa menghampirimu. Dan apa yg terjadi? Kau lari secepat kilat. Kau lupa sakit yg melumpuhkan kakimu dan kau lari sekencang mungkin. Nah, dari mana kekuatan itu? Dari Auwloh? Jin? Tidak. Itu semuanya datang dari dirimu sendiri.

Manusia yg sanggup kontrol diri dan sanggup membuat keputusan masuk akal, mengikuti hukum alam akan menikmati hidup bahagia. Mereka tahu bgmn hidup dgn benar dan bertindak dgn benar. Tetapi mereka yg lemah, tidak dapat mengontrol diri dan mudah tergoda nafsu perlu faktor ketakutan utk membatasi tindakan mereka.

Islam adalah isapan jempol seorang psikopat, dan ketakutan adalah alat dominasi yg digunakan semua psikopat. Muhamad menggunakan rasa takut utk memanipulasi pengikutnya dan memaksa mereka melakukan apapun yg diinginkannya. Rasa takut memang cara kontrol yg paling ampuh. Jika seseorang menempelkan pistolnya pada jidatmu, kau akan melakukan apa saja untuknya. Kenapa? Karena kau TAKUT! Oleh karena itu islam adalah doktrin yg didasarkan pada ketakutan (‘a fear-based doctrine’). Bukan didasarkan pada pengetahuan (It’s not knowledge-based); tapi ‘fear-based’.

Orang dgn karakter lemah, mereka yg tidak memiliki kontrol atas nafsu mereka, nah, merasakan bahwa Islam memang cocok bagi mereka. Mereka ingin agar orang lain memasukkan rasa takut dlm diri mereka, dan Islam memang paling ahli dalam hal ini. Auwloh digambarkan sbg mahluk perkasa yg dapat menyiksa manusia dgn cara sesadis mungkin di hari kiamat nanti.

Kau masih bisa berbicara dgn otak pada maling yg menodongmu dgn pestol, tetapi dgn Auwloh, jangan coba-coba berbicara dgnnya dgn menggunakan otakmu. Auwloh tidak mentolerir pertanyaan. Ia menuntut ketaqwaan dan kepercayaan buta.

Ketakutan akan neraka dan hukuman berat adalah tema utama Islam. Malah "NERAKA" adalah subyek yang nongol terus dlm Quran. (lihat index) Tema neraka muncul 200 kali, disusul dgn "Hari Kiamat" yg tampil 180 kali. Ketiga adalah "Kebangkitan kembali" yg diulangi sebanyak 118 kali. Dan keempat adalah Iblis atau Setan. Jadi jelas menanamkan rasa takut adalah SATU-SATUNYA pesan dlm Quran. Rasa takut ini menjadi sangat berakar dlm benak setiap Muslim. Setiap pemikiran mereka dikontrol oleh rasa takut.

Mungkin sekarang kamu bertanya, jika hasilnya bagus, dan orang ybs berubah menjadi baik, apa salahnya ‘rasa takut’?

Tidak semua orang memiliki karakter kuat dan memang ada orang yg perlu dimotivasi dgn ketakutan. Yah, kamu memang benar. Ketakutan memang manjur dan sering sukses! Tetapi tidak terhdp orang yg sehat otak dan jiwanya. Hanya orang yg kurang dewasa dan kurang PD memerlukan PERINTAH utk membuat mereka berfungsi.

Maksud saya, banyak orang bisa jujur, baik dan soleh, TANPA agama. Saya sendiri tidak memiliki agama tetapi menjalankan hidup yg berahlak; tidak minuman keras/tidak narkoba/emoh sex bebas, menipu, apalagi memperkosa, membunuh. Banyak orang atheis yg menjadi tonggak kebenaran dan kebajikan.

Orang yg pada dasarnya baik tidak memerlukan agama utk membuat mereka baik.

Ketika saya Muslim di Iran dulu, seluruh kelakuan saya dimotivasi oleh rasa takut. Saya sangat takut mendekati alkohol. Tetapi sekarang saya bisa sungguh menikmati segelas anggur atau bir dingin sekali sehari dan menyesal mengapa saya tidak dari dulu menikmatinya.

Saya tahu mengapa Muhamad melarang alkohol. Suatu hari, Ali pergi ke toko seorang Yahudi dan ketika ia keluar ia melihat bahwa benjolan di punggung ontanya hilang. Ia marah dan selidik punya selidik ternyata pamannya, Hamzah, selagi mabok memotong benjolan onta itu. Terlalu memang. Nah, oleh karena itu Muhamad melarang alkohol. Tapi tidak ada alasan mengapa kita tidak dapat menikmati segelas anggur.

Seumur hidup saya belum pernah mabuk, karena berbeda dari pamannya Muhamad, saya mampu menguasai diri. Malah segelas anggur baik bagi kesehatan jantungmu. Kuantitasnya yang penting. Makanan saja, kalau berlebihan, bisa membuat anda sakit. Tapi tidak ada orang yg melarangmu makan, hanya karena beberapa orang nanti akan sakit karena tidak mampu mengontrol nafsu makan mereka.

Tapi bgm dgn orang lemah? Apakah tidak lebih baik ada faktor takut shg menjaga mereka agar tetap bergerak lurus di jalan yg benar? Bukankah dlm hal ini agama memberi sumbangan positif?

Memang agama bisa menjadi sumbangan positif. Memang ada orang yg tidak dapat hidup tanpa agama. Tapi kalau kau perlu agama, mengapa harus pilih Islam? Islam, agama yg menjadi pilihan pelaku criminal itu?!?

Point saya adalah, apa yg dilakukan Muhamad bukanlah hal yg baik. Ya, ia melarang mencuri, memperkosa, membunuh, membohong dsb, tapi ia sendiri memerintahkan pengikutnya utk mencuri harta, memperkosa dan bahkan membunuh non-Muslim. Mereka yg masuk Islam bisa mengatasi masalah mereka lewat rasa takut dan mereka juga bisa dipengaruhi secara NEGATIF oleh ajaran kebencian Islam dan menjadi teroris. Kepercayaan mereka kpd Islam membuat mereka mengatasi kelemahan-kelemahan spt minum, judi atau main perempuan, tetapi mereka kemudian menjadi robot pembunuh.

Beberapa hari lalu saya menerima email dari teman saya. Saya akan rangkum dibawah ini, sbg contoh pengaruh negatif Islam bagi pengikutnya.

Hi Ali,
Kemarin saya di chatroom internet dan mulai ngobrol dgn cewek ini. Ia mengatakan telah dibesarkan di AS dan gaya hidupnya sangat tidak islami. Setelah agak kenal sedikit saya mengatakan padanya bahwa saya Muslim Shi’ah. Tapi setelah itu... ehhhh... ia tidak lagi mau ngobrol dgn saya. Ia malah mengatakan bahwa semua orang Shi’ah adalah 'anjing,' atau bahasa Arabnya, 'kalb' dan bahwa mereka bukan Muslim tulen …. Jadi gadis munafikun ini yg melakukan sex bebas dan hal-hal lain yg haram, berani-beraninya mengatakan bahwa saya bukan Muslim beneran.
- (Reza).


Nah, kasus yg dialami Reza ini khas. Wanita AS ini muslimah dan hasilnya? Ia membenci orang yg belum pernah ditemuinya. UUD AS mengajarkan bahwa setiap orang adalah sederajad, terlepas dari warna kulit ataupun agama. Tetapi begitu ia berpapasan dgn Islam, ia membenci siapapun yg beda dgn agamanya.

Saya juga menerima email dari seorang wanita yg pacaran dgn Muslim dan secara tidak sadar ia mulai membenci Yahudi di kantornya. Kata-katanya spt ini : “Yah, namanya jg Yahudi, tahu dong Yahudi memang minus kelakuannya…”

Inilah problemnya dgn Islam.

Memang agama lain juga menggunakan faktor ‘takut’ dlm doktrin mereka. Tetapi ajaran mereka secara keseluruhan bukan ajaran biadab. Mereka sering mengajarkan cinta kasih, kebajikan, pengampunan dsb dst, kecuali yg mengajarkannya pendeta jalang. Tapi kebanyakan pendeta adalah orang-orang baik. Orang baik selamanya juga akan berlaku baik, bahkan kalau mereka meninggalkan agama mereka.

Ibu Teresa-pun kalau dilahirkan sbg atheis tetap akan mengajarkan kebaikan, cinta kasih, pengampunan dsb dst. Tetapi ia diinspirasi oleh ajaran Kristen. Dan agama itu tidak menghalanginya utk berbuat baik, malah membuatnya tambah baik dan mendedikasikan seluruh hidupnya bagi orang lain.

Tapi seandainya Ibu Teresa dilahirkan sbg Muslim, bgmn kelakuannya? Ini tergantung dari Ibu Teresa memilih jadi manusia baik atau Muslim baik. Utk menjadi Muslim baik, Ibu Teresa harus menganggap non-Muslim najis. Ia tidak boleh berteman dgn non-Muslim. Jika ia menjadi perawat, ia tidak boleh menyentuh pasien lelaki. Ia harus membenci Hindu, Yahudi dan Kristen, dan siapapun yg bukan Muslim. Ia tidak dapat memperlakukan Muslim dan non-Muslim secara sederajad. Sbg Muslim baik, Ibu Teresa harus memprioritaskan pasien Muslimnya terlebih dahulu.


Menguji mana agama yg benar bukan tergantung dari berapa banyak ajaran baiknya, tetapi berapa banyak ajaran BURUKnya. Memang mengherankan bgmn orang sangat pandai hanya memandang ajaran Islam yg baik-baik saja dan sama sekali tidak menggubris ajaran jeleknya.

Banyak Muslim mengeluh, mengapa hanya melihat pada jeleknya saja? Jawaban saya: kalau anda menyebut agama anda sbg yang paling sempurna, mengapa ada satupun ajaran Islam yg jelek?

Alasan kau menjadi baik adalah karena kau tidak mendalami Islam. Pengetahuan dan pengertianmu ttg Islam hanyalah di permukaan saja. Tapi begitu kau mulai membaca Quran dgn seksama maka kemungkinan hanya dua: kau akan meninggalkan Islam, atau kau menjadi teroris!

Saya yakin kebanyakan Muslim memang orang baik. Dan begitu mereka disadarkan akan kepalsuan Islam, mereka akan menjauh dari Islam. Saya yakin sepenuhnya bahwa akhir Islam sudah dekat. Islam sudah dihancurkan. Buktinya baca saja artikel-artikel di situs (www.faithfreedom.org) atau blog ini. Tantangannya adalah bgm membawa kabar ini ke semua Muslim. Jangan kau takut dgn jumlah Muslim yg satu milyar.

Islam spt rumah kartu, fondasinya sudah keropos. Tinggal tunggu waktunya saja. Kau tinggal memilih, mau ikut kami, atau ikut Muslim yg semakin hari semakin dibenci dan dijauhi spt penyakit LEPRA.






BUKAN ORANGNYA,

TAPI AGAMANYA


Masalahnya dengan Islam radikal, bukannya Muslim yg berkelainan jiwa, pengidap psychotic sociopath yg perlu kita khawatirkan. Yang menjadi masalah dengan Islam radikal adalah kemampuannya untuk merayu orang baik-baik, pandai, manusiwai dan berbudi baik sampai menjadi pelaku-pelaku perbuatan ekstrim.

Inilah sebabnya kita tidak bakal bisa meyakinkan Muslim bahwa memang ada problem dengan agama mereka. Pengalaman pribadi mereka sendirilah yang mengajari mereka bahwa, sebagai contoh, semua muslim yang mereka kenal, teman dan famili mereka, adalah orang baik, lembut dan murah-hati. Mereka menghubungkan ini dengan Islam. Tapi saya menghubungkan ini dengan sifat kemanusiaan belaka…

Pengalaman saya tinggal di sebuah negara Islami memang banyak Muslim baik-baik. Tapi masalahnya adalah agamanya yg sangat absolut menuntut kemutlakan, begitu ‘murninya’ sampai tidak memperbolehkan sedikitpun ruang bertanya atau keraguan tentang dogmanya, dan tidak ada kritisi dari dalam.

Setelah menciptakan mitos mengenai monodiety (tauhid, satu Auwloh) yang absolut, Islam seolah-olah seperti telah meloloskan ‘jin dari dalam botol’ yg tidak bisa dimasukkan kembali. Prinsip Islam ini begitu kuat, sementara struktur agamanya juga begitu lemahnya sampai-sampai Islam menjadi serupa internal combustion engine (mesin pembakaran internal) yang dindingnya sudah meledak dan menciptakan kebakaran besar. Prinsip dasar Islam ini mungkin memang cukup bagus dan mungkin berguna tapi tidak bisa dikendalikan begitu diterapkan pada lingkungan yang berbeda.

Hasil bersihnya mungkin positif kalau tidak ada faktor-faktor external. Namun sifat Islam yang kukuh-kolot tidak akan membiarkan pengikutnya untuk bertindak dengan keikhlasan hati yang cukup untuk bisa menerima non-muslim sebagai mahluk yang sederajad.. Muslim dilarang kawin campur dengan non-muslim (kecuali non-muslim masuk Islam) dan dalam banyak hal lain menentang asimilasi (contoh: di Barat). Jadi ketika Islam diperkenalkan kepada lingkungan non-Islam, ketegangan pun tidak dapat lagi dihindarkan dan seringkali menjadi kekerasan.

Bagi para Muslim yang mungkin membaca ini saya akan terus-terang saja. Sebagai manusia anda bisa saya terima, saya menghargai anda dan banyak kalangan anda, yg saya tahu, saya akan bangga untuk menganggap anda teman. Namun agama anda itu, maaf-maaf saja, saya tidak bisa menerimanya dan bahkan merasa wajib untuk melawannya karena agama anda adalah sumber dari sekian banyak masalah.

Pym Fortun dari Belanda tewas karena dia berani jujur. Islam tidak menyumbang kebaikan apa-apa bagi Eropa. Hal yang sama juga berlaku bagi banyak negara lainnya…

Meskipun saya selalu percaya bahwa semua orang boleh beribadah kepada apa saja yang mereka yakini, apa pun itu namanya, saya tidak dapat mentoleransi penyebaran Islam yang berkelanjutan tanpa ada satu pun upaya moderasi dari absolutisme yang demikian mendarah-daging. Dan karena kelihatannya tidak mungkin untuk memoderatkan Islam, pilihan satu-satunya adalah untuk menentangnya…

Sebagaimana telah disebut dalam posting-posting terdahulu, beberapa politisi saat ini telah sampai kepada kesimpulan yang sama. Dari Australia sampai England, para politisi mulai sependapat bahwa untuk tinggal di negara-negara mereka (Barat) Muslim-lah yang harus menerima supremasi dan kedaulatan hukum di wilayah-wilayah mereka di atas segala hukum dan keyakinan-keyakinan lain. Dan jika anda tidak dapat menerima hal itu, silahkan anda pergi sajalah ke tempat lain…

Demokrasi di Barat adalah hasil kesepakatan (konsensus) bersama, demokrasi harus diterima oleh semua pihak sebagai sebuah kesepakatan sosial agar masyarakat kita dapat melangsungkan kehidupan. Masalah tentang Islam ini ialah bahwa Islam selalu ngotot untuk harus meninggikan posisinya di atas segala kesepakatan/perjanjian sosial atau politis (dengan kata lain = mengacaukan keharmonisan).

(Anda tidak percaya? Bacalah berita dunia dan anda mengerti bahwa 90% kerusuhan didunia diakibatkan oleh Islam.)

PS: lihat sendiri subforum Islam dalam Berita Internasional.




The Problem is Islam,

Not Muslims


Kita harus membedakan antara Muslim dan Islam. Muslim adalah orang, mahluk manusia seperti anda dan saya dengan sifat baik, harapan, dan aspirasi-aspirasi yang menjadi ciri kita semua umat manusia; tapi Islam adalah doktrin yang mengajarkan manusia menjadi benci kepada sesama manusia lainnya. Kebanyakan Muslim tidak tahu apa-apa tentang Islam. Rata-rata Muslim masih percaya bahwa Islam adalah agama damai karena nama itu diturunkan dari kata damai. Banyak Muslim yakin bahwa Muhammad itu orang jujur. Mereka tidak tahu tentang kejahatan-kekejian yang dilakukan sang nabi islam itu dan bahwa dia ini adalah sosok pendendam yang telah membunuh orang-orang tak berdosa tanpa rasa bersalah sedikitpun. Mayoritas Muslim percaya bahwa Muhammad menghapuskan perbudakan dan tidak mengetahui bagaimana buasnya dia menyerang penduduk tak berdosa dan membantai mereka serta mempebudak anak-anak dan istri mereka. Mereka masih percaya bahwa Muhammad mengawini begitu banyak bini demi melindungi mereka dari "kelaparan" namun tidak tahu detil dari kejahatan & kebejatan skandal seks dan nafsu bejadnya.

Mayoritas Muslim adalah orang baik-baik karena mereka tidak tahu Islam yg sebenarnya. Dan ya, memang ada banyak orang-orang baik dan saleh di antara mereka, tetapi penyebabnya bukanlah Islam. Orang Muslim baik-baik tanpa Islam, dan mereka itu baik karena mereka tidak mengikuti perintah-perintah Quran.

Mereka yang tertarik masuk Islam dapat dipisah menjadi dua golongan. Kelompok pertama menemukan bahwa Islam itu menarik dan sesuai dengan karakter kriminal mereka. Mereka membunuh, menganiaya sesamanya, menjadi teroris dan menjalankan Quran dan Sunnah dengan sangat riang dan tanpa rasa malu sedikitpun. Anda akan menjumpai type macam ini di antara kaum semacam Taliban, para Mullah Iran, dan kaum teroris Islam di manapun (termasuk di Indonesia ini).

Kelompok yang lainnya adalah yang terkejut dan muak ketika mereka melihat kebenaran sejati tentang Islam dan meninggalkannya. Jika anda seorang Muslim, tanyakanlah diri anda pada golongan yang mana anda berada? Sesudah mempelajari kebenaran sesungguhnya mengenai Islam dan menyaksikan sendiri bukti-bukti yang disodorkan di hadapan anda, anda dan saya tidak lagi berada dalam kelompok mayoritas yang "naif/tidak tahu". Yang saya maksud "tidak tahu" adalah ketidaktahuan akan Islam. Sekarang anda tahu kebenaran mengenai Islam dan apa yang ada di dalam Quran. Jika anda memilih Islam setelah mempelajari kebenaran sesungguhnya, anda ada di jalur yang berbeda dari mereka yang mengutamakan kelayakan sebagai manusia, kebenaran, dan kebaikan yang pantas. Di sinilah watak asli pribadi masing-masing diperlihatkan. Di sinilah garis perpisahan antara yang baik dan yang jahat ditarik. Anda bisa memilih untuk mengikuti yang baik dan meninggalkan Islam; atau anda memilih terus mengikuti kultus kegelapan penanam kebencian penuh pembunuhan ini dan menolak kelayakan bermanusiawi dan kebaikan.

Di sinilah di mana kita memperlihatkan watak asli kita. Kita semua telah membaca ayat-ayat Quran yang dipenuhi dengan kebencian/kedengkian sama dengan yang telah saya baca, riwayat-riwayat kejahatan sang Nabi yang sama dengan yang sudah saya baca. Namun reaksi kita berbeda. Kejahatan-kejahatan itu tidaklah sejalan dengan sifat saya dan sifat banyak orang jujur lainnya. Namun justru bagi beberapa orang mereka tidak punya masalah apapun untuk menerima kejahatan-kejahatan itu. Beberapa di antara kita menderita shock setelah mempelajari apa yang Muhammad lakukan pada Safiyah, yaitu memperkosanya setelah membunuh ayahnya dan pada hari yang sama pula membantai suaminya dan banyak sanak-keluarganya; beberapa orang lain tidak merasa apa-apa. Beberapa di antara kita muak membaca detil-detil kisah holocaust pertama yang disebabkan oleh Muhammad, pembantaian massal dgn darah-dingin terhadap kaum Yahudi di Arabia; bagi beberapa yang lain itu sih tidak ada apa-apanya.

Beberapa di antara kita bergidik sewaktu membaca bahwa sang nabi islam biasa menteror lawan-lawannya seperti seorang gangster atau preman jalanan, tidak menunjukkan belas-kasihan bahkan terhadap kakek usia 120 thn dan seorang ibu beranak bayi 5, yang kesalahannya hanya karena ia mengarang sebuah syair yang membuat si nabi kebakaran jenggot. Hal ini tidak berarti sesuatu apa pun bagi beberapa Muslim. Kita merasa muak sewaktu kita diberitahu bahwa orang ini, sang nabi Auwloh membakar perkebunan dan menghancurkan sumur-sumur sumber air minum, pokoknya membenarkan segala cara demi mencapai tujuan yang diinginkannya.

Bagi beberapa orang ini malah dianggap tanda-tanda seorang tokoh besar. Beberapa di antara kita terguncang sewaktu membaca kelakuan si nabi menyerang kafilah-kafilah pedagang, menjarah-merampoki kota-kota, memperbudak penduduk, memerintahkan supaya para tawanan perempuan yang diperolehnya dari perang diperkosa dan memperkaya diri sendiri dengan cara merampas harta benda korban-korbannya dan menjual si empunya sebagai budak. Bagi beberapa Muslim kesemuanya itu malah jadi bagian yang terpuji dari sosok seorang rasul.

Jika itu yang anda rasakan, ya jelaslah anda dan saya memegang nilai-nilai yang sangat berbeda. Tuhan yang saya percaya adalah yang benar-benar murni kasih-sayang. Ia tidak membunuh, tidak merampok, menjarah, dan tidak mengutuki. Tuhan saya tidak memerintahkan pemerkosaan, tidak menjagal nyawa orang, Ia tidak membeda-bedakan dan tidak menamakan sebuah kelompok manusia sebagai si najis. Tuhan saya bukanlah khairul makerin sang "maha penipu", seperti yang dia jabarkan dalam Quran dan juga bukan seorang tirani yang bengis. Ia tidak membakar siapa pun dalam api dahyat yang menyala-nyala selamanya karena seseorang telah gagal mengenali dan memuja diriNya. Jika setelah mempelajari fakta-fakta ini, masih juga anda seorang Muslim maka bagi anda semua di atas oke-oke saja. Semua akhirnya bermuara pada siapa diri kita ini dan nilai-nilai apa yang benar menurut hati nurani kita.

Jika saya percaya ada Setan, saya sudah pasti akan katakan, Auwloh Islam itu adalah Setan sebab perbuatan-perbuatannya menyingkapkan identitas aslinya dan sepak-terjangnya berciri Setan. Namun sebagaimana yang telah saya katakan, bahwa memang ada Muslim yang mengikuti Islam bukan karena Islam itu baik tapi karena Islam semata-mata mengukuhkan nilai-nilai (bengis) yang mereka asli pegang. Untungnya mayoritas umat, yang menamakan diri mereka Muslim, memiliki nilai-nilai yang berbeda daripada yang diajarkan oleh Islam. Mereka percaya pada kebaikan, kelayakan, kepada persamaan status semua orang tidak pandang kepercayaan dan jenis kelamin. Mereka percaya pada cinta dan bukan kebencian dan mereka ingin merangkul seluruh kemanusiaan dengan bersahabat, bukan membunuhi manusia dengan alasan agama mereka tidak benar.

Orang-orang inilah yang sewaktu sadar melihat wajah Islam sebenarnya akan terus meninggalkannya (murtad). Dan dikarenakan pengetahuan ini tersebar dengan sangat cepat, jutaan orang Muslim meninggalkan Islam dan eksodus ini sedang memperoleh momentum. Sedikit masa lagi tidak akan ada yang tertinggal dari Islam kecuali sebuah nama buruk dan kenangan yang pahit. Namun tidak semua Muslim akan meninggalkan Islam. Para penjahat dan mereka yang memang dari sananya sudah dipenuhi kebencian akan tetap setia kepada Muhammad sama juga seperti tetap akan ada neo-nazi yang masih mengelu-elukan Hitler. Tetapi jumlah mereka akan susut dan daya bahaya mereka akan tertahan.

Sumber:
http://www.faithfreedom.org/oped/sina50918.htm
http://www.annaqed.com/english/s_readings/its_not_the_person_its_the_r eligion.html
http://www.faithfreedom.org/Articles/sina/islamvsmuslims.htm
www.annaqed.com